Mark dan Haechan berteman sejak kecil lagi, dan mereka sentiasa bersama kemana saja. Bisa disebut dimana ada Mark, disitu ada Haechan. Dimana Haechan berada akan sentiasa ada Mark di dibelakangnya seperti singa yang menjaga induk nya. Mereka tidak pernah tidak bersama sehinggalah mereka memasuki high school.
Mark mulai menjauhkan diri sejak masuk grade 8 dari Haechan bersama temannya yang barunya -Bàch, Oliver, Matteo and Lorenzo- hingga melupakan keberadaan Haechan.
Tidak sekali Mark mengejek Haechan bersama temannya -dan pacarnya- melupakan yang mereka pernah sedekat dan saling memerlukan antara satu sama lain. Mark semakin hari semakin tidak mempedulikan Haechan bahkan melihat Haechan dibuli di hadapannya sahaja dia biarkan. Dia menjadi acuh tak acuh dengan Haechan.
Si Mark hanya datang pada Haechan pada saat sulit, seperti sekarang ini, dia mengajak Haechan jalan-jalan dengan mobil Tesla miliknya. Mereka sama-sama tiada tujuan, hanya menikmati permandangan dengan mobil itu setelah membeli beberapa cemilan.
Alasan Mark ingin Haechan menemaninya karena dia baru saja dicurangi oleh Anastasia, pacar bulenya -mereka melanjutkan high school di New York-, dan seperti biasa, Haechan yang sentiasa menemaninya, menenangkan hatinya yang sedang sakit disakiti. Tapi kali ini tujuannya tidak kosong... dia ada plan... hanya dia yang tau.
Ditengah keheningan sejak setengah jam lalu, Mark membuka suara, "Haechan.." dia memanggil dengan lembut, dia melirik Haechan sekilas dan kembali fokus ke jalan raya.
Haechan yang senang menikmati snack nya menoleh pada Mark. "Hm?" Dia ber-hm mengangkat alisnya pada Mark. Mata indah miliknya menatap langsung ke mata Mark saat pria itu menoleh padanya. Itu sungguh menggetarkan hati seorang Mark Lee.
"Aku tau ini pertanyaan aneh— apa kau sudah punya pacar?" Tanya Mark mengalihkan pandangannya kembali ke jalan raya. Tidak sanggup dia menatap manik milik pria innocent itu.. itu menggoyahkan imannya.
Haechan memiringkan kepalanya, disaat itu juga sebuah lagu berputar di radio. Chemtrails Over The Country Club by Lana Del Rey, suasana di dalam mobil menjadi lebih calm. Menjawab pertanyaan Mark, Haechan menggeleng. "Tidak. Aku tiada waktu untuk itu, aku sibuk dengan pelajaran." Kata Haechan dengan suaranya yang melenakan.
"Kau tidak asik. Di waktu seperti ini, kita sepatutnya menikmati masa remaja dengan melakukan apa yang kita sukai bukan menghabiskan waktu dengan buku."
"I'm not you.. aku disini untuk mencapai impianku bukan untuk bermain," kata-kata itu membungkam mulut Mark. Ada benarnya apa yang dikatakan oleh Haechan.
Keheningan kembali melanda. Haechan kembali dengan cemilannya sementara Mark hanyut dalam pikirannya. Beberapa menit berlalu, mereka masih berdiam diri sepanjang perjalanan tanpa tujuan itu.
"Haechan.." Mark kembali memanggil. Kali ini dengan suaranya yang agak garau seakan menahan sesuatu. Pria manis itu kembali menatapnya. Mark menelan ludahnya. Dia mengaktifkan autopilot.
Mark bersandar, kepalanya menoleh pada Haechan. Tatapannya menunjukkan keinginan dan nafsu. "Kau masih menyukaiku?" Tanya Mark tiba-tiba mengagetkan Haechan. Pardon?
Haechan terdiam, tidak mampu menjawab. Haruskah dia jujur? Atau berbohong kepada pria di hadapannya kini... Oh tuhan, tolonglah makhluk imut ini.
"Answer me. Do you still like me?" Mark mengulangi pertanyaannya. Wajah Haechan memerah bak tomat. Dia menggenggam hujung t-shirt miliknya.
"Why?"
"Just answer my question." Kata Mark dengan nada tidak mau dibantah membuat Haechan semakin gugup, jantungnya berdegup kencang. Mark menunggu dengan sabar, mobil terus berjalan dengan sendiri.
Haechan menarik nafas panjang, tangannya bergemetar. Dia sungguh nervous! Mark disisi lain memperhatikan itu semua namun dia diam, bersabar menunggu jawaban daripada Haechan.
Setelah berperang dengan pikirannya beberapa menit, Haechan menghela nafas perlahan, dia berpaling menatap Mark. "Y-yes.. I still do," Haechan dengan bergemetar memberikan jawaban yang ditunggu-tunggu oleh Mark.
Mark mengangguk mengerti. Haechan segera menunjukkan kepalanya, bibir Mark mengukir smirk . "Angkat wajahmu.." arah Mark mengangkat dagu Haechan dengan telunjuknya. Mata Haechan masih menatap kebawah. "Look at me.."
Perlahan Haechan membawa anak matanya menatap Mark, wajahnya masih memerah seperti kepiting rebus. "That's better.. keep looking at me with those eyes..." Kata Mark lembut.
Mereka bertentangan mata sekitar hampir 2 menit sebelum Mark mendekatkan wajahnya, menyatukan bibirnya dengan bibir milik Haechan. Pria manis itu membeku dengan mata melebar. Tangan Mark di jawline nya, menyentuh lembut, merangsangnya.
"Relax.." bisik Mark ketika merasakan tubuh Haechan kaku karena gugup. Haechan menenangkan dirinya, perlahan dia kembali tenang, Mark kembali mencium bibirnya dengan gentle.
Haechan memejamkan mata, Mark mendalamkan lagi ciumannya, menarik tengkuk Haechan. Kurang puas, dia mengangkat tubuh yang lebih kecil daripada nya itu ke pangkuannya dan menahan punggung Haechan daripada menyentuh stereng mobil.
Disela ciuman, Haechan mengeluarkan desahan membuat 'adik' Mark langsung bereraksi. My goodness.. I want him..
Tangan Mark membuka butang kemeja Haechan satu persatu dari atas hingga ke butang terakhir. Dia menanggalkan kemeja itu. Matanya memandang ke jalan dan kembali ke Haechan. Ia terus seperti itu, kadang dia adjust kedudukan stereng mobil yang sedikit tergeser.
Mark membuka ikatan pinggang Haechan sementara pria manis itu hanya diam, menyerahkan dirinya sepenuhnya pada Mark tanpa ragu walaupun tau Mark akan mencampakkannya setelah selesai menggunakannya seperti gadis@boty lain.
...
Mobil masih berjalan tanpa arah. Mata Mark menatap ke jalan sementara Haechan bergerak naik turun di pangkuannya. Haechan mendesah sekerasnya saat lightsaber milik Mark menusuk masuk ke dalam menyentuh titik manisnya yang mendatangkan nikmat yang sesungguhnya pada Haechan.
"Faster.." bisik Mark, sebelah tangannya memegang stereng mobil dan satu tangannya membantu Haechan menaik turun pinggulnya di atas selangkangannya. Ahh ah.. ahh
Desahan merdu Haechan mengalun indah di telinga Mark, seakan lagu yang berputar. Desahan itu membuatnya kecanduan. Kecanduan yang tidak akan pernah membuatnya bosan di kemudian hari. Dia melupakan semua masalahnya, hanya fokus pada desahan itu.
Haechan terus naik turun di pangkuan Mark walaupun dia lelah dan pahanya lenguh. Melihat mobil lalu lalang membuat wajahnya merah. Bagaimana jika mereka melihat? Melihatnya yang sedang naked di pangkuan buaya ini.
Tiba di jalanan yang jarang dilewati kendaraan. Mark menepikan mobilnya di jalan. Tanpa membuang waktu, dia membalikkan tubuh mungil Haechan menjadi tengkurap di bawahnya. Dia memasukkan semula lightsaber ke entrance Haechan, bergerak maju mundur di belakang Haechan dengan kasar.
Dia tidak peduli jika itu kemungkinan akan menyakiti pria manis itu, yang dia perlukan sekarang hanya satu. Pelepasan..
"Tahan.. I'm close.." dia berbisik, Haechan memejamkan matanya karena dia juga dekat sama seperti Mark.
Mark mencengkeram punggung Haechan dengan kuat, mempercepatkan gerakkannya. Tubuh Haechan bergerak mengikut rentak tusukkannya. Beberapa tusukan dalam berikutnya dia mengeluarkan cairannya di dalam.
Short story. No idea.
![](https://img.wattpad.com/cover/339486652-288-k240522.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
CuTe | Haechan Harem
FanfictionOne/twoshoot or more🔞 Short story of Haechan × nct.