Setelah pernikahan mereka tidak ada yang terjadi, bahkan Zea tidak memperdulikan apapun yang Liona lakukan namun masih tetap menghargai setiap perlakuannya. Sedangkan Liona beberapa kali juga masih bertemu dengan Arez tanpa memberitahukannya kepada Zea.
"Zea makan dulu..." Liona menyiapkan sarapan untuknya dan Zea.
Seperti biasa, Zea tidak akan menolak apapun yang Liona berikan sebagai bentuk menghargai. Semarah apapun Zea namun ia tidak pernah berbuat sekasar itu pada Liona. Hanya dentingan sendok yang terdengar di sela mereka menghabiskan sarapan. Seperti biasa setelah makan Zea mencuci piring bekasnya begitu juga Liona, keduanya nampak diam.
"Ze nanti sepulang ngajar aku mau keluar ya sama temen aku"
"Iya" jawab Zea singkat, memang sudah biasa Liona pergi dengan berbagai alasan namun Zea hanya menanggapi seadanya.
Mereka tidak berangkat ke sekolah bersama, Zea menaiki motor custom bobber nya sedangkan Liona menaiki mobil miliknya sendiri. Sesampainya di sekolah, seperti biasa Zea hanya diam dan langsung mendudukkan diri disamping Jeiyo.
"Ze gue rasa akhir-akhir ini lo berubah"
"Berubah gimana? gue tetep jadi manusia kok ga berubah jadi monyet"
"Yeuu bukan gitu bambang!"
"Ya lu-nya sendiri ngomong gak jelas"
"Oalah gue tau nih penyebabnya! lo gak dapet jatah ya dari Bu Liona"
"Sstt mulut lo Je" Zea kesal kerena Jeiyo kalau ngomong tidak pernah di filter dulu dan tidak tau tempat.
"Gue ada hadiah nih buat pernikahan kalian, kan gue belum sempet ngasih kado pernikahan kan, jadi sekarang aja gue kasih ke elo" Jeiyo memberikan kotak berwarna putih yang entah apa itu isinya.
"Wih apaan nih? awas aja isinya aneh-aneh" Zea menatap curiga pada kotak itu.
"Nggak, itu isinya lo pasti suka karena bisa ngebantu banget" sangkal Jeiyo.
"Yaudah thanks" ucap Zea akhirnya. Ia memasukkan kotak itu kedalam tas ransel miliknya.
"Yoi"
"Btw lama ya kita gak main basket? main basket yok!" ajak Jeiyo yang langsung disetujui oleh Zea.
"Gass"
Saat mereka berada di lapangan basket, terlihat beberapa anak juga berada di sana tengah bermain tanpa banyak bicara Zea dan Jeiyo ikut bergabung.
"Oy Ze oper gue!" teriak Jeiyo dari samping ring basket.
Dengan mudah Zea mengoper bola kepada Jeiyo, setelah mengoper ia berlari mendekati ring basket untuk berjaga-jaga. Dan benar saja saat hendak memasukkan bola ke ring, Jeiyo justru gagal karena dari belakang seseorang menangis bola itu. Zea langsung melompat dan menangkap bola yang sempat ditangkis, ia men dribble bola dan mengoper nya ke belakang.
"Udah langsung shoot aja" mendengar hal itu, Zea langsung menangkap operan dari teman satu tim nya dan segera melempar bola dari tengah lapangan basket.
Plung
Bola basket itu masuk kedalam ring, Zea menyunggingkan senyum tipis melihat lemparan nya yang sesuai.
"Keren banget bruh" Jeiyo mengusap-usap kepala Zea.
"Gue patahin tangan lo baru tau rasa Je" dengus Zea.
"Wow wow galak banget mbak nya" Jeiyo langsung mengangkat kedua tangannya kesamping, dan tidak menyentuh rambut Zea lagi.
"Ini kita jamkos?" tanya Zea.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menikahi Bu Wali Kelas (gxg)
Teen FictionGimana jadinya kalau orang yang dijodohkan denganmu itu adalah wali kelas mu sendiri? dan dia seorang perempuan! Langsung gass baca aja... AREA 18+❌❎🚫 WARNING AREA GXG/GL/LGBT/LESBI/PELANGI BAGI YANG TIDAK MENYUKAI GENRE SEPERTI INI/HOMOPHOBIC DAP...