End

1.7K 183 57
                                    

Cuaca sore ini.
Mendung. Satu kata untuk langit hari ini, hari ini, langit terselimuti awan hitam, dengan rintik rintik hujan yang perlahan membasahi bumi, di tengah tengah hujan yang turun, seorang remaja yang membawa bunga pada tangannya, berjalan dengan perlahan pada suatu tempat, dengan pakaian rapi, dan bersih.

Ia terlihat tampan, dan menawan, menyelusuri setiap tapak jalan bebatuan yang hampir tak terlihat karna di tutupi tanah dan rerumputan, hingga ia sampai, pada lahan yang hijau dan penuh bunga. Dengan satu pohon besar di sana, harum. Satu indra penciuman yang bisa di rasakan, hal pertama yang ia lihat adalah, pemandangan yang indah dan sejuk. Indah, nyaman dan menyegarkan.

Pepohonan di lain tempat, yang seolah-olah sebagai tameng dan pelindung satu pohon di tengah tengah nya, dengan di kelilingi oleh banyak bunga bunga yang cantik. Dengan lingkup samar samar angin, dan burung burung yang berkicau. Indah, tempat ini indah dan sunyi.

Remaja laki laki itu duduk, tersenyum dengan menawannya. Menatap satu buah batu nisan yang satu satu nya berada di tempat indah ini. Matanya melihat kearah nama sang pemilik.

"Abang, echan Dateng, lagi apa? Seru ga?" Katanya.

Ya. Dia, suh haechan, putra bungsu dari suh johnny dan suh jaehyun.

"Haechan kangen nih bang, haechan bawa bunga, papi sama mommy di rumah, ga bisa kesini, karena mommy sakit, papi lagi jagain mommy, jadi mereka titip salam, buat Abang Jeno" katanya lagi. Sambil ngusap satu bongkah nisan di sana.

"Cantik bang di sini, Abang pasti suka, mungkinkah? Abang mampir hari ini? Di mimpi echan?, Echan kangen bang, Abang ga pernah mampir, echan mau cerita sama Abang, gimana kehidupan echan, papi sama mommy pas Abang ga ada, Abang juga? Gimana di sana? Rumahnya? Cantik ga??" Lagi. Dan lagi. Katanya sembari berkaca-kaca.

"Badanya, udah ga sakit sakit ya bang? Kenangan yang masih ada, kadang, echan nangis bang, cuma, kata Abang harus tetep happy, jadi ya gitu, echan tetep jalani hari hari, setiap waktu, pasti inget Abang, Abang mampir ya? Ke mimpi echan? Kalau ga sekarang, kita janji, bakal ketemu, suatu saat nanti, ya ga?"

Haechan, remaja itu hanya terdiam, merasa dan sadar, jika dirinya hanya bicara sendiri, tidak ada yang membalas. Hingga pemuda itu tak sengaja melihat satu buah, bunga mawar putih yang tertanam apik di atas makam Jeno. Pemuda itu berkaca kaca, bunga mawar itu seperti perwujudan dari sosok yang yang rindukan, tidak. Bukan sengaja di tanam, bunga mawar putih itu seperti tumbuh sendiri, terlihat dari kesuburan nya.

Air mata turun begitu saja dari pelupuk mata si pemuda beruang, ia tak berbohong, ia sangat merindukan sosok Jeno yang sehari harinya, membuat hidup haechan bewarna, bukan dirinya saja, bahkan papi, mommy, dan semua orang.

Hingga satu kupu kupu biru terlintas di atas bunga mawar putih itu, haechan yang melihat, hanya terkagum, dan mengulurkan tangannya, ya, sang kupu kupu tak menolak, ia mendekat dan hinggap pada tangan haechan.

Si pemuda beruang percaya, jika bunga mawar putih dan kupu-kupu biru yang indah ini, adalah perwujudan dari sang Abang gemes tercinta. Suh Jeno.

Haechan senyum. Melihat batu nisan indah itu, yang terukir nama seseorang yang ia cintai.

"aku abis buka buku kisah kita berdua waktu dulu ternyata dalam setiap kata, kalimat, paragraf dan halaman begitu bermakna buat aku, seandainya buku itu bisa kita tulis kembali walaupun aku tau waktu tidak bisa diputar, yang bisa kita lakukan cuma bisa ngeliat waktu yang akan datang. ternyata setelah aku baca berkali - kali kisah kita berdua yang kita lukisan itu indah bahkan lebih dari kata - kata itu sendiri, jauh lebih indah dari lukisan para seniman terkenal di dunia ini. hari - hariku rasanya datar kalau gada kamu disisiku, hal - hal sekecil apapun dari kamu buat aku itu sangat berharga dan selalu aku nanti - nanti dari kamu, jadi jangan pernah mikir aku nuntut lebih dari kamu, yang aku pikirin sekarang "kamu lagi ngapain yaa sekarang? kamu masih inget aku ga yaa? kamu kabarnya gimana yaa?" yang ada di pikiran aku cuma kamu gada hal lain intinya kamu. sekarang bukunya aku tutup kembali yaa, terimakasih atas waktunya, semoga kamu selalu dikelilingi oleh hal - hal baik yaa 💐🤍"

Setelah menyelesaikan kalimatnya. Si pemuda beruang mencium batu nisan sang pujaan hati. Lalu Perlahan bangun dan melangkah pergi, meninggal jejak kebahagiaan yang harus di tinggalkan. Mau tak mau, rela tak rela. Hidup nya masih panjang. Walau Tak ada seseorang yang paling berharga dalam hidupnya. Suh Jeno.

"Semoga kita bisa ketemu di kehidupan selanjutnya ya bang? Dan tetap bersama hingga maut memisahkan."

ㅤ ֹ ദ created by @mas_putra97 ֹ ִ ⊰

















Anjay jadi, kenapa? Mau ngetik apa? Sok atuh ketik. Gw tunggu

SUH FAMILY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang