"Ahh ahhh ah anghh" pria manis itu mendongak menggeleng ribut, saat penis sang adik terus menerus menumbuk titik manisnya. "A-ahh Jaemhhh nghh udahh ah!"
"Shh.. dikit lagi" menundukkan tubuhnya mengecup bibir pria manis itu berkali-kali. Ia mengangkat kedua kaki pria manis itu ke bahunya, lalu bergerak antusias.
"Pelanhh! Ngh! Nghh! Na Jaemin! Ah ahghh ah n-noohhh please nghh" pintanya memukul dada Jaemin kuat. "Nikmati saja sayang... ini hukuman mu sudah membuat ku cemburu" bisik Jaemin meniup kuping yang lebih tua. "Pleasehh nahhh nghh nghh ahh i-ini t-terlalu ahh!"
"Terlalu apa sayang?"
"Nghh nyahh dalamhh ahh ahnghh akh ah!" Pria manis itu mendesah keras, sang adik menutup mulutnya "Shh jangan keras.. hyung mau ketahuan?" Pria manis itu menggeleng dengan airmatanya bercucuran di pipinya.
"Hey, don't cry darling.." mengusap pipi kakak tirinya yang basah itu "itu membuat ku semakin horny"
Tiga hentakkan terakhir, Jaemin keluar menyemburkan cairannya ke rahim sang kakak, ia mendesah panjang sedangkan yang lebih tua sudah lemas hanya menaruh kepalanya di pundak yang lebih muda.
"C-cukuphhh n-nah Jaemin hah ah hah aku lelahh" Jaemin menjauhkan wajahnya, menatap lekat wajah sang kakak yang penuh dengan keringat itu, apa lagi bibirnya yang bengkak itu.
Cukup lama menatap keindahan di wajah yang lebih tua, ia melumat sesaat bibir itu lalu menyudahinya. Dengan hati-hati Jaemin menyabut penisnya dari lubang si kakak tirinya itu membuat yang lebih tua sedikit meringis. Sebelum bangkit, ia mengecup lama kening yang lebih tua.
"Istirahatlah.. biar aku yang mengemas semua ini" bisiknya. Si kakak tirinya yang sudah tiada lagi untuk menjawabnya hanya mengangguk saja.
°^°
Sudah seminggu ini Haechan sibuk dengan pekerjaannya hingga ia tidak sempat untuk sekedar menyapa atau memasakkan sarapan untuk adik tirinya yang sudah tinggal bersamanya dari sebulan lalu dengan alasan apartment Haechan lebih dekat dengan sekolahnya padahal ada niat tersembunyi di situ.
Haechan meregangkan ototnya merasa penat setelah hampir 5 jam ia berkutat dengan segunung kertas di sampingnya. Kaca matanya ia tanggalkan lalu menyandarkan tubuhnya ke belakang kerusinya sambil memejamkan matanya.
Beberapa menit kemudian ia membuka matanya, mendapati jam sekarang sudah pukul 12 pagi. Detik itu juga ia teringat yang hari ini adalah tanggal lahir adik tirinya dan adiknya itu sudah mengatakan padanya yang ia ingin hadiah darinya, ia memukul kepalanya "hadiahnya belum ku beli" gumamnya menggigit bibirnya.
Sekarang ia sudah lambat 36 menit dari janji yang ia janjikan pada Jaemin yang mengatakan yang ia akan pulang lebih awal hari ini namun ia mengingkari janjinya. Ia bergegas meninggalkan kantornya, melajukan mobilnya ke apartemennya.
Tidak sampai 10 menit, ia sudah tiba di apartemennya, karena takut yang adiknya itu akan mengamuk ia berlari menuju lift membawa cake yang ia beli siang tadi untuk ke lantai unit kamarnya.
Ting.
Pintu lift terbuka, Haechan melajukan langkahnya ke pintu unit kamarnya lalu ia memasukkan PINnya. Ia membuka pintu dan... ia menemukan Jaemin yang sedang duduk di sofa ruang tamu dengan tv yang menyala.