ARJUNA [1]

421 30 11
                                    

𝐃𝐢𝐬𝐜𝐥𝐚𝐢𝐦𝐞𝐫⚠️

𝐂𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚 𝐢𝐧𝐢 𝐡𝐚𝐧𝐲𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐤𝐚𝐫𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐬𝐞𝐦𝐚𝐭𝐚. 𝐓𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐚𝐝𝐚 𝐬𝐚𝐧𝐠𝐤𝐮𝐭 𝐩𝐚𝐮𝐭𝐧𝐲𝐚 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐤𝐞𝐡𝐢𝐝𝐮𝐩𝐚𝐧 𝐚𝐬𝐥𝐢 𝐩𝐚𝐫𝐚 𝐭𝐨𝐤𝐨𝐡. 𝐃𝐢𝐛𝐮𝐚𝐭 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐭𝐮𝐣𝐮𝐚𝐧 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐛𝐞𝐫𝐬𝐞𝐧𝐚𝐧𝐠-𝐬𝐞𝐧𝐚𝐧𝐠.

𝐉𝐮𝐬𝐭 𝐚 𝐟𝐚𝐧𝐟𝐢𝐜𝐭𝐢𝐨𝐧 🧚‍♂️
_____________________

Dress putih selutut serta rambut yang dibiarkan tergerai indah, menjadi penampilan Serana malam ini. Langkah pendek bersusah payah menyamakan posisi langkah panjang Aryo. Lelaki berjazz hijau lumut tak lupa puluhan pin penghargaan menempel pada dada bidang paruh baya itu.

Dia tidak datang hanya berdua. Di belakang terdapat lima ajudan pribadi yang berbaris mengikuti setiap langkah mereka, serta sebuah benda menyerupai earphone dengan kabel berbentuk spiral menempel pada setiap sisi telinga. Tatapan tajam setajam elang selalu bersiap siaga menjaga kedua orang penting dari mara bahaya, yang sewaktu-waktu akan datang seperti dahulu.

"Serana, kamu duduk di sana, ya!." Ayah Serana terkadang lembut, namun juga terkadang seperti sore menjelang petang tadi. Sikapnya tak bisa tertebak, tergantung perbuatan Serana padanya.

Serana mengangguk patuh. Sedikit mengelus area pantatnya sebelum duduk pada sebuah kursi kayu mewah.

Lima ajudan kembali mengikuti langkah Aryo, namun tiba-tiba terhenti. "Arjuna..."

Lelaki berbadan kekar segera bersiap. "Siap, Ndan."

"-tolong jaga Serana ya!." Ujarnya tenang namun terdengar tegas.

Arjuna segera mengangguk patuh, berbalik badan untuk menemani Serana yang duduk seorang diri.

Kedatangan Arjuna disambut dengan senang oleh Serana. Namun, wajah tegas saat melakukan pekerjaan tak bisa diubah. Sebisa mungkin berekspresi datar tanpa membalas senyuman Serana. Karena memang itulah tugasnya.

"Om Arjuna..." Serana berbisik lirih diiringi kikikan kecil setelahnya.

Serana memang gadis yang hidup dalam kesedihan. Namun, bukan berarti ia harus menjadi pendiam dan tegas seperti ayahnya. Sikap kekanak-kanakan tak bisa dihilangkan. Centil, genit sudah hal sewajarnya bagi seorang gadis perempuan.

Apalagi saat bersama Arjuna, dia cenderung manja kepada laki-laki itu.

Arjuna adalah Ajudan terpecaya Aryo sejak enam tahun silam . Lebih tepatnya, Arjuna diminta untuk menjadi ajudan Aryo, pada saat Serana menduduki bangku SMP. Lelaki berpangkat mayor, menarik perhatian Aryo karena sebidang prestasi yang digeluti di dalam militer. Membuat sang jenderal tertarik untuk merekrutnya menjadi ajudan pribadi.

Telunjuk Arjuna mendarat sempurna pada bibir tebalnya. "Sssttt...jangan berisik." Ujar si pria berjas hitam serta dasi merah loreng-loreng.

Disaat itu juga, Serana membekap mulutnya. Dengan senyuman yang masih enggan luntur. "Okeyy om ganteng, hihi."

Serana kembali fokus kedepan, melihat sang ayah sedang berpidato dengan gagahnya. Baret hijau lumut hampir menutupi sebagian alis tebalnya. Wajah wibawa serta suara barinton yang khas selalu menjadi kebanggan tersendiri bagi Serana.

Serana bangga, sangat!.

Memiliki sosok ayah seperti Aryo adalah kebanggaan tersendiri bagi Serana. Aryo adalah sosok ayah yang bertanggung jawab, dan bijaksana. Walau cara didikannya sedikit keras, Serana yakin. Ayahnya hanya ingin yang terbaik bagi Serana kedepannya.

ARJUNA [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang