Bab 6 [ Masa Lalu Violet Silvero ]

15 5 1
                                    

Eropa, 10 tahun yang lalu ( VIO POV )

HARI KE-1

"Kepalaku sakit..." keluhku. "Perasaan tadi aku baru pulang sekolah. Tapi tau-tau aku ada di tempat yang gak kukenal."

Dinding serba putih dan ada jendela besar yang ada di dinding bagian atas. Orang-orang berjas putih sedang menatapi kami dari sana. Lalu ada anak-anak lain yang seumuranku dan beberapa yang lebih tua dariku sibuk teriak-teriak gak jelas dan menangis.

"Berisik..."

Inimah dilihat dari sisi manapun pasti penculikan. Gak salah lagi... tapi kenapa mereka menculik anak-anak sebanyak ini ya? Kalau yang diculik ada puluhan gini, pasti polisi dan yang lain akan mencari kami.

"HUAAAA!!! MAMAA!!!"

"AYAH... TOLONG DINA!!!!"

"BUNDA, AKU TAKUT!!!!!"

Anak-anak disekitarku meraung-raung dan menangis dengan keras, sejujurnya mereka sedikit menganggu. Ya aku tau, anak normal pasti akan menangis disituasi ini. Justru aku yang gak normal karena tenang-tenang aja. Apa Vio harus pura-pura menangis juga?

Diantara anak-anak itu, ada dua anak yang menarik perhatianku. Seorang gadis bermata odd eye dan gadis berambut ungu pendek. Tidak seperti anak lain, mereka mencoba mencerna situasi dan tidak menangis. Heee... jadi anak seperti itu tidak hanya Vio ya.

Vio berjalan melewati kumpulan anak manja itu dan mendekati anak bermata odd eye.

"Kamu siapa? Aku Violet Silvero, 6 tahun, kelas 2 SD," sapaku seramah mungkin.

Anak itu hanya menatapku dengan mata indahnya dan kembali fokus ke buku yang dia bawa. Tunggu dulu, anak itu mengacuhkanku? Seorang Violet Silvero? Ukhh... bukannya aku sombong, tapi disekolah aku bisa dibilang perempuan yang terimut. Aku juga sangat cerdas dan bahkan pengetahuanku setara anak SMA di usiaku sekarang. UmU... Itulah kenapa Vio disebut si gadis jenius. Tapi anak itu mengacuhkanku?

"Kita pasti sedang diculikkan? Kalau melihat dari pakaian mereka dan tempat ini, mereka pasti sejenis ilmuan," kataku lagi.

"Anak ini diam saja dan mengacuhkanku lagi. Ya sudah, nanti kalau ada apa-apa Vio gak mau membantumu, huh! Lupakan anak ini... masih ada satu lagi. "

Sekarang Vio berjalan mendekati gadis dengan rambut ungu pendek. Tidak seperti sebelumnya, gadis ini cukup ramah. "Halo! Namaku Violet Silvero, kelas 2 SD. Kamu bisa panggil aku Vio."

Gadis itu menatapku sebentar lalu tersenyum cerah seperti matahari. "Namaku Halizza Gracesia!!!! Aku juga kelas 2 SD, panggil aku Lizza aja, Vio!" balasnya ramah.

"Ukhh, sial... Vio tidak menyangka ada anak lain yang seimut Vio. Baiklah, sudah kuputuskan. Vio pasti akan melindungi anak ini apapun yang terjadi!!"

Perkenalanku dengan Lizza belum selesai, namun tiga paman tua berjas masuk ke ruangan ini. Mereka berbicar dengan bahasa yang Vio tidak paham. Vio harus memperhatikan dengan baik, paling sekitar 1 minggu... tidak, 3 hari saja aku pasti bisa memahaminya. Paman paman itu membagi kami menjadi 3 bagian, anak yang tidak menurut akan di pukul dan ditendang lalu diseret paksa oleh mereka.

"Itu kejam! Setelah tiba-tiba menculik kami kesini, sekarang anak yang melawan sedikit akan di aniaya."

Vio harus menurut saat ini. Tidak ada gunanya melakukan perlawanan yang sia-sia. Vio harus bisa mencari tau apa tujuan mereka dan apa yang mereka inginkan dari kami. Lalu kalau sudah, Vio harus menyusun rencana untuk kabur bersama dari sini.

Vio dipanggil oleh paman berambut hitam, di barisan itu Vio melihat Lizza dan gadis ketus juga berada di kawanan paman itu. Kalau begini... Vio pasti bisa bertemu mereka lagi.

The LivvyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang