Gadis remaja 16 Tahun itu kini sedang meregangkan otot-ototnya, sore ini hujan deras mengguyur kota jakarta dan pekerjaan kali ini cukup melelahkan baginya walaupun tidak banyak hasil yang dia dapatkan tapi dia senang. dari siang tadi hujan tidak mereda yang membuat dia cukup berdiam diri di sebuah kedai pinggiran yang bernuansa jadul itu. ditemani secangkir kopi hitam, sebenarnya jika dilihat dari umurnya memang tidak dianjurkan untuk meminum kopi, terlebih mamanya bisa mengamuk jika tahu dia meminum air itu.Alzea Arkata Nalendra atau biasa di panggil dengan sebutan Zee. si gadis berlesung pipi, tinggi 160 cm, putih, dan berambut sebahu. dari semua ciri sempurna yang disebutkan hanya satu kurangnya yaitu sifatnya, dingin sangat dingin mengalahkan es kul-kul uni bakwan. kapten basket di SMA N 2 Antariksa di sebuah sekolah elit yang ada di Ibu Kota Jakarta. dia bukan orang yang berkecukupan, pasti kalian bingung kenapa dia bisa bersekolah disitu. beasiswa anak itu tidak main-main berbagai prestasi diraihnya membanggakan sekolahnya. siapa yang tidak kenal dengan anak ini, tukang parkir depan sekolah juga tahu siapa dia. dari banyaknya keberuntungan yang dia dapatkan ada satu hal yang membuat dia menyimpan perasaan sedih luar biasa. ibunya Melodi Elena Nalendra, wanita berusia 45 Tahun itu kini terbaring di rumah kecil sederhana dan sudah sejak 5 tahun terakhir ini mengidap penyakit mematikan.
"Zee, Ibumu pingsan lagi!"
Baru saja dia mengangkat benda kecil tersebut, mendengar hal yang paling dia takuti. setelah itu dia berlari kencang tidak peduli hujan sore itu masih tidak mau mereda. menaiki motor Yamaha Xr yang dia beli dengan uang hasil menabungnya sejak 3 tahun yang lalu, motor impian yang dia beli tepat di ulang tahun ke-15 nya.
....................
"Pasien kembali kritis. jantung dan ginjalnya kembali bermasalah."
Dadanya kembali sesak mendengar hal itu, sudah hal yang biasa namun ini hal yang berkali-kali dapat membuat separuh nafasnya sesak bukan main. dokter Feni Claudia Dermanta, dokter yang sudah beberapa tahun belakangan ini membantunya dalam merawat ibunya. zee, anak itu sangat-sangat berterima kasih kepada dokter muda itu. jika bukan karena campur tangannya mungkin ibunya sudah dari lama pergi.
"istirahatlah zee, kamu kelihatan sangat lelah hari ini" ucap feni sembari mengusap kepala anak yang hampir menangis itu.
anak itu hanya mengangguk lalu mulai berjalan mendekati brankar ibunya, dan duduk sembari memegang telapang tangan yang dia tempelkan di pipinya.
cahaya pagi ini masuk melalui kaca jendela rumah sakit itu, membuat mata yang masih tertutup itu terpaksa ia buka karena sangat silau. memandang sekitar lalu menguap sangat lebar setelahnya. meregangkan otot-otot badannya yang pegal dikarenakan tidak sengaja tertidur sambil duduk di kursi dekat brankar ibunya. melihat yang berbaring belum kunjung sadar dengan rasa malas dia segera berjalan ke kamar mandi, untung tadi kemarin dia sempat pulang dulu untuk mengambil seragamnya dan bisa dipastikan jika dia lupa membawanya pasti akan telat datang ke sekolah nantinya.
sebelum dia meninggalkan ruangan ibunya, zee tidak lupa menitip pesan kepada perawat jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan terjadi dia mereka bisa menghubunginya. zee selalu memandang gedung sekolah nan elit itu dengan tatapan datarnya, dia tidak nyaman disana dan alasannya banyak orang angkuh di dalam sana. berbicara seenaknya tanpa memikirkan perasaan orang lain.
"orang kaya benar-benar membuatku jengkel" gerutu zee yang sedang berjalan di koridor menuju kelasnya.
"Plak.." bunyi itu sangat renyah terdengar secara tiba-tiba dan saat Zee mendongak dia tidak heran melihat kelakuan dakjal temannya. ya ... orang itu adalah adel, anak yang bernama lengkap Reva Fidela Adinata adalah anak pemilik butik terbesar di kota itu. disusul dengan Cornelia Kusuma atau yang dipanggil dengan Oniel serta satu lagi Zahra Langit Ganendra atau Ara.

KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Hujan
Genç KurguHujan tidak jahat karena datang dan pergi sesuka hati, namun memang keadaan yang membuat hujan dan bumi tidak bisa bersama bahkan genangan bekas hujan. Tentang si gadis berusia 16 tahun, berjuang ditengah kehidupan Jakarta yang keras. Penyuka hujan...