Zeana kini telah pindah ke kelas 11/IPS-2 yang sebelumnya ia berada di kelas 11/IPA-1 dan tentu saja Jeiyo juga ikut pindah bersama dirinya. Jeiyo selalu menempel kemanapun Zea pergi apalagi saat ia mengetahui bahwa Zea pindah ke kelas crush nya tentu saja Jeiyo sangat bersemangat untuk ikut pindah.
Zea telah mengkonfirmasi pada wali kelas barunya bahwa ia adalah murid pindahan dari kelas IPA. Kini mereka duduk di bangku pojok belakang sembari menenggelamkan wajah mereka di dalam lipatan tangan masing-masing, mereka tidur.
"Itu siapa yang tidur?" tanya sang wali kelas yang merupakan guru matematika.
"Bangunkan mereka" perintah bu Liona.
Murid lain yang mencoba membangunkan mereka membuat Jeiyo terbangun dari tidurnya namun tidak dengan Zea, ia masih terlelap tanpa merasa terganggu sedikitpun.
"Jeiyo ayo cuci muka kamu di kamar mandi dulu" perintah bu Liona yang langsung Jeiyo laksanakan, ia bangun dari duduknya lalu pergi ke kamar mandi.
"Ze bangun woy!" murid yang duduk di depan bangku Zea sudah mulai kehilangan kesabaran melihat Zea yang kebo, ia bahkan mengguncang bahu Zea dengan kencang.
Bu Liona melihat ke arah Ze yang sama sekali tidak terganggu dengan guncangan yang temannya berikan. Liona hanya menggelengkan kepalanya melihat Zea yang tidak kunjung bangun, ia membiarkan saja lalu lanjut menjelaskan materi di depan.
•••
Sepulang sekolah Zea kini berada di ruang guru karena ia membantu gurunya itu membawakan buku tugas yang di kumpulkan teman sekelasnya. Keadaan ruang guru memang sepi karena di dalam ruang guru masih terdapat beberapa ruangan lagi di dalamnya khusus bagi setiap wali kelas. Ruangan guru sangatlah luas, dari depan terdapat banyak meja yang tersusun berjejer dari depan hingga kebelakang mungkin terdapat sampai lima puluh meja, belum lagi terdapat sekitar empat puluh ruangan lagi khusus untuk setiap wali kelas. Tidak heran karena sekolahan Zea memang sekolah swasta yang biaya pertahun nya saja bisa mencapai puluhan juta bahkan bisa lebih.
"Taruh meja situ saja Ze" ucap Bu Liona yang langsung Zea turuti.
"Bu masih ada lagi yang saya bantu?" tanya Zea yang dijawab gelengan kepala oleh Liona.
Liona adalah guru cantik berpostur tubuh tinggi ramping dengan bola mata coklat terang yang indah, tatapannya teduh, bulu matanya lentik, hidungnya runcing dengan tulang pipi yang telihat, bibirnya tipis berwarna kemerahan alami. Bu Liona adalah guru yang terkenal sabar dan paling baik, suaranya juga merdu bahkan saat sedang marah ia masih bisa tersenyum meskipun ia sedang serius. Sikapnya yang baik, lembut dan dewasa itu membuat banyak siswa ingin menarik perhatian sang guru namun Liona hanya menanggapi mereka selayaknya guru kepada muridnya.
Guru perempuan yang ada di SMA itu kebanyakan memang menggunakan jilbab begitu juga Bu Liona yang menggunakan jilbab segi empat simpel yang salah satu ujungnya di model tempatkan ke samping bahunya agar terlihat rapi. Bu Liona selalu mengenakan rok span panjang dengan atasan baju panjang sepaha juga menggunakan sepatu simpel ataupun pantofel. Penampilan Bu Liona yang sederhana namun mampu memancarkan aura yang tidak biasa bahkan terlihat elegan dan menawan. Kecantikan Bu Liona sudah terpancarkan secara alami tidak heran mengapa murid-murid terlebih para siswa sangat caper pada Bu Liona.
"Sudah tidak ada, terimakasih ya Ze" ucap Bu Liona dengan lembut.
"Gitu doang makasihnya?"
"Kamu mau apa?"
Cup
Zea mengecup singkat bibir tipis wali kelasnya setelah itu ia tersenyum puas, sedangkan Bu Liona kini membelalakkan mata kaget. Ya... setelah berpacaran beberapa minggu yang lalu itu, saat bertemu dengannya Zea memang lebih berani melakukan physical touch, Zea tidak bisa jika tidak menyentuh Liona seperti saat ini.
