"Kau memiliki dua pilihan, Kirman. Kau tetap berada di Ragnarok, namun tentu saja kau akan mati detik ini juga. Pilihan terakhir, kau bergabung dengan Aliansi, namun kau akan selalu aku incar hingga nyawamu habis."
Kirman menggeleng tegas, apapun tawaran Ubi tidak akan mempengaruhi pilihannya. "Sudah aku katakan, Ubi. Aku lebih memilih untuk berada di sisi Aliansi."
Hati dan setengah jiwanya berada di tempat ini, bukan di Ragnarok. Walaupun belum ada hubungan romansa yang resmi di antara mereka, namun keduanya sama-sama memiliki perasaan untuk satu sama lain.
Kirman masih butuh waktu untuk mempercayai pemuda itu sepenuhnya, dirinya benar-benar tidak mau mengalami patah hati. Tentu Megi paham akan hal itu, mengingat tidak ada yang bisa dipercaya di dunia yang mengerikan ini. Dirinya akan selalu menunggu pria itu walaupun itu berarti harus menunggu untuk selamanya.
"Baiklah kalau begitu. Setelah ini, akan aku pastikan agar kau tidak akan pernah terlihat lagi di dunia ini." Selesai mengatakan hal itu, Ubi dan Jerry pun pergi meninggalkan tanah Centerra.
Setelah keduanya tidak terlihat lagi, para anggota Aliansi pun mengeluarkan Kirman dari penjaranya. Setelah keluar dari sana, pria manis itu kemudian meletakkan topeng Ragnarok di tanah dan membakarnya hingga lenyap.
"Meskipun kau memilih untuk bergabung dengan Aliansi, bukan berarti kau telah mendapatkan kepercayaan kami, Kirman," ujar Sean.
"Tenang saja, Sean. Kirman akan berada di bawah pengawasanku di Asgard," sahut Diablo sembari terkekeh. "Kalau dia berani macam-macam kepada Aliansi, aku yang akan bertanggungjawab."
"Baiklah." Noya pun menatap ke arah langit pagi yang cerah berawan. "Kalau begitu, lebih baik kita kembali ke tempat masing-masing sekarang."
Semua anggota Aliansi yang turut hadir di sana pun mengangguk. Diablo pun menoleh ke arah Megi. "Kau bawa Kirman pulang ke Asgard, Megi."
Megi mengangguk sebelum tersenyum ke arah Kirman, dirinya kemudian sedikit membungkuk agar pemuda manis itu dapat naik. Tentu saja Kirman menerima tawaran itu dengan senang hati dan segera duduk ke atas kedua bahu tegap milik Megi.
Kaguwir berjalan di depan bersama Maji dan Anna, di bagian tengah ada Kirman dan Megi, dan pada bagian belakang ada Diablo.
"Selagi kau membangun rumah, aku tidak keberatan jika kau tinggal di tempatku terlebih dahulu," ujar Megi, dirinya kemudian terkekeh. "Tenang saja, aku tidak akan melakukan hal-hal aneh kepadamu?"
"Apa maksud perkataanmu barusan, sialan? Kau membuat bulu kudukku berdiri," omel Kirman, yang tentu saja dirinya hanya bercanda. Sejauh dia mengenal Megi, tidak pernah sedikitpun pemuda itu menunjukkan niat buruk kepadanya.
Ataukah mungkin belum?
Kirman menggeleng, mencoba untuk menyingkirkan pemikiran buruknya terhadap pemuda itu.
Tidak butuh waktu lama hingga akhirnya mereka tiba di Asgard. Kaguwir pun menoleh ke arah Kirman. "Sebagai bayaran kami telah menerimamu di Asgard, kau harus membangun Asgard untuk kami."
Kirman mengangguk, dirinya tidak masalah dengan perkataan pria itu. Melihat persetujuan pria itu, anggota Asgard yang lain pun mengangguk sebelum meninggalkan kedua lelaki tersebut. Megi pun mengajak Kirman untuk datang ke rumahnya.
"Oke, jadi aku tidur di mana?" tanya Kirman saat memasuki rumah Megi yang tidak begitu luas, bahkan dapat dikatakan kecil.
"Yang jelas, tidak di ranjangku. Kasurku sangat sempit, tidak cukup untuk kita berdua," balas Megi, kemudian dirinya terkekeh. "Lagipula, orang lain bisa berpikir yang tidak-tidak jika melihat kita berdua tidur seranjang."
Kirman pun tertawa. "Jangankan tidur seranjang, Diablo saja saat melihat kita berbincang kemarin sudah berpikir yang tidak-tidak."
"Karena itu, nanti kau tidur di ruang bawah tanah, ya? Tepat di depan deretan peti hasil memancing milikku."
"Sialan."
T. B. C.
So don't forget to vote, spam comments, follow, and share if you like this story!
Vote lah anjay, ueueueu
KAMU SEDANG MEMBACA
KLANDESTIN
FanfictionMain cast : Megi (Megane) BxB area! Brutal Legends Universe! Tidak perlu pengakuan dari semesta untuk menyatukan dua insan, cukup keduanya yang mengetahui sebesar apa asmara yang bergejolak di dalam relung hati mereka. Dari hina menjadi terhormat, b...