Seluruh murid sudah menaiki kapal yang mereka sewa. Kapal begerak dengan baik sehingga para murid dapat menikmati berlayar dengan kapal serta fasilitasnya. Sayangnya itu tidak berlaku untuk Vio, dari awal dia menaiki kapal sampai setengah perjalanan sudah ditempuh perutnya tidak enak. Ya, Vio sedang mabuk laut.
"Vio! Kamu baik-baik saja?" tanya Lizza.
"A.. aku nggak baik-baik saja, kapan kita sampai? Kalau begini terus bisa mati aku," jawab Vio pucat. "Kamu nggak akan mati hanya karena mabuk laut," sela Nea ketus.
Lizza hanya tertawa kecil dan berusaha terus mengobrol agar mabuk Vio bisa teralihkan. Nea sesekali ikut dalam obrolan. Lama kelamaan Vio mulai mendingan dan ikut mengobrol juga. Tapi ditengah-tengah obrolan mereka, mata kanan Nea berdenyut.
"Sensasi ini... akan ada hal buruk yang datang. Aura disekitar laut juga tidak bagus, gawat! Aku harus melakukan sesuatu," pikir Nea dalam hati.
"Aku mau ke toilet dulu, mau ikut?" tanya Nea. "Tidak, kalau bisa aku nggak mau banyak gerak," jawab Vio cepat. "Kalau gitu aku temenin Vio disini, jangan lama-lama ya," kata Lizza.
Nea mengangguk, dia sudah mengira kalau teman-temannya tidak akan ikut mengingat kondisi Vio saat ini. Setelah berjalan cukup jauh dari Vio dan Lizza, Nea menuju ke tempat tertinggi di kapal itu. Sebuah tiang panjang dengan tangga di naikinya, dari sana Nea melihat sekeliling. Matanya sekarang terfokus pada sebuah pulau kecil yang cukup jauh dari kapal. Dari pandangan Nea, pulau itu tertutupi sebuah kabut hitam pekat.
"Sudah kuduga, ternyata keputusanku pindah memang benar," gumam Nea.
"NEA!!" jerit Vio dan Lizza bersamaan. "Apa yang kau lakukan disana?!" tanya Vio. "Kami sudah mencarimu kemana-mana karena kamu tidak segera kembali, tapi ngapain kamu ke atas sana?"
Nea melihat kedua temannya dari atas lalu turun dengan perlahan, dia hanya bilang kalau dia ingin melihat seberapa jauh mereka dari pulau tujuan mereka. Lizza mengangguk tanda mengerti lalu menanyakan apa yang Nea lihat. Tapi tidak dengan Vio, kecurigaan Vio yang sempat hilang muncul kembali.
"Ada yang aneh, tidak mungkin dia naik hanya untuk melihat pemandangan atau hanya mengecek, karena kalau sudah dekat nanti pasti akan diumumkan oleh pihak kapal. Kenapa dia repot-repot menaikinya?" pikir Vio.
"Jauhi anak itu! Dia berbahaya untuk kita,"
Sebuah suara terdengar di kepala Vio. Sesaat setelah suara itu terdengar, kepala Vio mendadak sakit. Tubuhnya agak ambruk, Vio menggertakan giginya dengan kuat untuk menjaga kesadarannya. "Sial! Jangan sekarang! Tidur saja sana, setiap kamu keluar tidak ada hal baik yang terjadi," ucap Vio didalam hati, saat ini Vio seperti sedang berbicara dengan seseorang entah siapa di dalam hati dan kepalanya.
"Kenapa kamu begitu keras kepala? Padahal kamu juga tau kalau dia mencurigakan, tenang saja dan biarkan aku yang menyelesaikannya untukmu."
"DIAM!!"
Lagi-lagi suara yang sama terdengar di kepalanya. Setiap suara itu terdengar, kepala Vio akan sangat kesakitan. Melihat temannya yang hampir ambruk, Lizza dan Nea berusaha membantunya. Saat Lizza mengulurkan tangannya, Vio menapisnya dengan kasar.
"JANGAN DEKATI AKU!!!" jeritnya. "Pergilah... Tinggalkan aku sendiri," gumam Vio dengan mata yang sedikit berair karena menahan sakit.
Lizza sangat terkejut karena Vio tidak pernah seperti ini sebelumnya. Sedangkan Nea terkejut karena hal lain. Aura hitam dalam diri Vio mulai membesar dan melahap aura putihnya. Dia merasakan firasat buruk saat melihatnya, dan mengajak Lizza menjauh dulu.
"Lizz, sebaiknya kita tinggalkan Vio dulu. Ada saat dimana kamu ingin sendiri sebentar bukan? Mungkin saja Vio tidak ingin kita melihatnya saat ini," katanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Livvy
Mystery / ThrillerSek, Noe males nulis deskripsi. Pokoknya kisah gadis SMA yang penuh misteri dan fantasi Ah, btw itu cover nya Noe gambar sendiri waktu itu