E01 Sex Now, Love isn't Needed

118 20 1
                                    

Author Point Of View On

Bersamaan dengan suara klakson yang berisik di jalan dan panas terik matahari di siang hari, membuat dua orang manusia yang terjebak macet di jalan kini merasakan cemas. Keadaan pikiran yang riuh menambah tingkat kecemasan mereka setiap menitnya. Mereka berdua ingin segera pergi dari tempat itu sekarang juga.

"Aku tidak tahu lagi harus mencari kemana persembahan untuk Tuan Iblis. Dia telah membunuh temanku yang sengaja aku jadikan persembahan untuknya selama satu bulan kedepan. Aku kira temanku itu bisa melayani nafsu sang Iblis." Wanita muda yang baru saja berbicara itu kini sedang menutup kedua matanya sambil memegang kepalanya dengan kedua tangannya. Dia merasa sangat bingung sekarang.

"Art telah meninggal?" Seorang pria yang duduk di belakang kemudi cukup terkejut setelah mendengar berita itu.

"Ya, dan Tuan Iblis yang telah membunuhnya sendiri. Aku melihatnya sendiri. Dia menghisap darah Art hingga habis."

"Sayang sekali.." Reaksi datar, seolah tidak ada ketakutan di wajahnya.

"Kenapa? Apakah kamu menyukainya?" Wanita itu salah paham dengan kata-kata pria itu. Wanita yang sedari tadi menutup mata kini membuka mata dan melihat ke arah pria itu.

"Tidak, aku hanya.." Pria itu bingung harus menjawab apa pertanyaan dari wanita itu.

Pria itu hanya merasa terkejut karena Art telah meninggal. Padahal ini baru berjalan lima hari, tapi sang Iblis dengan mudah merasa bosan saat bersama dengan Art. Biasanya, dua minggu adalah waktu yang dibutuhkan untuk sang Iblis melampiaskan nafsu dengan para korban yang sengaja dipersembahkan untuknya. Hal itu membuat para pengikut memiliki waktu yang cukup banyak untuk mencari persembahan baru.

"Aku merasa pusing dan bingung sekarang." Keluh wanita. Dia kembali menutup kedua matanya.

"Aku juga merasa pusing dan bingung sekarang. Aku tidak memiliki seorang pun teman pria yang berwajah cantik dan imut di tempat kerjaku."

"Tapi Tuan Iblis menginginkan hal itu. Pria itu harus cantik, putih, dan imut. Andai saja persembahannya adalah seorang wanita, kita pasti akan lebih mudah menemukannya daripada seorang pria." Wanita itu kini bersikap duduk biasa dan tidak lagi memegang kepalanya.

"Kamu benar."

Dua orang pria dan wanita itu kini sedang berdebat di dalam mobil mencoba mencari solusi. Mereka berdua sedang merasa kebingungan untuk mencari persembahan untuk Iblis yang mereka sembah. Mereka tidak memiliki waktu lagi karena Iblis itu selalu dipenuhi oleh nafsu. Mereka harus memenuhi kebutuhan nafsu sang Iblis apabila ingin hidup sejahtera.

"Siapa lagi yang harus aku persembahkan kepada Tuan Iblis?" Wanita itu bertanya kepada pria di sampingnya itu.

"Sial, waktu kita hanya sampai hari ini saja. Kita harus menyediakannya nanti malam. Apakah kamu benar-benar tidak memiliki teman pria yang berwajah cantik, Milk?"

"Aku sudah mencoba mengingatnya lagi. A-aku baru mengingatnya Tay. Aku pernah melihatnya di apartemen mu." Milk kini tersenyum ke arah Tay dengan tatapan penuh kebahagiaan karena akhirnya menemukan seseorang untuk dijadikan persembahan.

"Huh? Aku tidak pernah menyembunyikan siapapun di dalam apartemenku."

"Tetangga apartemenmu maksudku. Aku tahu kamu tidak memiliki kekasih."

"Jangan katakan kalau itu New! Aku tidak akan menyerahkan New kepada Tuan Iblis. Kamu tahu kalau aku menyukai New."

"Mau aku pukul?! Tuan Iblis juga tidak akan mau pria berotot sepertinya bodoh! Ada pria cantik yang aku lihat saat itu."

ANGEL WINGSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang