53.

641 59 10
                                    


"Turn off your phone girls, gua yakin mereka udah nyalain gps di handphone kalian,"ucap Ralline yang langsung di turuti oleh Aluna dan Rachel.

Setelah berhasil keluar dari pintu belakang tanpa sepengetahuan bodyguard, kini Ralline, Rachel, dan Aluna sudah berhasil sampai di basement. Tiba tiba saja sudah ada sebuah mobil tanpa plat yang menunggu mereka. Tanpa basa basi Ralline langsung memasuki mobil tersebut. Rachel dan Aluna pun mengikuti.

"Gila, you must be kidding me, Ralline! lo bahkan menyiapkan sampai sejauh ini?"ucap Rachel tak percaya.

Ralline terkekeh pelan, "Menjadi anak yang sedikit 'nakal' itu harus modal nekat dan ini.."ucap Ralline sambil menunjuk dahinya.

"Aluna ga nyangka kita bahkan harus melakukan sejauh ini,"ucap Aluna sambil memandang keluar jendela mobil.

"Aluna, di saat kalian mau tau semuanya dari gua, kalian udah melangkah terlalu jauh dari teritori Xeimoraga bahkan Ziero, Razan bahkan udah memperingatkan gua buat berhenti kasih tau kalian dan berurusan lebih jauh, gua sedang mempertaruhkan segalanya sekarang,"ucap Ralline.

****

Ting!

Suara lift berdenting begitu sampai di lantai 12 sebuah gedung apartemen. Rachel tak menyangka, ternyata Ralline benar benar di luar dugaanya. Jika Ralline saja benar benar diluar dugaannya bagimana dengan fakta yang akan ia terima nanti?

Langkah mereka berhenti di salah satu apartemen no 205, Ralline terlihat menghela nafasnya, kemudian membuka pintu dengan sensor fingerprint.

"Wellcome girls, ini apartemen rahasia gua sama Relline.."ucap Ralline sambil tersenyum getir.

Rachel mencelos, tersenyum tipis padaRalline, mengusap pundaknya pelan kemudian memasuki apartemen itu.

Apartemen yang sederhana, tidak begitu kecil dan tidak juga begitu besar, namun hangat, Rachel bisa merasakan kehangatan di sini. Begitu masuk Rachel dan Aluna langsung di sambut dengan tembok yang penuh dengan foto foto polaroid. Rachel berhenti sejenak, memperhatikan foto foto di dinding tersebut. Begitu banyak potret Ralline dengan kembarannya Relline. Terlihat lucu dan bahagia. Muka mereka begitu mirip, hanya gaya rambut juga style yang membedakan, dan sepertinya warna mata pun menjadi pembeda. Ralline dengan warna mata coklat cerah, dan Relline dengan mata hijaunya, menurun dari mommy mereka.

"Apartemen ini gua beli sama Relline ketika kita baru masuk Junior high school, tanpa sepengetahuan Daddy, Mommy, kak Evan, bahkan Dion."

"Kalau lagi malas di rumah atau kabur dari pesta pesta perusahaan yang memuakkan kita selalu ke sini,"ucap Ralline lirih.

"Terlalu banyak kenangan di sini, gua baru ke sini lagi setelah sekian lama,"ucap Ralline pada akhirmya.

Aluna mengernyitkan dahinya begitu mendengar kata terakhir Ralline, "Setelah sekian lama? tapi kenapa bisa ada cangkir kopi di sini? masih hangat."

Bertepatan dengan perkataan Aluna, Rachel tersentak, menemukan salah satu foto Relline dengan orang lain selain Ralline. Seorang cowok. Cowok yang sering Rachel liat keberadaannya di sekolah, bahkan berteman dekat dengan kakaknya.

cklek

"Oh, kalian udah dateng?"sebuah suara rendah terdengar.

Rachel membalikkan tubuhnya, mendapati orang di foto tersebut kini berada di depannya, terlihat santai keluar dari salah satu kamar dengan cengiran khasnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 01 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

NEVER ENOUGH(Possesive Brother Series)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang