Publish Date:
Surakarta, 29 Agustus 2024Salam hangat,
Hiimryy.ch-•-•-•-•-•-•-•-•-•-•-
Dear, Raiya Naa Mahika.
"Kamu itu sebuah keajaiban yang tak pernah mengecewakan. Semburat senja yang dapat kumiliki secara nyata. Sayangnya, aku terlalu angkuh. Berjalan menjauh, padahal hatiku sedang ricuh karena mu."
- Bhumier San Lengkara -
-•-•-•-•-•-•-•-•-•-•-
Mangkunegara, 03 Februari 2023.
Seorang laki-laki berjalan cepat di gang-gang sempit pinggiran kota. Ia sedikit menunduk, menyembunyikan wajahnya yang sudah tenggelam dalam tudung hoodie berwarna hitam yang ia kenakan. Padahal, nyaris tidak ada manusia di sana.
Atau mungkin, wajahnya yang terlalu tampan hingga disembunyikan?
Ia berbelok masuk ke dalam sebuah tempat yang tampak seperti toko loak yang tak terurus. Banyak kardus-kardus, botol dan kaleng minuman yang berserakan memenuhi pelatarannya. Itu saja hanya luarnya, dalamnya bagaimana?
Eh, Don't judge by it's cover, guys!
Laki-laki itu melewati lorong yang terbentuk dari rak-rak barang yang saling berhadapan. Kondisinya cukup berdebu, sepertinya tidak pernah dibersihkan selama beberapa waktu.
Ia berhenti di rak paling belakang, tangannya meraba rak ketiga dari bawah. Sebuah benda yang seperti tombol menempel di ujung ruang rak itu, laki-laki itu lalu menekannya.
Tik...
Ceklek... Drrtt...Ajaib, rak itu berputar dengan sendirinya, menampilkan sebuah lorong gelap yang sepertinya menuju ke sebuah ruang rahasia. Laki-laki itu berjalan masuk, dan rak tadi menutup kembali secara otomatis.
"Darimana saja kau baru kembali?" Tanya laki-laki berparas barat-Shavian Athalla-sambil meraih bungkusan plastik yang dibawa oleh laki-laki tadi.
"Membelikanmu makan," jawab enteng laki-laki yang sialnya memang setampan itu saat tudung hoodie tak lagi menutupi wajahnya.
"Memangnya sejauh apa seorang Bhumier membelikanku makan hingga perlu waktu 48 jam?" sindir Shavian setengah dongkol.
Bhumier San Lengkara, pemilik manik biru savir yang tajam. Figur wajahnya tegas dengan aura dingin yang terpancar. Rambut hitam yang terkesan acak-acakan malah membuatnya semakin tidak manusiawi.
Wajahnya seperti pribumi yang memiliki hidung mancung bak perosotan anak TK. Warna kulitnya langsat terang, cukup untuk membuat kaum hawa terpikat. Ditambah postur tubuhnya yang membuat para Adam berbisik iri.
"Bagaimana?" Tanya Bhumier serius.
Ia mendekati deretan layar monitor yang tertata rapi di sisi ruangan, membuat ingat pada adegan-adegan film dengan tokoh hacker ulung. Layar-layar tersebut menampilkan rekaman CCTV dari berbagai lokasi, tetapi fokusnya hanya pada satu orang, gadis berambut gradasi zebra.
Dari salah satu layar, terlihat jelas kawasan sebuah apartemen. Di layar lainnya, tampak gadis tadi tengah bercanda dengan dua gadis lain di sebuah ruang perkuliahan. Tak ada keraguan lagi, semua ini menunjukkan bahwa gadis itu adalah target mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
GERHANA (On-Going)
Gizem / Gerilim| GERHANA | {On-Going} -•-•-•-•-•-•-•-•-•-•- Written by : hiimryy.ch Follow juga ↓↓↓ IG : @hiimryy.ch