Chapter 23

742 98 16
                                    

HAPPY READING TEMEN-TEMEN.
JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENTAR.

______

Lynne menarik napas panjangnya, membiarkan pandangannya kosong menatap sungai spree yang terlihat tenang ketika malam hari.

Detik berikutnya ia melirik ke arah Freen yang saat itu tengah menunggu jawabannya.

"Aku benar-benar bingung harus bagaimana sekarang. Mengingat semua itu rasanya sangat menyakitkan, tapi aku juga tidak bisa melupakannya. Feraya meminta aku untuk melupakan semuanya setelah kejadian besar yang menimpa kami berdua. Apa dia tidak menyadari? Aku melakukan untuk pertama kalinya bersamanya."

Setelah berhasil mengatakan hal itu, Lynne kembali meneguk minumannya dengan kasar, ia tak peduli ketika hawa panas mulai menggerogoti kerongkongannya dengan sempurna.

Patricia melihat dengan jelas betapa rapuhnya Lynne, sahabat yang selalu ia sayangi, saat mendengar cerita itu. Mata Lynne berkaca-kaca, wajahnya tampak begitu terluka, dan hal itu menyakiti hati Patricia. Ia merasakan kemarahan yang tak bisa ditahan lagi, darahnya mendidih, amarah bergejolak tanpa bisa dihentikan.

Kedua tangannya terkepal erat hingga buku-buku jarinya memutih. Feraya orang yang pernah begitu ia percayai telah menyakiti sahabat terdekatnya.
Dengan gerakan cepat Patricia merengkuh tubuh gadis itu, ia membiarkan Lynne jatuh ke dalam pelukannya yang hangat.

Hingga pada akhirnya suara isak tangis itu tak bisa dibendung lagi oleh Lynne. Rasa sakitnya kian menjalar ketika jemari Patricia membelai rambutnya yang setengah basah oleh tetesan air hujan.

“Cia, apakah tidak ada satu pun orang yang mencintaiku?” Lynne bertanya, meskipun ia sudah tahu jawabannya, Patricia akan menjawab dengan sangat lantang bahwa ia mencintai Lynne. Sangat mencintai Lynne.

"Lynne, tolong jangan katakan hal seperti itu. Aku mencintaimu, dan aku peduli padamu lebih dari yang mungkin bisa kamu lihat. Apa kamu sadar berapa banyak malam yang kuhabiskan tanpa tidur, hanya menunggu kamu pulang dengan selamat? Setiap kali kamu pergi, hatiku selalu dipenuhi kekhawatiran. Semua itu karena kamu begitu berharga bagiku."

Patricia mengatakan hal tersebut dengan sangat lantang, dan Freen sama sekali tidak merasa cemburu dengan kata-kata indah yang keluar dari mulut Feraya, karena Freen tahu Patricia memang sangat mencintai Lynne, Patricia sudah menganggap Lynne sebagai adik kandungnya sendiri, jadi wajar saja jika Patricia sangat peduli dengan gadis kecil itu.

“Kenapa Feraya bisa setega itu, Cia? Apakah aku tidak layak untuk merasakan kebahagiaan?” Suara Lynne terdengar serak, nyaris pecah oleh tangis yang ia tahan mati-matian. Matanya bergetar, menahan air mata yang siap tumpah kapan saja.

“Kenapa setiap orang yang aku cintai selalu berakhir menyakitiku?” lanjutnya, suaranya semakin melemah. Lynne terdiam sejenak, bayang-bayang masa kecilnya kembali menghantui ketika ia menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri kedua orang tuanya direnggut dari hidupnya, tak berdaya.

Rasa sakit yang ia rasakan kini mengalir begitu deras, seakan membuka kembali luka lama yang tak pernah sepenuhnya sembuh.

“Mereka pergi bukan karena tidak mencintaimu, Lynne. Itu adalah sebuah takdir yang memang harus kamu terima, aku tahu semua itu terasa sangat menyakitkan, seolah-olah dunia sedang bersekongkol untuk melawanmu, cobalah belajar menerima segala sesuatu yang telah terjadi padamu, meskipun sulit, berdamai dengan diri sendiri jauh lebih penting daripada terus saja menyalahkan takdir.”

Patricia yang saat itu masih merengkuh tubuh Lynne pun mencoba memberikan sebuah pengertian kepada gadis itu. Patricia sangat memahami apa yang sedang dirasakan oleh Lynne, bagaimana tidak?

Mereka tumbuh dari rasa trauma yang sama, kedua orang tua mereka sama-sama tewas dengan cara yang tragis, baik Patricia atau pun Lynne memiliki kilas balik kehidupan yang menyedihkan. Mendapatkan perlakuan hangat seperti itu membuat Lynne teringat akan sebuah kejadian belasan tahun silam.

_____

WARNING‼️

Teman-teman yang baik hati, dengan berat hati aku ingin memberitahukan bahwa ini akan menjadi chapter terakhir yang aku update di aplikasi Wattpad. Untuk chapter berikutnya hingga epilog, kalian bisa membacanya melalui link yang sudah tertera di bio Wattpadku.

Aku juga ingin memohon maaf apabila part selanjutnya menjadi berbayar, karena menulis adalah satu-satunya sumber penghasilan yang aku miliki untuk saat ini. Terima kasih atas dukungan dan pengertian kalian selama ini.

Buat yang pengen jalur cepat dan tidak mau ribet masuk ke web bisa japri whatsapp aku link ada di bio ya.
Whatsapp: 082192238199

Ada harga spesial buat 100 orang pertama. Hanya 30k kalian bisa membacanya sampai ending. Berlaku sampai tanggal 25 November ya.
Dengan harga 30k kalian sudah bisa membacanya sampai ending ya.

Terima kasih banyak buat kalian yang udah mau beli karya Author semoga rezeki kalian diganti berkali-kali lipat sama Allah SWT.
Jangan sungkan buat japri aku, aku orangnya super ramah kok🤗

Jangan sungkan buat japri aku, aku orangnya super ramah kok🤗

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

____
Sampai jumpa di ceritaku selanjutnya.

Bitter Brew (Fayo21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang