WARNING ⚠⚠
Cerita ini merupakan cerita fiksi atau karangan belaka. Apabila ada kesamaan tokoh atau hal lain, itu semua diluar kendali saya. Saya tidak sama sekali berniat untuk plagiat.
•••
1 Minggu kemudian....
Suara Bel berbunyi, memberitahu penghuni sekolah bahwa jam istirahat telah tiba. Guru, termasuk siswanya diizinkan untuk menikmati waktu rehat sejenak, sebelum melanjutkan pelajaran kemudian.
"Ayo Bulan, jajan," ajak Angkasa tersenyum manis. Tangannya terulur di hadapan Bulan, menyuruh gadis itu menggenggam tangannya.
"Emm, ayo. Tapi gue sama Gina aja, lo sama yang lain. Gak apa-apa, 'kan?" Gadis itu menolak lembut. Tanpa keberatan Angkasa mengangguk.
"Kayaknya kalian duluan aja deh. Gue mau ke toilet dulu soalnya nih. Kan beda arah." Reigina berbicara kepada tujuh temannya. "Gue berdua sama Bulan kok."
"Serius gak papa?" tanya Ona.
"Gak papa dong. Iya kan, Lan?" Bulan mengangguk.
"Oke lah. Kita duluan," pamit Ken, lantas berjalan bersama ke-enam sahabatnya.
Angkasa sempat menoleh, menatap gadisnya. "Kalau ada apa-apa telpon, oke?"
"Oke." Rombongan inti KSATRIA pun berjalan bersama-sama ke kantin, sambil sesekali bercanda dan tertawa. Tak jarang juga candaan mereka sampai memukul atau mencubit. Hal biasa bagi mereka.
Reigina dan Bulan pun memutuskan untuk melangkah menuju toilet, letaknya tidak terlalu jauh dengan kelas mereka--XII IPA 2.
Reigina menatap Bulan. Manik matanya sedikit turun, sebab Bulan lebih pendek darinya. "Gimana lo sama Dion? Aman?"
"Sejauh ini, aman-aman aja sih. Jujur, gue merasa lebih mandiri semenjak tinggal bareng dia. Gue jadi bisa ngepel, cuci piring, nyuci baju meskipun pake mesin cuci."
"Lo kerjain semua sendiri?"
"Enggak dong. Baiknya si Planet itu, kalau gue nyuci, dia jemur pakaian dan angkat jemuran. Kalau gue nyapu, dia ngepel, dan lain-lain. Jadi gue nggak cape sendirian. Dan kalau dia udah liat gue kecapekan, dia langsung minta gantian."
Cerita Bulan berhasil membuat Reigina lega, sekaligus bahagia. Angkasa memang laki-laki yang tepat untuk Bulan. Laki-laki itu selalu dapat mengerti keadaan dan berkorban.
"Wih, enak banget. Andai aja kalo gue nikah sama Samudra dan dia bisa--"
Brukk.
"Gina lo nggak apa-apa?" Dasar konyol. Sudah jelas kini Regina tersungkur di atas tanah, sedangkan pelakunya asyik sekali tertawa.
Dengan cepat Reigina bangun, kemudian menarik kerah seragam seorang gadis yang menjadi musuhnya belakangan ini. "Lo suka banget ya, cari masalah sama gue? Mau gue tonjok lo hah?!"
"Apaan sih? Orang gue nggak sengaja juga? Santai dong, nggak usah sampe emosi gitu."
Kiran, seorang gadis yang sangat Reigina benci. Selain karena kecentilan dan keganjenannya dengan banyak laki-laki, gadis itu juga telah merebut Samudra dari Reigina. Kecantikannya kerap dipuji orang-orang, namun sifat sombongnya seringkali dipandang sebelah mata oleh orang yang tidak dibutakan parasnya.
Kiran melepas cengkraman tangan Reigina. "Masih belum puas lo, marah sama gue? Masih gagal move on dari Samudra?"
Bulan hanya diam tanpa berkutik. Dia selalu membiarkan sahabatnya bertengkar dengan Kiran, karena gadis itu memang sangat menyebalkan. Namun, Bulan tak melihat Karin si lugu nan baik hati--kembaran Kiran.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZEVANGKA [On Going]
Novela Juvenil"Cintaku telah habis di orang lama." 🌹 Perjodohan merupakan hal yang sangat-sangat berat bagi dua remaja yang masih duduk di bangku SMA--Angkasa dan Bulan. Perusahaan ayah Bulan yang hampir bangkrut merupakan alasan utama yang menyebabkan Bulan te...