Seungkwan tumbuh di sebuah desa kecil di Korea Selatan, di mana kehidupan sehari-hari diwarnai dengan kesederhanaan dan kerja keras. Keluarganya tidak memiliki banyak harta, tetapi mereka kaya akan cinta dan kebersamaan. Ayahnya adalah seorang pekerja keras, yang setiap hari pergi bekerja di kota terdekat. Suatu hari, ketika Seungkwan masih kecil, ayahnya pulang membawa sebuah globe kecil. Seungkwan kecil sangat antusias, memutar globe itu berkali-kali sampai berhenti di satu titik tertentu yang memikat hatinya-New York.
Setiap kali dia menatap globe itu, Seungkwan selalu menunjuk ke arah New York, membayangkan gedung-gedung pencakar langit, lampu-lampu yang terang, dan jalanan yang sibuk. Bagi Seungkwan, New York adalah simbol mimpi, sebuah kota yang jauh dari kehidupannya yang sederhana. Sejak saat itu, dia memendam keinginan untuk suatu hari bisa menjejakkan kakinya di kota tersebut.
Seiring berjalannya waktu, Seungkwan tumbuh menjadi anak yang ambisius dan berprestasi. Di sekolah, dia selalu berusaha menjadi yang terbaik. Namun, ada satu hal yang menjadi hambatannya-bahasa Inggris. Meski dia berprestasi dalam hampir semua mata pelajaran, kemampuan bahasa Inggrisnya jauh di bawah harapannya sendiri. Setiap kali dia mendengar kata-kata dalam bahasa asing itu, hatinya terasa berat, seolah-olah mimpi ke New York semakin menjauh.
Namun, tekad Seungkwan tidak pernah goyah. Dia tahu bahwa salah satu cara untuk mewujudkan mimpinya adalah dengan menguasai bahasa Inggris. Suatu hari, dia memberanikan diri berbicara dengan ibunya.
"Mah, aku mau les bahasa inggris dong."
Ibunya menoleh dengan lembut, tangannya yang kasar karena pekerjaan rumah tangga menghentikan gerakan mengelap meja. "Tumben. Belajar bahasa inggris di sekolah nggak cukup?"
"Nggak, gurunya nggak jelas, terus aku juga nggak fokus. Aku mau pintar bahasa inggris biar bisa ke New York kalo udah gede."
Ibunya menatap putranya dengan tatapan penuh kasih dan kekhawatiran. "New York, ya? Aduh! Kamu masih terlalu kecil."
Seungkwan mengangguk dengan semangat. "Aku mau coba, Mah!"
Ibunya mendesah pelan. "Les privat itu mahal, Kwannie. Mama sama papa nggak sanggup buat bayarin."
Seungkwan menggigit bibirnya, menyadari kenyataan yang pahit. Namun, dia tidak menyerah. "Pleaseeee, boleh ya, Mah?"
Melihat tekad di mata putranya, sang ibu merasakan kehangatan dan kebanggaan yang mendalam. Meski mereka tidak memiliki banyak, dia tahu bahwa semangat dan kerja keras adalah harta yang paling berharga yang bisa mereka wariskan.
"Tunggu kamu SMA aja, nak. Untuk sekarang belum bisa. Gapapa, kan?"
"Yaudah, oke." Ucap Seungkwan berusaha tegar walaupun kecewa berat.
Setelah berbicara dengan ibunya tentang keinginannya mengikuti les privat bahasa Inggris, Seungkwan menyadari bahwa mimpi tersebut mungkin lebih sulit diraih dari yang dia bayangkan. Meskipun semangatnya tinggi, kenyataan finansial keluarganya membuat mereka tidak mampu membayar biaya les privat yang mahal. Ibunya mencoba mencari cara, tetapi dengan penghasilan ayahnya yang pas-pasan dan kebutuhan sehari-hari yang harus dipenuhi, keinginan itu tampak seperti kemewahan yang tak terjangkau.
Namun, Seungkwan tidak menyerah begitu saja. Jika les privat tidak mungkin, dia memutuskan untuk belajar sendiri. Setiap hari, setelah pulang sekolah dan menyelesaikan pekerjaan rumahnya, dia duduk di meja kecil di kamarnya, ditemani buku catatan tua dan sebuah kamus tebal yang diwariskan dari kakaknya. Dengan alat-alat sederhana itu, Seungkwan mulai merangkai kata demi kata dalam bahasa Inggris.
Dia membuka kamus dan mencatat setiap kata yang tidak dia mengerti dari buku pelajaran sekolah. Setiap malam, dia melatih pelafalan kata-kata itu, meskipun sering kali suaranya terdengar canggung dan tidak tepat. Seungkwan tahu bahwa ini adalah proses yang lambat dan menantang, tetapi dia tidak memiliki pilihan lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
NEW YORK LESSON || VERKWAN✔
Fanfic[END]✔ ── Verkwan (Vernon x Seungkwan) Seungkwan sangat menyukai negara New York dan bertekad untuk kuliah disana, namun bahasa inggris nya kacau. Dia akhirnya pun harus mengikuti les privat untuk membantunya. ©yaywavey; 2024 (Disclaimer! BXB Story...