Bab 7 (4)

12 5 0
                                    


Vio hanya bisa terdiam melihat sahabatnya, tubuhnya tidak bisa bergerak dengan bebas. Namun dia berusaha berdiri dan mendekati sahabatnya. Tubuhnya gemetar menahan sakit, luka jahitannya terbuka lagi dan perbannya memerah. Tanpa memedulikan itu semua, Vio hanya terfokus pada Lizza dan Nea. Dia tidak ingin kejadian 10 tahun lalu terulang lagi.

"Cukup Vio! Jangan mendekat!!" jerit Nea.

"Kamu tidak perlu memaksakan diri! Lukamu itu yang paling parah," marah Lizza.

Perlahan namun pasti, Vio semakin mendekat. Ucapan Lizza dan Nea yang menyuruh Vio agar tidak mendekat tak di pedulikannya sama sekali. Kayla tidak melakukan apapun dan hanya mengamati Vio sambil tersenyum saja.

Lagi-lagi rambut Vio berubah jadi seputih salju. Mata merahnya menahan sakit dan menatap tajam Kayla. Begitu Vio sudah sampai 1 meter didepan Kayla, tangannya terangkat dan mengarah ke Kayla. Matanya hanya terfokus pada Kayla saja

DEG!!

"Apa ini? Jantungku mendadak berdetak kencang. Tubuhku sulit ku gerakkan... apa ini karena kemampuan Vio?" pikir Kayla terkejut.

Dengan kemampuannya, Vio berusaha mengendalikan Kayla layaknya Doll biasa. Vio pasti sudah melakukannya dari tadi kalau dia bisa, namun mengendalikan Livvy pertama dengan kemampuan keabadiaan tidak sebanding dengan mengendalikan Livvy lain. Dia butuh kekuatan luar biasa hanya untuk menghentikan gerakannya.

"Kemampuan yang mengerikan," ucap Kayla dalam hati.

Kayla sama sekali tidak bisa bergerak apalagi menyerang mereka. Tangan Vio yang satu lagi mengarah ke Nea. Karena sedari awal Lizza dan Nea yang sekarang adalah Doll, tak sulit untuk Vio mengambil kontrol tubuh mereka.

Simbol abstrak tak berbentuk di mata merah Vio bergerak dan mengubah bentuknya menjadi simbol yang terlihat indah. Matanya mengeluarkan darah karena perubahan bentuk itu. Saat ini simbol di mata Vio telah membentuk sempurna menjadi Merkaba.

Merkaba adalah simbol yang terdiri dari tiga kata terpisah yaitu Mer yang berarti cahaya, Ka yang berarti jiwa dan Ba yang berarti raga. Jika digabungkan, tiga kata tersebut berarti penyatuan jiwa raga yang dikelilingi cahaya.

Bersamaan dengan keluarnya air mata darah, sebagian kecil rambut putih Vio menghitam. Seolah-olah salju yang terbasahi tinta.

"Oi, oi, oi. Jangan bercanda... dia berevolusi? Kemampuannya yang sekarang saja sudah berbahaya dan sekarang itu berevolusi?" kaget Kayla dengan senyum panik.

Kemampuan Vio memang berevolusi ke tahap yang lebih tinggi. Tapi saat ini tubuhnya tidak bisa mengimbangi itu. Dia sangat tau kalau tubuhnya bisa ambruk kapan saja kalau ini terus berlanjut.

"Aku harus... mengirim mereka menjauh... Kalau tubuh mereka rusak terlalu parah, mereka tidak akan bisa dibangkitkan," kata Vio dalam hati.

Nea sekarang telah ada dalam kontrol Vio. Mata Nea memunculkan simbol yang mirip dengan mata Vio. Para Doll yang sepenuhnya dia kendalikan akan memiliki simbol yang sama dengan dirinya. Vio membuat Nea untuk mengendalikan kemampuannya dan bersiap teleport menuju rumah sakit.

Lizza menjerit-jerit menolak Vio melakukan apapun yang ingin dia lakukan.

"Vio!! Hentikan!!! Jangan!! Kita harus menghadapi ini bersama bukan?!" jeritnya.

Namun jeritan Lizza hanya masuk dan keluar dari telinga Vio. Saat ini pandangan Vio sendiri sudah memburam karena lukanya dan efek evolusinya. Nea telah selesai bersiap dan akan menteleport mereka berdua ke rumah sakit. Sesaat sebelum Lizza dan Nea pergi, Vio bergumam pelan sambil tersenyum.

"Kalian... harus hidup bahagia. Aku akan menyusul kalian nanti."

"VIOO!!!!!!!!!!" jerit Lizza sambil menangis. Nea dan Lizza sudah tidak ada di tempat itu. Kayla juga terbebas dari kekangannya. Vio berdiri dengan napas terengah-engah.

"Kamu tidak perlu khawatir, kamu tidak akan mati kok," ucap Kayla hangat.

Kayla bergerak dengan cepat dan menusuk jantung Vio hingga tangannya menembut badan Vio. Darah tersebar kemana-mana, Vio memuntahkan darah dari mulutnya dan dia hampir kehilangan pengelihatannya.

Jika ini adalah keadaan normal, Vio pasti akan mati. Yang Kayla, Prof Carla rencanakan bukanlah pembunuhan, tapi sebuah ritual pewarisan. Secara mendadak cahaya keluar dari tubuh Vio, sebuah lingkaran sihir muncul di bawah dua gadis itu.

"Kau tau... aku sudah lama meneliti. Keabadian tidak bisa dihilangkan, tapi bisa di wariskan. Yah walau syaratnya sangat rumit. Saat aku menemukanmu waktu itu, aku benar-benar senang. Karena aku menemukan pengganti sempurna yang bisa melepaskanku dari kutukan mengerikan ini," kata Prof Carla pada Vio.

"Apa yang orang ini bicarakan?"

"Violet Silvero! Atas kesaksian alam dan laut serta izin dari langit. Dengan ini aku, tuan putri pertama kerajaan Vlencia, Carlient Treca Vlencia menyatakan Violet Silvero menjadi pemilik dari keabadian yang diperhatikan oleh langit dan alam. Dan pemilik sebelumnya melepas penuh hak dan tanggung jawab tersebut."

Langit mengeluarkan guntur, pepohonan berdesis dan ombak berkali-kali menabrak darat. Angin bertiup kencang hingga orang-orang berpikir akan ada badai datang. Sebuah kilat menyambar tubuh Vio dan Prof Carla, mereka tidak terluka sama sekali. Kilat itu mengubah warna dari lingkaran sihir yang berwarna ungu menjadi biru.

"Apa yang sebenarnya terjadi?"

Prof Carla menarik tangannya dari tubuh Vio. Tubuhnya mulai menjadi transparan dan perlahan berubah menjadi cahaya. Cahaya-cahaya itu melepaskan diri dari Prof Carla sedikit demi sedikit. Untuk yang terakhir kalinya, dia tersenyum tulus seolah-olah akhirnya terbebas dari neraka penderitaan.

Vio masih belum bisa mencerna apa yang sebenarnya terjadi padanya. Dia memandang Prof Carla dengan mata terbelalak bingung. Tanpa perkataan sedikitpun, Prof Carla menghilang sebagai cahaya yang kembali pada alam.

Lingkaran sihir telah menghilang dan tubuh Vio sudah tidak bercahaya lagi. Mata kiri Vio berubah seperti mata milik Prof Carla sebelumnya. Sebuah mata indah berwarna cyan dan simbol Triquetra. Saat ini kedua mata Vio telah menjadi mata yang berbeda warna dan simbol. Vio terdiam menatap tempat Prof Carla menghilang sambil mencoba memahami apa yang sebenarnya telah terjadi.

Seluruh luka Vio memulih, baik luka lama akibat serangan Hazella maupun lubang di jantungnya tadi. Saat ini, Vio secara resmi menjadi Livvy pertama yang memiliki dua kemampuan. 'Keabadian' yang telah diwariskan Prof Carla dan 'Doll Manipulation' yang telah berevolusi menjadi 'Soul Manipulation'.

~Rumah Sakit~

Lizza POV

"Vio... apa yang terjadi pada dirinya? Nea masih pingsan dan aku tidak tau harus berbuat apa. Vio, kamu pasti akan segera kembali kan? Kita punya janji akan makan bareng di restoran mahal setelah ini semua berakhir loh," gumamku sedih.

Namun janji yang kubuat bersama Vio dan Nea hari itu, tidak pernah ditepati. Sejak hari itu, Violet Silvero menghilang dari mata dunia. Tidak ada yang tau tentang keberadaannya. Bahkan keluarga Silvero, Gracesia dan Bluonna yang mengeluarkan semua koneksinya tidak bisa menemukan keberadaannya.

Aku sudah menghapus ingatan Reva hingga dia bisa melanjutkan hidupnya tanpa mengingat Kayla. Hari demi hari berlalu, kehidupan berjalan dengan normal. Semua masalah tentang acara piknik itu telah sepenuhnya diselesaikan. Ya, semuanya... kecuali tentang hilangnya Violet Silvero.

Kayla atau Prof Carla telah hilang tanpa jejak juga. Aku yakin Vio berhasil mengalahkannya. Nea dan aku sudah mengurus semua hal merepotkan. Vio, kembalilah... kami akan selalu menunggumu. Jadi kumohon kembalilah pada kami...

The LivvyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang