BAB 11: CONFESS

62 9 1
                                    

Seungkwan berjalan menyusuri koridor sekolah dengan langkah cepat, matanya sesekali melirik ke segala arah untuk memastikan Hansol tidak ada di dekatnya. Setiap kali melihat sosok Hansol di kejauhan, paniknya meningkat. Dia merasa seperti terjebak dalam labirin tanpa jalan keluar. Wajah Hansol yang tenang dan tatapan tajamnya seakan membekukan langkahnya. Terlebih lagi, perasaan canggung dan malu yang menyertainya membuat Seungkwan semakin tidak nyaman.

"Anjir! Hansol!" Panik Seungkwan dalam hati.

Satu-satunya solusi yang terlintas di pikirannya adalah menemukan tempat tersembunyi di mana Hansol tidak bisa menemukannya. Dan itulah yang mendorongnya untuk bergegas masuk sembarang ruangan dan berakhir di ruang penyimpanan alat kebersihan. Ruangan kecil dan sempit itu penuh dengan berbagai peralatan pembersih seperti sapu, ember, dan produk pembersih. Aroma bahan kimia yang sedikit menyengat memenuhi udara, tetapi Seungkwan tidak peduli. Yang penting baginya adalah menemukan tempat yang aman untuk menenangkan dirinya.

"Sial, gue malah masuk kesini lagi," Gumam Seungkwan.

Dia berdiri di sudut ruangan, berusaha menenangkan napasnya yang cepat. Suara langkah-langkah di luar dan kerumunan siswa yang berlalu-lalang membuat jantungnya berdegup kencang. Seungkwan merasa setiap detik berlalu terasa seperti satu jam. Selama beberapa menit, dia terus-menerus menunggu dengan penuh kecemasan, berpikir tentang kemungkinan Hansol yang akan menemukan tempat persembunyiannya.

"Dia udah lewat, kan, ya? Harus nya tadi gue bareng Minghao Wonu ke kantin," Sesal Seungkwan.

Setelah merasa cukup lama dan yakin bahwa Hansol telah pergi, Seungkwan akhirnya memutuskan untuk keluar dari tempat persembunyian. Dengan hati-hati, dia membuka pintu dan berencana untuk melangkah keluar dan segera menuju kelas. Namun, begitu pintu terbuka, Seungkwan langsung terkejut melihat Hansol berdiri di depan pintu, wajahnya datar namun tatapannya tajam dan penuh perhatian.

"H-hansol.."

Seungkwan, yang sudah dalam keadaan panik, mundur dengan cepat hingga punggungnya menyentuh dinding di dalam ruangan. Hansol, ikut masuk masuk ke dalam ruang penyimpanan setelah menutup pintu itu terlebih dahulu, berjalan mendekat dengan langkah yang tenang namun penuh tekad. Ruangan kecil itu terasa semakin sempit dengan kehadiran Hansol. Seungkwan merasa terjepit dan tidak memiliki tempat untuk melarikan diri.

[FLASHBACK ON]

Hansol sudah mulai menyadari bahwa Seungkwan menghindarinya. Ketika mereka sering bertemu di sekolah, Seungkwan selalu berusaha menghindar dan menjauh, meskipun Hansol tidak mengerti alasan di balik perilaku itu. Hansol merasa penasaran dan sedikit khawatir, lalu memutuskan untuk mencari tahu lebih lanjut.

Seungkwan sering berada di sekitar Minghao dan Wonwoo, tetapi hari itu, dia tidak tampak bersama mereka. Hansol, yang merasa semakin curiga dan khawatir, mulai mencari Seungkwan di seluruh area sekolah. Ia berlari dari satu tempat ke tempat lain, bertanya kepada teman-teman sekelas dan memeriksa ruangan-ruangan di sekitar sekolah, tetapi tidak ada tanda-tanda Seungkwan.

Akhirnya, saat Hansol melintasi koridor yang agak sepi, dia melihat Seungkwan berjalan cepat di depannya. Hansol merasa hatinya berdegup kencang; ini adalah kesempatan yang dia tunggu. Dengan cepat, Hansol berusaha mendekati Seungkwan, tetapi begitu Seungkwan melihat Hansol, dia langsung berbalik dan mulai berlari menjauh.

Ketika Seungkwan berlari, Hansol tidak bisa menahan keinginannya untuk mengejar. Hansol terus berlari mengikuti Seungkwan, melewati beberapa koridor dan menuruni tangga. Keberanian dan keteguhan Hansol untuk memahami apa yang sedang terjadi membuatnya semakin bersemangat.

Akhirnya, Seungkwan tiba di pintu ruang penyimpanan alat kebersihan dan dengan cepat mengunci pintu di belakangnya, mencoba bersembunyi di dalam ruangan yang sempit itu. Dia merasa sangat cemas dan takut, berharap Hansol akan pergi dan meninggalkannya sendirian.

NEW YORK LESSON || VERKWAN✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang