Aku ingat, suatu hari aku dan Mas Aska shift siang barsama. Memang terkadang shift kami selalu diganti-ganti, jadi kali ini aku kebagian shift bersama Mas Aska.
Sebelum berangkat, Mas Aska sempat mengirimi aku pesan.
Mas Aska: Sa, makan bareng mau nggak?
Alsa: Boleh deh Mas.
Alsa: Tapi Mas, menunya apa?
Mas Aska: Kalo Mas mau masak ayam bumbu balado. Kamu mau bawa apa Sa?
Alsa: Nggak tau nih Mas, hehehe. Nanti aja liatnya aku bawa apa kalau udah di apotek.
Mas Aska: Hmm ... ya udah kalo gitu, Mas mau masak dulu.
Mas Aska sudah tahu mau memasak apa, sedangkan aku masih bingung. "Masak apa ya?" Huh, aku benar-benar kehabisan ide.
Aku pun berjalan menuju kulkas, membuka pintu bagian freezer. Lalu kulihat ada ayam yang dibeli kemarin.
Akhirnya aku memilih menu ayam balado bumbu bali, yang mana rasanya sedikit asam. Sedangkan ayam balado buatan Mas Aska, jika aku tebak pasti rasanya normal saja seperti ayam bumbu balado pada umumnya.
Aku sendiri belajar membuat ayam balado bumbu bali setelah melakukan study tour sewaktu SMA.
Sebelumnya aku pernah membuat menu ini, jadi kucoba sekali lagi dengan harapan semoga saja rasanya lezat. Paling tidak bisa untuk disantap Mas Aska.
Setelah berkutat di dapur selama hampir setengah jam, menu ayam balado bumbu balinya sudah jadi. Aku pun langsung menuangkannya ke dalam kotak bekal, tak lupa aku sisakan juga untuk Mama.
Selesai dari semua pekerjaan dapur, aku langsung bergegas untuk mandi karena sebentar lagi waktunya berangkat kerja.
Siang itu aku dan Mas Aska sama-sama ke apotek membawa masakan yang sudah kami siapkan.
"Bu Ayu, Mba Atin. Coba deh cicipin ini," pintaku pada Bu Ayu dan Mba Atin.
"Habis itu, coba masakan aku ya." Mas Aska juga ikut-ikutan.
Kami berdua penasaran bagaimana reaksi mereka setelah memakan ayam yang dimasak dengan dua rasa berbeda.
"Wah, pas nih. Saling melengkapi. Ayam buatan Alsa keras mungkin karena terlalu kering menggorengnya, tapi rasanya enak. Pedesnya pas, asam manisnya juga terasa. Kalau punya Aska ayamnya enak empuk tapi rasanya kurang gurih."
"Emang paling bener kata Bu Ayu." Mba Atin mengucapkan itu setelah mencicipi masakan kami.
Jujur itu merupakan suatu kebahagiaan tersendiri bagi aku dan Mas Aska karena bisa saling berbagi masakan.
Aku lihat Mas Aska merasa bangga dengan hal sederhana itu, dan aku pun sama.
Jika tahu begini aku pasti akan masak banyak agar bisa dinikmati oleh semua karyawan.
Mungkin di lain waktu aku akan membuatnya.
***
Tahun pun berganti.
Tidak terasa sebentar lagi Mas Aska akan kembali berulang tahun.
Aku mulai berpikir kado apa yang pas untuknya?
Belakangan aku lihat Mas Aska sedang suka hangout bersama teman-temannya, jadi aku berinisiatif untuk membelikan sepatu.
Maka hari liburku pun aku gunakan untuk pergi ke toko sepatu di pusat perbelanjaan yang cukup terkenal di kota.
KAMU SEDANG MEMBACA
USAI ✓
General FictionKetika aku memutuskan untuk mencintai seseorang, aku mencintainya mati-matian. Dan ketika aku terluka karenanya, harusnya aku sadar ... tidak baik jika terlalu mencintai. Terkadang aku merasa semesta tak adil untukku, tapi ternyata bukan, bukan seme...