"Zea kamu benar-benar!"
"Kenapa emangnya?" Zea menaikkan satu aslinya dengan senyuman menggoda Bu Liona.
"Ini masih di sekolah Ze jaga sikap kamu" tegur Bu Liona.
"Berarti kalau di rumah boleh?" goda Zea membuat Liona menggelengkan kepalanya.
"Tunggu kamu 18 tahun dulu Zea"
"Kelamaan sekarang aja"
"Satu bulan lagi kamu ulang tahun kan?"
"Kenapa gak nikah sekarang aja sih? aku kan udah 17 tahun udah legal lah buat nikah" Liona menggelengkan kepalanya heran melihat tingkah kekanak-kanakan calon pendamping hidupnya ini.
"Terserah kamu aja deh Ze" Liona menyerah, ia memilih duduk di kursinya dan mengecek buku tugas anak muridnya.
Sedangkan Zea, ia duduk di kursi yang tersedia tepat di depan meja Liona yang sedang fokus mengecek buku-buku itu.
"Bu... " panggil Zea membuat Liona berdehem tanpa menoleh ke arah Zea.
"Iya kenapa Ze?"
"Ibu cantik tau, kenapa ibu mau nikah sama anak kecil terus tengil kayak aku?" tanya Zea membuat Liona terkekeh kecil.
Ia menatap Zea yang nampak menatapnya dengan ekspresi serius, Liona tersenyum ia mencubit pelan hidung mancung Zea.
"Gombal banget, kamu belajar dari mana hm?" Bu Liona terlihat tersenyum manis melihat Zea yang hanya menatapnya dengan tatapan yang berbinar dengan senyuman yang lebar.
"Aku jujur tau Bu, aku udah gak sabar banget buat nikahin ibu"
"Fokus sekolah Ze" jawab Bu Liona.
"Nggak ah fokus membina rumah tangga yang baik aja sama ibu" gombal Zea lagi dengan senyuman menggoda nya.
"Ahaha ya ampun Ze... Ze... kamu belajar gombal dari mana sih" tawa merdu Liona menguar membuat Zea juga iku tertawa kecil.
"Bu..." panggil Zea lagi.
"Apa Ze? kalau kamu ganggu saya terus kapan saya selesainya"
"Iya udah deh aku diem" Zea terus memperhatikan Bu Liona yang terlihat sangat cantik jika sedang serius seperti ini.
Tidak lama setelah Zea diam kini gantian Liona yang mengomeli Zea, bagaimana tidak, tugas yang Zea kerjakan semua jawabannya salah tidak ada satupun yang benar.
"Kamu kalau di kelas pas pelajaran saya juga tidur, terus tugas juga kamu ngerjain asal-asalan kayak gini, kamu mau saya laporin ke Daddy kamu?" ancam Bu Liona dengan kedua tangan di pinggang.
"Jangan bu... " cicit Zea, ia menundukkan kepalanya sesekali melirik Liona yang nampak serius memarahinya kali ini.
"Oh... kalau gitu saya kasih syarat aja, saya mau menerima tunangan dari kamu kalau nilai matematika kamu diatas remedial"
"Loh jangan dong Bu besuk kan kita udah mau tunangan, aku gamau pernikahan kita di tunda-tunda"
"Ya sudah kalau kamu gak mau saya bisa aja laporin ini ke Daddy kamu"
"Oke-oke aku bakal belajar lebih giat lagi biar bisa dapat nilai matematika yang bagus gimana? aku nggak akan ngevape dan gak akan bolos di jam mata pelajaran apapun, tapi pertunangan kita jangan di tunda ya" Zea mencoba membuat kesepakatan dengan Bu Liona dan tampaknya guru cantik itu setuju.
"Oke deal kamu janji?"
"I'm promise"
Hari ini udah upload dua chapter sekaligus jadi yang chapter ini sedikit aja yaa ehehe...
KAMU SEDANG MEMBACA
Menikahi Bu Wali Kelas (gxg)
Teen FictionGimana jadinya kalau orang yang dijodohkan denganmu itu adalah wali kelas mu sendiri? dan dia seorang perempuan! Langsung gass baca aja... AREA 18+❌❎🚫 WARNING AREA GXG/GL/LGBT/LESBI/PELANGI BAGI YANG TIDAK MENYUKAI GENRE SEPERTI INI/HOMOPHOBIC DAP...