Prolog

72 7 7
                                    

"Murid pindahan?" tanya seorang gadis.

"Ya, aku dengar kabar kalau kelas kita akan kedatangan seorang murid pindahan," jawab gadis lainnya bersemangat.

"Seorang murid pindahan... ini aneh, padahal hanya tinggal sebulan lagi sampai kelas kita pergi piknik. Tapi tiba-tiba ada murid pindahan, bukannya itu aneh Lizz?" tanyanya lagi.

"Vio... vio... bukannya itu bagus? Jadi si murid baru bisa ikut piknik-kan? Kamu terlalu curigaan ah," jawab gadis bernama Lizza.

Vio masih curiga dengan kejadiaan tiba-tiba ini, tapi dia memilih untuk tidak membahasnya lagi, sahabatnya Lizza hampir tidak menaruh curiga pada itu jadi dia akan diam saja. Murid satu kelas sedang membahas seperti apa murid pindahan itu. Para laki-laki berharap kalau murid pindahannya adalah seorang gadis cantik, sebaliknya para perempuan berharap kalau murid pindahan itu adalah seorang pria tampan.

Namun tidak seperti yang mereka harapkan, seorang gadis yang suram memasuki ruang kelas dengan guru mereka. Rambut gadis itu hitam panjang dan poninya menutupi mata kanannya. Wajahnya sangat pucat, satu-satunya hal yang cantik darinya hanyalah mata kirinya yang berwarna biru laut.

"Baiklah anak-anak, dia akan menjadi keluarga baru kita dikelas ini. Silahkan perkenalkan dirimu," pinta Bu Tika sambil tersenyum ramah.

"Namaku Jeannea Bluonna," katanya singkat.

Satu kelas hening, menunggu kata-kata selanjutnya dari murid pindahan itu. Tapi dia tidak mengatakan apapun lagi. Untuk memutus keheningan, Bu Tika lah yang banyak berbicara didepan kelas.

"Baiklah, cukup sekian. Ketua kelas!" panggil Bu Tika.

"Ah, iya kak," jawab Vio cepat.

Violet Silvero adalah anak kedua dari keluarga Silvero, keluarga yang cukup terkemuka di negeri itu. Kakak perempuannya, Tikara Silvero saat ini adalah wali kelasnya. Selain sebagai guru, Tikara ( Bu Tika ) juga adalah seorang peneliti hebat di sana. Dia sudah sangat sukses di usianya yang masih muda, yaitu 22 tahun. Sebagai adiknya, Vio sangat cerdas dan selalu peringkat satu di generasinya, dia juga adalah seorang anggota Osis di sekolahnya.

Violet juga punya seorang adik laki bernama Lilviar Silvero yang saat ini tengah berada dibangku SMP, seperti kedua kakaknya Lilvi juga sangat cerdas dan sudah banyak memenangkan penghargaan di sekolah. Itu adalah profil singkat tentang Vio.

"Tolong nanti saat istirahat kamu antar Jeannea keliling sekolah. Dan... sudah kubilang berapa kali, kalau disekolah panggil aku Bu Guru!" marah bu Tika.

"Baik, baik, jangan marah-marah terus. Nanti cepat tua loh," ejek Vio.

"VIO!!!" jerit bu Tika diikuti gelak tawa satu kelas. Walaupun sangat pintar, Vio anaknya sering bercanda dan mudah bergaul, jadi tidak heran kalau temannya sangat banyak. Tapi diantara mereka semua, Lizza adalah sahabat baiknya.

"Hahh! Baiklah, Jeannea kamu bisa duduk di sana," kata bu Tika sambil menunjuk sebuah bangku kosong di belakang. Jeannea mengangguk lalu jalan perlahan ke arah bangku itu sambil melirik-lirik dan melihat satu kelas.

Saat akan melewati bangku Vio, Jeannea berhenti sejenak dan bergumam pelan. "Auramu... benar-benar aneh, hitam tapi juga putih," gumamnya.

"Aura? Apa yang anak ini bicarakan?" kata Vio dalam hati. Waktu terus berlalu dan tak terasa waktu istirahat telah tiba. Vio dan Lizza mendekati meja Jeannea, lalu mengajaknya bicara.

"Perkenalkan namaku Violet Silvero, ketua kelas disini. Kamu boleh memanggilku Vio. Seperti kata Kak Tika tadi, aku akan mengajakmu keliling sekolah," kata Vio ramah walau masih menyimpan sedikit kecurigaan.

The LivvyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang