Epilog

26 5 6
                                    

~4 Tahun Kemudian~

"Berita Internasional! Pembunuh berantai berinisial "Litt" menimbulkan korban yang ke-2000 nya. Seperti biasa, korban adalah seorang kriminal berat dengan kasus pembunuhan, pemerkosaan, korupsi, dll. Seperti biasa lagi cara pembunuhannya tidak dapat dimengerti oleh kepolisian. Korban memiliki bekas luka cekik yang bersidip jari tangan korban sendiri. Jika tidak ada kartu bertuliskan "Litt" di sekitar korban, maka tidak akan ada yang menduga bahwa kasus –kasus ini adalah pembunuhan, melainkan bunuh diri. "Litt" juga tidak meninggalkan jejak keberadaannya sedikitpun, bla... bla... bla..."

Sebuah televisi raksasa dipinggir jalan menampilan berita Internasional tentang seorang buronan Internasional dengan ribuan korban jiwa. Beberapa orang yang lalu lalang menyempatkan diri untuk menonton itu.

"Lagi-lagi Litt melakukan itu, padahal awalnya orang-orang terkejut dan panik. Sekarang semua sudah terbiasa ya," kata seorang gadis remaja.

"Yah... habisnya semua korbannya itu kriminal berat. Tentu saja orang biasa seperti kita tidak perlu khawatir akan dibunuh," balas gadis lainnya.

"Padahal Litt itu kriminal berat dan buronan Internasional, tapi gak ada orang yang benci dia ya?"

"Bagi orang-orang kayak kita, Litt itu seperti seorang pahlawan yang menghabisi penjahat. Jika kita abaikan caranya, bukannya dia itu melakukan hal baik?"

"Bener tuh!! Daripada takut dan benci, orang-orang malah dukung dia. Lama-lama banyak yang penasaran tentang identitasnya."

"Aku harap dia cowok tampan... cowok tampan yang seperti superhero gitu."

"Hm, hm, aku juga pingen gitu."

Dua gadis itu berjalan dipinggir jalan tanpa menyadari ada sepasang mata yang menatap mereka dari balik gang gelap.

"Ha~ah... apa yang anak jaman sekarang pikirin sih. Masak mengidolakan seorang penjahat," ucap gadis berambut perak. "Litt itu tidak pantas diidolakan, dia cuma membunuh demi keinginan pribadinya," lanjutnya.

Gadis berambut perak itu mengenakan tudungnya lagi dan berjalan keluar gang menuju suatu tempat. Orang-orang akan memperhatikannya karena rambut perak sangat langka bahkan di Barat. Dia juga memakai kacamaa hitam untuk menutupi matanya yang unik. Gadis itu berhenti di depan sebuah sekolah.

Ada sebuah tulisan besar bertuliskan Akademi Florenca didepannya. Tempat itu adalah sekolah tempat gadis itu belajar sebelumnya, ya walau dia belum sempat lulus dari sana. Karena ini hari libur, tidak ada orang disekolah. Gadis itu dengan mudah masuk kesekolah dan berjalan ke sebuah ruangan didalamnya.

Bagitu pintu terbuka, nampak dua wanita menunggu kehadiran seseorang. Kedua wanita itu menangis terharu dan segera berlari ke arah gadis itu dan memeluknya.

"VIO!!!" jerit mereka bersamaan.

Gadis perak didepan mereka adalah Violet Silvero yang menghilang 4 tahun lalu. Dua wanita yang menunggunya adalah sahabatnya, Lizza dan Nea. Mereka berbincang cukup lama dan menceritakan kehidupan pribadi masing-masing. Setelah itu, Vio mengayunkan tangannya dan dua sahabatnya jatuh tertidur.

Dengan kemampuannya, dia memulai ritual kebangkitan pada dua sahabatnya. Dia telah memenuhi semua syarat untuk ritual itu. 2000 jiwa untuk tumbal, 50 tahun masa hidupnya ( karena dia sekarang abadi jadi tidak berpengaruh ) dan kekuatan dalam jumlah besar.

Ritual telah selesai dilaksanakan dalam waktu singkat. Begitu membuka mata, Lizza dan Nea yang sekarang bukanlah Living Doll melainkan diri mereka yang sesungguhnya.

"Vio?" ucap Lizza bingung.

"Sepertinya kita hidup lagi, aku tau kalau kita sudah mati dulu. Tapi kita bisa bangun saat ini, pasti berkat kamu ya... terima kasih Vio," lanjut Lizza.

"Ingatan ini... meski bukan ingatanku, tapi bisa dibilang juga ingatanku. Ini adalah ingatan apa yang akan terjadi jika aku masih hidup kan?" kata Nea.

Vio meneteskan air matanya, perjuangannya selama ini tidak sia-sia. Kedua sahabatnya telah hidup kembali seperti keinginannya. Dia menangis dan menjatuhkan diri ke pelukan dua sahabatnya. Lizza dan Nea hanya tertawa melihat Vio yang tidak berubah sama sekali. Saat ini, momen ini adalah momen paling membahagiakan di hidup Vio.

Setelah itu, Vio juga pulang kerumahnya sebentar. Keluarganya menangis dan memeluknya serta memarahinya. Vio bilang kalau apa yang dia lakukan bukan tanpa alasan dan itu juga demi mencari jati dirinya.

Vio menginap selama beberapa hari dan bersenang-senang dengan keluarganya. Namun itu tak lama, setelah seminggu menginap dia harus pergi lagi untuk keliling dunia. Keluarganya sebenarnya tidak rela dia yang hilang 4 tahun dan baru datang sudah ingin pergi lagi tapi karena Vio sudah bertekad, mereka tidak bisa menghentikannya dan hanya bisa mengantar kepergiannya dengan senyuman.

Nea dan Lizza yang ikut mengantar meminta Vio untuk membawa mereka bersamanya. Tentu Vio menolak karena mereka telah memiliki hidup mereka sendiri, tapi Nea berhasil meyakinkan Vio dengan berbagai argumen dan janji masa lalu Vio. Dengan terpaksa, Vio mengizinkan mereka ikut.

"Kalian taukan, apa yang kulakuan adalah hal berbahaya dan tidak benar?" tanya Vio ragu untuk mengizinkan.

"Justru karena itu, maka kamu harus membawa kami. Kamu bisa hancur secara mental seperti Prof Carla kalau dibiarkan sendirian," marah Lizza.

"Apalagi karena sekarang tubuh kami mengikuti dirimu. Kalau kamu mati maka kami mati, kalau kamu hidup maka kami hidup. Kalau seperti ini, bukankah artinya kami juga abadi?" kata Nea meyakinkan Vio.

"Ha~ah, baiklah... aku memang tidak bisa menang adu debat denganmu."

Meski Vio berkata begitu, sejujurnya dia sangat senang karena bisa menghabiskan banyak waktu berama sahabatnya. Akhirnya mereka bertiga pergi meninggalkan kota itu dan berkeliling dunia bersama untuk memburu penjahat dan kriminal berbahaya.

Hanya dalam waktu singkat, tim mereka telah dikenal diseluruh dunia.

Sebuah unit yang terdiri dari tiga gadis berkemampuan super yang menghabisi para penjahat di seluruh penjuru dunia. Gadis-gadis itu berpakaian serba hitam dan memakai topeng. Pemimpin mereka bernama Litt yang bisa mengendalikan orang dan hewan. Tangan kanan Litt yang bisa teleport bernama Ain. Dan tangan kiri Litt yang bisa menghapus dan melihat ingatan bernama Zwei.

Ketiga gadis itu dicap buronan Internasional class S dan diincar oleh banyak negara. Namun berkebalikan dengan pemerintaha, masyarakat justru mendukung aksi mereka dan mengidolakan mereka sebagai pembela kebenaran. Yang mereka lakukan bukan hanya menghabisi penjahat, terkadang mereka juga menyelamatkan orang saat gedung terbakar, menyelamatkan orang yang terjebak di kereta gantung, pesawat jatuh, kapal tenggelam, dll.

Unit mereka disebut... "The Livvy"

"Kami bukan pahlawan yang meyelamatkan dunia. Kami adalah penjahat yang melakukan apapun yang kami inginkan."

***TAMAT***

The LivvyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang