Please vote before reading! Thank you
Happy reading___________________________
Suara jam terus berdentang, menunjukkan jam lima pagi. Kemudian jam berbunyi nyaring memekakkan telinga. Dengan cepat tangan itu terangkat dan segera mematikan jam itu.
Helz pun bangkit dari tidur. Mengucek mata kirinya, beranjak turun dari kasur. Berjalan ke arah sampiran baju, mengganti piyama dengan kemeja dan celana hitam selutut yang digantungkan ke sampiran. Setelah selesai, Helz mengambil piyama yang sengaja dijatuhkan, membawanya keluar kamar untuk mencucinya.
Mencuci baju sudah menjadi rutinitas pagi Helz. Setiap Senin dia akan mengunjungi semua kamar anak-anak untuk mengambil pakaian kotor mereka dan mencucinya. Helz mendapatkan dua keranjang tumpukan baju dari semua kamar anak-anak, diletakkan di dekat sumur halaman belakang panti asuhan. Sebelum mencuci Helz, melempar ember kedalam sumur mengambil lalu menariknya ke atas menuangkannya ke bak. Kemudian Mencuci semua pakaian dengan mengucek pakaian satu persatu.
Selang tiga puluh menit, Helz selesai mencuci semua baju-baju itu dan langsung menjemurnya di jemuran kaya yang terpasang tidak jauh dari tempat Helz mencuci.
Juloan berjalan sempoyongan sampai-sampai jatuh tersandung sapu yang tergeletak di lantai, meringis menahan sakit. Hendak bangkit berdiri namun kaki-kakinya tidak mampu menopang berat tubuhnya. Yang bisa dia lakukan hanyalah menyeret tubuhnya dengan
Juloan terlihat berantakan dengan pakaiannya yang lusuh dan kotor karena debu, dan juga entah apa yang dilakukannya semalam sehingga dirinya punya kantung mata yang menghitam di wajahnya yang lesu. Kulitnya jadi putih pucat. Bahkan pandangan mulai kabur, sudah mencoba berkedip berkali-kali tetap sama. Membuat kepalanya terasa pusing.
“Juloan! Kamu kenapa?” tanya Helz panik, meraih tubuh Juloan dan langsung menopang tubuhnya. Membawanya ke kamar Juloan.
Juloan sama sekali tidak merespon layaknya jasad tak bernyawa, mau diapakan seperti apapun tetap tidak bergerak. Kali ini yang dia rasakan dari sekitarnya hanya perjalanan waktu yang terasa lambat, saking lambatnya suara Helz yang dari tadi terus bicara menanyakan keadaannya jadi terdengar rendah dan lamban. Sebenarnya sendiri Juloan tidak tahu kalau dia sedang dibawa oleh Helz.
KAMU SEDANG MEMBACA
INSIDE HOUSE
HororSegera terbit (1/2) Kisah dimulai dengan kehidupan ketujuh laki-laki yang tinggal bersama seorang wanita tua bernama Lenny, disebuah rumah kecil sederhana, sebelum akhirnya tinggal di panti asuhan bersama Ethel. Meskipun hanya rumah kecil tapi sanga...