Zea sedang ngevape di balkon kamarnya hingga ia mendengar suara kamar terbuka, dengan reflek ia menoleh kearah sumber suara.
"Zea" tidak di sangka itu adalah Liona yang datang.
"Kamu ngevape lagi?" Zea melirik Liona sebentar lantas segera menjauhkan vape dari Liona.
"Kamu janji kan udah gak akan nyentuh barang itu lagi?" marah Liona, namun Zea hanya diam.
"Zea! aku bicara sama kamu" dengan langkah tegas, Liona berjalan menghampiri Zea.
"Maaf" hanya satu kata itu namun membuat Liona semakin jengkel dengan Zea.
"Kamu ngingkarin omongan kamu sendiri Ze..."
Zea tidak menatap kedua netra Liona, bahkan ia terkesan menghindari tatapan Liona yang menajam itu. Liona yang kesal, langsung merebut vape milik Zea yang remaja itu letakkan di belakang tubuhnya.
"Ini aku bawa, kalau kamu mau ngevape minta ke aku" tegas Liona, Zea hanya diam menurut.
Keheningan melanda mereka, dengan pikiran yang kalut dan tubuh yang lelah, Zea menatap nanar Liona. Sedangkan perempuan itu ia masih menatap Zea sengit ia begitu marah dengan remaja didepannya ini.
"Mari bercerai"
Plak
Tamparan keras itu langsung mendarat di pipi kiri Zea, hingga wajahnya menoleh kesamping, Liona benar-benar emosi sekarang.
"Aku capek Ze, kamu selalu minta cerai tapi udah berapa kali aku bilang aku gak mau cerai sama kamu Ze" mata Liona memerah menahan tangis sekaligus emosi.
"Aku juga capek" ucap Zea lirih.
"Kenapa kamu selalu minta cerai Ze? kenapa?" Liona mencengkeram bahu Zea dan memukuli pelan dada remaja itu untuk meluapkan kekesalannya.
"Aku cinta sama kamu Ze kenapa kamu gak percaya? hiks" isakan lemah itu terdengar membuat hati Zea merasa sakit juga.
"Bu, aku udah kehilangan kepercayaan aku pada ibu kalau pernikahan ini terus berlanjut bisa aja aku terus kecewa dan ga bisa menerima ibu makanya daripada nantinya kita saling menyakiti, ibu yang masih berhubungan dengan dia ibu lanjutkan aja dan aku akan lebih baik jika itu terjadi"
Plak
Lagi-lagi tamparan keras itu mendarat di pipi Zea, ia merasakan panas menjalar di pipinya. Tamparan Liona memang tidak main-main.
"Apa yang ada di otak kamu itu huh?"
"Kamu mikir apa? apasih yang kamu pikirin? kamu pikir aku udah nglakuin apa aja sama Arez ha?"
"Bu... udah lah"
"Udah gimana? kamu pikir aku udah making love sama dia ha? kamu pikir aku udah gak virgin? kamu pikir aku semurahan itu?"
"JAWAB ZEA!" bentak Liona, dadanya naik turun emosi nya meluap.
"Lantas apa lagi yang harus aku pikirin ketika ngelihat kamu masuk ke kamar hotel sama dia bu? cuma berdua?" Zea menatap lemah kearah Liona yang berdiri di depannya.
"Aku gak tau darimana kamu tau aku masuk kesana, kita gak cuma berdua Zea" jelas Liona.
"Aku tadi nganterin Jeiyo ke hotel punya papahnya Bu, dan aku ngelihat istri aku masuk kesana dengan seorang pria yang memeluk pinggangnya mesra" Zea meneteskan air matanya, lagi-lagi hatinya perih mengetahui Liona yang masih tetap melakukan kesalahan yang sama.
Zea memegang dadanya dan memukulnya pelan tepat pada bagian jantung nya.
"Hati aku sakit bu, aku terus-terusan kecewa dan aku takut suatu saat rasa percaya aku ke ibu hilang sepenuhnya" lirih Zea, ia menatap lekat kedua netra coklat terang Liona yang mengkilat basah karena air mata yang terus mengalir dari kelopak matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menikahi Bu Wali Kelas (gxg)
Teen FictionGimana jadinya kalau orang yang dijodohkan denganmu itu adalah wali kelas mu sendiri? dan dia seorang perempuan! Langsung gass baca aja... AREA 18+❌❎🚫 WARNING AREA GXG/GL/LGBT/LESBI/PELANGI BAGI YANG TIDAK MENYUKAI GENRE SEPERTI INI/HOMOPHOBIC DAP...