04.

4K 191 1
                                    

Di pagi harinya Zea tidak masuk karena ia sedang berada di perusahaan pusat milik papahnya yang berada di luar kota tempat Zea tinggal. Ia tidak lupa selalu mengirimi pap dan menghubungi tunangannya di sela kesibukan yang Zea jalani. Ia akan kembali pulang dalam tujuh hari ke depan, namun baru saja lima jam berada di kota itu Zea tidak tenang karena Liona yang tidak menjawab satu pun pesannya dari pagi.

Karena resah terus memikirkan Liona, ia yang berada di ruang meeting bersama papah dan petinggi perusahaan lainnya untuk mengevaluasi jalannya perusahaan mahu tidak mahu harus berhenti memikirkan Liona sebentar, ia mencoba meyakinkan dirinya bahwa mungkin saja Liona sedang sibuk mengajar jadi tidak bisa menjawab pesannya.

Setelah tiga jam berlalu, meeting telah selesai kini Zea berada di dalam ruangan Papahnya lebih tepatnya ia duduk di kursi tepat di depan meja kerja papahnya. Sedari tadi ia hanya diam, karena setelah meeting selesai ia membuka room chat nya dengan Liona ternyata belum ada satupun pesan dari perempuan itu.

"Ze kamu pelajari semua berkas perusahaan ini biar nanti dibantu Alea asisten papah" ucap Zico Papahnya Zea.

"Iya pah"

"Kamu kenapa? sedang ada masalah dengan Liona? kenapa sedari tadi papah perhatikan kamu melamun setelah selesai meeting?"

"Gak apa-apa pah"

"Oiya Ze temui Ayah kamu di penjara sudah berapa tahun kamu terakhir tidak mengunjungi Ayahmu?" tanya Zico.

"Pah... please, jangan bahas itu sekarang ya" tegas Zea membuat Zico menghela nafas.

"Zea bagaimanapun dia adalah ayah kandung kamu terlepas dari semua perbuatan bejatnya dia tetap ayah yang kalau tidak ada dia tidak ada kamu" ucap Zico dengan deep voice nya bermaksud memberikan tanda kepada Zea bahwa ia sedang dalam mode serius. Zea mengerti akan kode itu tapi ia memilih tidak ingin membahas nya lebih lanjut.

"Kalau papah terus-terusan ngebahas dia mendingan aku ke Daddy aja deh"

"Dasar tukang ngambek" cibir Zico.

"Pah... Daddy kapan balik ke negara ini sih? betah banget perasaan di negara seberang sama mommy" Zea mencibikkan bibirnya kesal

"Kamu gak tau kalau Daddy mu itu bucin akut?" Zico memutar bola matanya malas.

"Tapi apa dia gak kangen sama anaknya yang lucu ini" Zea memberikan gestur menggelikan dengan mengembangkan kedua pipinya hingga bibirnya mengerucut kedepan.

"Papah geli melihat tingkahmu yang sekarang sok imut itu Ze" Zico bergidik ngeri membuat Zea terkekeh.

Setelah pembicaraan itu, tiba-tiba hening melanda, mereka berdua sama-sama terdiam entah karena sebab yang tidak jelas. Mereka sedang menyelami pikiran masing-masing Zea yang menatap kosong pemandangan dari balik kaca tembus pandang ruangan itu. Sedangkan Zico yang menatap Zea dengan tatapan yang sulit sekali untuk diartikan.

"Jangan menyembunyikan sesuatu dari Papah Ze" ucap Zico tiba-tiba.

"Huftt Liona tidak menjawab pesanku dari tadi" jawab Zea dengan lemah.

"Hahaha belum ada satu hari kamu sudah merindukan tunangan mu itu hm?" tawa khas bapak-bapak.

"Ah Papah" Zea malu digoda oleh papahnya.

"Pah... kenapa dulu papah tidak marah ketika tahu Zea menyimpang?" tanya Zea, ia menatap serius tepat kearah bola mata indah berwarna hijau kecoklatan milik pria itu.

Zico tersenyum simpul, ia balas menatap kedua netra coklat gelap berbentuk elang dengan tatapan sayu milik remaja didepannya ini. Mereka jarang sekali deeptalk seperti sekarang, karena mereka yang jarang mengobrol santai akibat sibuk dengan urusan masing-masing. Namun kedekatan mereka sebagai seorang ayah dan anak sangat terlihat jelas bagi siapapun yang melihatnya.

Menikahi Bu Wali Kelas (gxg) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang