ARJUNA [4]

372 33 34
                                    

𝐃𝐢𝐬𝐜𝐥𝐚𝐢𝐦𝐞𝐫⚠️

𝐂𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚 𝐢𝐧𝐢 𝐡𝐚𝐧𝐲𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐤𝐚𝐫𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐬𝐞𝐦𝐚𝐭𝐚. 𝐓𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐚𝐝𝐚 𝐬𝐚𝐧𝐠𝐤𝐮𝐭 𝐩𝐚𝐮𝐭𝐧𝐲𝐚 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐤𝐞𝐡𝐢𝐝𝐮𝐩𝐚𝐧 𝐚𝐬𝐥𝐢 𝐩𝐚𝐫𝐚 𝐭𝐨𝐤𝐨𝐡. 𝐃𝐢𝐛𝐮𝐚𝐭 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐭𝐮𝐣𝐮𝐚𝐧 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐛𝐞𝐫𝐬𝐞𝐧𝐚𝐧𝐠-𝐬𝐞𝐧𝐚𝐧𝐠.

𝐉𝐮𝐬𝐭 𝐚 𝐟𝐚𝐧𝐟𝐢𝐜𝐭𝐢𝐨𝐧 🧚‍♂️

Detak jam terus berbunyi. Sebentar lagi jam junghans akan berdetak lebih keras, menandakan tengah malam telah tiba. Sera masih setia dengan posisinya, menggait tali dari susunan sprei yang menggantung di jendela kamarnya. Menuruni dengan hati-hati agar tidak menciptakan suara.

Kedua heels dibuat melingkar layaknya sebuah headphone.

Setelah menuruni rangkaian tali sprei yang cukup panjang dan curam, akhirnya kaki telanjang serta tangan yang menenteng sepatu heels. Kini Sera telah mendarat sempurna pada tempat gudang rumahnya yang aman dari pengawasan monitor cctv rumah.

"Renald... Renald...bantu gue..." Ujarnya kepada lelaki yang terhalang oleh batas tembok yang tak terlalu tinggi itu.

"Caranya?..."

"Lo berdiri di atas motor. Nanti bantuin gue manjat."

Renald menuruti perintah aneh gadis strick parent itu. Menaiki motor sportnya dan mengambil posisi jongkok pada tembok yang tidak terlalu tinggi. Dan mengulurkan tangan.

Sera memasang tatapan waspada di sekeliling penjuru. Karena jujur, pencahayaan gudang yang meremang dan gelap, membuat penangkapan indra penglihatan jadi sedikit terganggu. Ditambah lagi suara kucing jantan mengaung keras hingga mengejutkan Sera.

"Ayo, Sera!. Cepet..." Renald menggoyangkan uluran tangan agar gadis itu cepat-cepat tersadar dari pengawasan sekitar.

Sera mencekal kuat lengan Renald. Merangkak secara perlahan dan pada akhirnya ia telah berhasil. Sedetik kemudian, dirinya melompat terjun ke bawah setelah mendengar aba-aba dari Renald.

"Awsss..."

Renald bangun dengan mudah. Sedangkan Sera masih tersungkur memegangi lututnya yang sedikit tergores oleh aspal, hingga menimbulkan bekas goresan disertai darah merah menyembul pada permukaan kulit yang terluka.

"Sera... Lo nggak apa-apa?."

"Nggak apa-apa sumpah. Gue lagi sehat banget..." Jawabnya mendengus kesal seraya meniup lututnya itu.

Renald datang menghampiri, seraya merogoh saku jaket kulit guna mengambil sebuah plester luka. Dan menempelkan pada lutut Sera yang terluka.

"Awsss..." Desis Sera sesaat plester itu melekat sempurna di atas sana.

"Katanya nggak apa-apa."

"Ya, minimal peka lah. Gue jatuh tersungkur masih ditanyai kek gitu."

"Basa-basi." Ujarnya lalu melepas jaket kulit untuk menutupi paha mulus Sera yang hanya mengenakan dress hitam pendek.

Sera tentu malu. Apa Renald sudah melihat isi dalamannya?. Semoga saja tidak.

"Berani banget Lo pake baju gini."

"Bodo!!!. Yang penting gue nyaman!!."

"Sera anak penurut sekarang bar-bar, ya!." Sindir Renald membuat Sera merenung atas perubahan sikap yang akhir-akhir ini ia alami.

ARJUNA [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang