[15]

70 15 11
                                    

~

Warning

~

---------

"Sooji-ah, apa kamu mau pulang? Aku melihat kamu merasa tidak nyaman"

Sooji menunduk menghela nafas pelan

"Bagaimana dengan ibumu?"

"Aku akan menjelaskannya"

Soojipun beranjak mengambil tasnya, Eunseo mempersilahkannya untuk keluar lebih dulu.
Walaupun begitu Eunseo tidak membiarkan Sooji pulang sendirian, ia akan menemani Sooji sampai ke rumahnya. Saat di perjalanan suasana terasa sangat hening, Eunseo maupun Sooji sibuk dengan pikirannya masing masing, Sooji mengeratkan jaketnya, AC mobil Eunseo sangat dingin, Eunseo menyadarinya dan langsung menggantinya ke mode hangat.

"Maaf, walaupun udara sangat dingin aku jarang mematikan AC nya"

Sooji membalasnya dengan senyuman canggung

"Aku--" "Sooji-ah"

Eunseo dan Sooji mengeluarkan suara nya secara bersamaan, Eunseo memberikan tatapan hangat ke Sooji

"Kamu dulu"

Sooji tidak sanggup menatap mata Eunseo, seolah rasa bersalah terus saja memojokan dan memaki dirinya.
Sooji yakin Eunseo sudah mengetahui sesuatu tentangnya, maka dari itu Sooji akan mengatakan pahitnya sekarang, agar Eunseo tak lagi kecewa padanya.

"Aku-----mencintai orang lain" Sooji menunduk, ia memejamkan matanya, dan membuang nafas yang berat sekali untuk dihembuskan.

Eunseo mencengkram stirnya kuat kuat, ia mengatupkan mulutnya rapat, nafasnya yang tercekat, membuat Eunseo tak kuat membuka suara, seperti ada sesuatu yang mengganjal di tenggorokannya, diam diam Eunseo menstabilkan nafasnya pelan pelan.

Eunseopun menepikan mobilnya sebentar, Eunseo menarik nafasnya dalam, dan membuangnya perlahan. Ia pun menatap Sooji yang duduk di sampingnya.

"Aku pikir kamu tidak bisa jatuh cinta, Sooji-ah. Aku takut sekali hatimu mati rasa, jadi aku berusaha untuk menghidupinya, tapi aku senang ada orang yang berhasil menghidupkannya duluan. Apapun yang membuatmu bahagia, aku akan turut bahagia"

Diluar dugaan Sooji, Eunseo memberikan senyum terbaiknya, Sooji memandangnya dengan tatapan teduh. Perasaan Sooji mulai berkecamuk, perasaan sedih hinggap di hatinya.

Eunseo menggenggam tangannya dan melanjutkan kalimatnya

"Berbahagialah dengan siapapun, karena yang terpenting adalah kebahagiaanmu, dengan siapapun itu. Aku pasti akan bahagia melihatmu bahagia. Tapi aku tidak akan menutup diri darimu, hubungi aku kapanpun kamu membutuhkan sesuatu, aku akan selalu berusaha untukmu, Sung Sooji"

Sooji membuang pandangannya keluar, ia menyembunyikan air matanya, hatinya semakin ditindas dengan rasa bersalah, seandainya rasa bersalah bisa melahirkan cinta, keadaan pasti akan lebih baik jika ia mencintai orang seperti Eunseo.

Di satu sisi, Eunseo menjadi salah paham, karena Sooji yang lebih memilih memandang keluar, dari pada menjawab pernyataannya, Hati Eunseo semakin hancur melihat kenyataan. Eunseo pun menarik nafas, seraya menghilangkan rasa sesak didalam dadanya. Ia kembali melajukan mobilnya untuk sampai ke rumah Sooji.

Sekitar 25 menit, merekapun sampai. Eunseo ikut keluar dari mobilnya, ia mengantar Sooji sampai ke depan pintu rumahnya.

"Istirahatlah, kamu terlihat sangat lelah"

BAD REVENGE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang