Beberapa bulan kemudian Mas Aska terkena covid untuk kedua kalinya.
Sebenernya tidak ada gejala apapun, tapi dari rapid test menunjukkan hasil kalau Mas Aska positif covid.
Saat itu jam tujuh malam, posisi aku sedang shift dan di tengah kesibukanku bekerja, Mas Aska mengirim pesan.
Dia mengajakku untuk pergi makan di luar setelah selesai shift. Mas Aska bilang dia bosan sudah hampir seminggu di rumah tidak pernah pergi kemana-mana.
Aku tidak mengiyakan keinginan dia malam itu karena aku pikir angin malam tidak baik untuknya.
Pun ini sudah kedua kalinya Mas Aska terkena covid. Aku takut daya tahan tubuhnya belum pulih dan malah akan diserang penyakit lain. Apalagi di berita banyak yang meninggal karena wabah virus itu.
Makanya itu aku katakan semuanya secara jujur lewat pesan dan aku cukup kaget dengan jawaban Mas Aska.
Mas Aska: Aku kecewa, kamu sebegitu takutnya sama aku. Takut tertular covid makanya gamau jalan sama aku, akutuh udah sembuh sama sekali nggak ada gejala apapun, sehat. Kecewa aku.
Jantungku langsung berdegup usai membaca pesan dari Mas Aska, aku tidak menyangka dia bisa mengatakan kecewa setelah aku menjelaskan semua alasannya.
Kurang lebih dua tahun setengah menjalin hubungan, baru kali ini aku menerima kata kecewa dari Mas Aska.
Jujur akupun kecewa kenapa dia bisa berkata seperti itu, kenapa dia tidak memikirkan betapa khawatirnya aku kalau dia harus sakit lagi untuk kesekian kalinya?
Aku tidak menunjukkan rasa kecewaku. Aku meminta maaf dan menjelaskan ulang alasan kenapa aku tidak mau diajak jalan malam itu.
Ya, lagi-lagi aku harus mengalah demi kebaikan hubungan kami berdua.
Ah ya, pas awal menjalin hubungan, Mas Aska belum memiliki banyak teman.
Sampai akhirnya dia punya beberapa teman di kota, saat itu waktu untuk jalan denganku sangat berkurang.
Mas Aska lebih sering menghabiskan waktu bersama teman-temannya. Dia juga tidak pernah menanyakan apakah aku ingin pergi jalan atau tidak.
Saat sedang bersama teman-temannya, untuk membalas pesanku pun sangat slow respon.
Sampai-sampai aku harus tanya kenapa balasnya lama sekali, apakah sibuk?
Mas Aska menjawab tidak. Dia beralasan hanya merasa tidak enak hati kalau di tengah-tengah obrolan bersama temannya dia harus mengeluarkan ponsel.
Aku pernah bertanya juga apakah teman-temannya punya pacar, jawaban tidak. Hanya Mas Aska saja yang memiliki pacar.
Hari demi hari Mas Aska semakin sering menghabiskan waktu bersama teman-temannya.
Suatu hari Mas Aska pergi tanpa bilang kepadaku terlebih dahulu, aku yang tidak tahu apa-apa seperti biasa tanpa basa-basi langsung kirim pesan menanyakan posisi Mas Aska.
Ternyata dia pergi bersama temannya, aku benar-benar lupa waktu itu mereka pergi kemana. Namun, yang menjadi perhatianku saat itu adalah Mas Aska yang pergi tanpa pamit.
Ada saja hal buruk yang terjadi. Pertama, motor Mas Aska rantainya putus dalam perjalanan pulang dan harus dituntun sampai menemukan bengkel.
Sudah malam tidak ada bengkel buka jadi dia menghubungi temannya dan menginap di sana, motornya pun diperbaiki keesokan harinya.
Kedua, ponsel temannya jatuh ke telaga saat mereka main di pinggiran telaga malam hari.
Apa Mas Aska tahu dan peka kenapa itu semua terjadi?
KAMU SEDANG MEMBACA
USAI ✓
General FictionKetika aku memutuskan untuk mencintai seseorang, aku mencintainya mati-matian. Dan ketika aku terluka karenanya, harusnya aku sadar ... tidak baik jika terlalu mencintai. Terkadang aku merasa semesta tak adil untukku, tapi ternyata bukan, bukan seme...