Bab 13 - PENOLAKAN AURORA

2K 314 6
                                    


Ya, siapapun juga akan merasa malu ketika dibicarakan seperti itu. Aurora merasa seperti perempuan yang tak memiliki kehormatan lagi sekarang. Dia tak sanggup menatap Paman dan Bibinya, apalagi menatap Angelina yang pastinya akan semakin membencinya.

"Apa?! Tidak mungkin! Kalian tidak mungkin!" Angelina berseru keras sembari bangkit dan pergi meninggalkan ruang tamu, sedangkan ibunya tampak berusaha untuk menenangkn Angelina, bangkit dan mengikuti Angelina.

"Mohon maaf, Pangeran. Hal ini cukup membuat kami terkejut." Paman Aurora membuka suaranya lagi.

"Saya mengerti. Saya meminta maaf karena hal ini terjadi. Namun, saya tetap menginginkan restu dari Paman dan Bibi untuk menikahi Aurora," ucap Pangeran Tristan lagi dengan bersungguh-sungguh.

Paman Aurora menatap Pangeran Tristan dan juga Aurora secara bergantian, setelah itu, dia menghela napas panjang dan berkata, "Baiklah, restu saya menyertai Anda Pangeran, dan juga Aurora," ucapnya hingga membuat Pangeran Tristan tersenyum lega.

Bagi Pangeran Tristan, satu masalah telah teratasi. Hanya selangkah lagi untuk mendapatkan Aurora seutuhnya. Sebentar lagi perempuan ini akan menjadi miliknya seorang... Ya, Pangeran Tristan tak sabar dengan hal itu...

******************

Bab 13 – Penolakan Aurora

Setelah berbicara dengan keluarga Aurora, Pangeran Tristan mengantarkan Aurora hingga ke depan kamarnya. Dia melakukan hal itu seperti yang sudah dilakukan oleh Liam.

Aurora sendiri hanya diam saja. Bahkan, sejak tadi pagi ketika masih di dalam istana, dia hanya diam. Aurora merasa bahwa hak-haknya sedang dibungkam, pendapatnya sedang tak dihiraukan, karena itulah, dia merasa bahwa tak ada gunanya membuka suara saat ini.

Sampai di depan pintu kamarnya, Aurora menghentikan langkahnya, begitupun dengan Pangeran Tristan. Aurora berharap jika Sang Pangeran segera pergi meninggalkannya, namun rupanya, Pangeran Tristan memilih tetap berdiri di sana seolah-olah ingin mengatakan sesuatu padanya.

"Kau baik-baik saja, bukan? Kulihat, kau hanya diam sejak sarapan tadi," Pangeran Tristan membuka suaranya. Dia merasa bahwa Aurora sangat pendiam sekarang, dia tak suka melihatnya, meski sebenarnya Pangeran Tristan tahu bahwa sikap diam yang ditampilkan oleh Aurora adalah karena ulahnya.

"Aku harus bicara apa? Bukankah aku tak memiliki hak untuk mengemukakan pendapatku?" tanya Aurora dengan nada tajam.

Pertanyaan Aurora tersebut seolah-olah menampar Pangeran Tristan. Aurora seakan-akan menunjukkan kekecewaannya, bahwa seperti apapun juga perkataan Aurora, tak akan ada yang mendengarnya.

"Aku melakukan ini semua demi kebaikanmu, Aku ingin bertanggung jawab atas perbuatanku." pada akhirnya, Pangeran Tristan berkata dengan penuh penekanan.

"Kebaikan apa? Aku tidak apa-apa. Pangeran tak perlu bertanggung jawab."

"Aurora! Kau tak bisa menolak lagi! Bagaimana jika kau hamil? Bagaimanapun juga, kau akan mengandung benihku, keturunanku, calon raja selanjutnya. Aku tak bisa membiarkan anakku lahir di luar pernikahan, karena jika hal itu terjadi, kelak dia tak akan mewarisi takhtaku."

"Tapi aku tidak hamil, Pangeran."

"Belum." Pangeran Tristan mengoreksi cepat. "Kita tak bisa mengambil resiko." Pangeran Tristan masih tak ingin mengalah.

"Kenapa Pangeran melakukan ini? Aku akan menikah, kenapa Pangeran melakukan hal ini padaku?" lirih Aurora.

Pangeran Tristan tak bisa melihat Aurora yang seperti itu, perempuan itu tampak tersiksa dengan keputusannya. Namun, apa boleh buat, dia tak bisa melakukan apapun, kan? Rasa cintanya terlalu besar, rasa inginnya untuk memiliki diri Aurora tak dapat lagi dia bendung. Hanya dengan cara seperti inilah dirinya mendapatkan Aurora.

PRINCE TRISTAN (Modern Kingdom Seri TERAKHIR)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang