BAB 6: BELONG WITH ME

73 8 2
                                    

"Gue... gue suka sama lo," 

kata kata itu terdengar sedikit bergetar, namun penuh dengan kesungguhan.

"Hah?!"

"Gue suka sama lo! Serius! I promise!"

"Lo mabok, ya?"

"Pleaseee.. Gue nggak lagi bercanda, ini serius,"

Keheningan melingkupi ruangan seketika. Kedua orang itu merasa waktu seakan berhenti, menunggu respons dari pihak yang di sukai yang terlihat terkejut. Salah satu dari mereka menatap yang lain dengan tatapan tak percaya, dan setelah beberapa detik yang terasa seperti selamanya, dia akhirnya tertawa kecil.

"Seokmin, lo lucu banget! Tiba-tiba banget. Lo sadar nggak apa yang lo omongin?" Jisoo berkata sambil tersenyum, seolah-olah yang baru saja diucapkan Seokmin hanyalah lelucon.

Maka disini Seokmin tadi, merasa dadanya berdebar kencang saat dia berdiri di depan kediaman Jisoo dan Hansol beberapa menit yang lalu. Udara sore itu terasa sedikit lebih dingin, menambah kegugupan yang sudah menghantui pikirannya sejak tadi. Ini adalah momen yang sudah lama ia tunggu, namun saat ini, ketika ia sudah berdiri di depan pintu rumah Jisoo, keberaniannya terasa menguap. Tadi, Hansol berkata bahwa Jisoo ada di rumah dan Seokmin akhirnya datang.

Seokmin menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan diri. Dia tahu bahwa perasaannya ini bukanlah sesuatu yang bisa ia abaikan begitu saja. Dia telah lama menyimpan perasaan ini, dan sekarang adalah waktu yang tepat untuk mengungkapkannya. Tangannya gemetar sedikit saat dia mengulurkan tangan untuk menekan bel pintu. Begitu bel berbunyi, Seokmin merasa jantungnya semakin berdegup kencang, seakan ingin melompat keluar dari dadanya.

Pintu terbuka, dan di sana berdiri Jisoo, dengan senyum hangat yang selalu membuat Seokmin merasa nyaman. Namun, kali ini, senyuman itu justru membuatnya semakin gugup.

"Seokmin? Tumben lo ke sini. Mau ketemu Hansol?" tanya Jisoo dengan nada santai, matanya memancarkan kehangatan seperti biasa.

Seokmin menggaruk kepalanya yang sebenarnya tidak gatal, berusaha menyembunyikan kegugupannya yang semakin membuncah. "Nggak, kak. Gue... Gue pengen ngomong sesuatu yang penting sama lo, kak."

Jisoo mengangkat alisnya, tampak penasaran. "Gue? Yaudah, ayo masuk dulu aja, jangan di luar kayak gini."

Mereka berdua masuk ke dalam rumah, dan Jisoo mengajak Seokmin duduk di sofa ruang tamu. Ruangan itu selalu terasa nyaman bagi Seokmin, namun kali ini, sofa yang empuk itu pun tidak mampu membuatnya merasa tenang. Jisoo duduk di sebelahnya, menatap Seokmin dengan ekspresi penuh rasa ingin tahu.

"Oke, apa nih tumben banget mau ngomong sama gue?" tanya Jisoo sambil tersenyum, mencoba membuat suasana menjadi lebih ringan.

Seokmin menelan ludah, merasakan tenggorokannya kering. Dia tahu bahwa ini adalah saatnya, tidak ada lagi waktu untuk mundur. Dia mengambil napas lagi, kali ini lebih dalam, sebelum akhirnya mengungkapkan apa yang sudah lama ia pendam.

"Gue... gue suka sama lo,"

kata kata itu terdengar sedikit bergetar, namun penuh dengan kesungguhan.

"Hah?!"

"Gue suka sama lo! Serius! I promise!"

"Lo mabok, ya?"

"Pleaseee.. Gue nggak lagi bercanda, ini serius,"

Keheningan melingkupi ruangan seketika. Kedua orang itu merasa waktu seakan berhenti, menunggu respons dari pihak yang di sukai yang terlihat terkejut. Salah satu dari mereka menatap yang lain dengan tatapan tak percaya, dan setelah beberapa detik yang terasa seperti selamanya, dia akhirnya tertawa kecil.

NEW YORK LESSON || VERKWAN✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang