࣪˖ ִֶָ14 ⊹

182 17 0
                                    

Berantakan, semuanya berantakan. San menghela nafasnya beberapa kali. Pikirannya benar-benar kacau, wooyoung mengatakan ingin menemuinya hari ini setelah beberapa hari menghindarinya, ia sangat takut dengan apa yang akan wooyoung katakan nanti mengingat pertemuan terakhir mereka tidaklah baik.

San tidak menyangka wooyoung benar-benar marah besar hari itu.

"Ada apa ini? Tidak biasanya kau melamun saat bekerja"

San menatap yeosang yang memberikan beberapa berkas ke ruangannya.

"Kau bahkan tidak mendengar ketika aku mengetuk pintu"

San memijat kepalanya pelan, pikirannya tidak bisa fokus sama sekali.

"Bagaimana lamarannya?"

"Aku tidak tahu"

"Kau pasti ditolak, sudh kuduga"

"Aku bahkan belum memulainya"

Yeosang hanya tertawa pelan, melihat reaksi sedih san. Ketika yeosang membalikan badannya, pintu terbuka menampakan seseorang di balik pintu.

"Bukankah kau wooyoung?"

Ketika san mendengar ucapan yeosang, kepalanya dengan cepat terangkat melihat wooyoung di depan sana.

"Sayang--"

"Ku rasa aku mengganggu, aku akan kembali nanti"

Sebelum wooyoung melangkah pergi, ucapan yeosang menghentikannya.

"Tenanglah wooyoung, kau tidak seharusnya cemburu padaku"

"Maksudmu?"

Yeosang mengembangkan senyuman mengejek kepada san yang bertanya, tidak heran jika dirinya di tolak. Sangat tidak peka.

Yeosang kembali menatap wooyoung yang sedang memandanginya.

"Aku sepupu san, jadi kau tenang saja"

Wooyoung membulatkan matanya terkejut. Sepupu? Benarkah? Jika iya itu berarti dia sudah salah paham kepada san, dan terlebih wooyoung menampar wajah tampannya itu.

 Sepupu? Benarkah? Jika iya itu berarti dia sudah salah paham kepada san, dan terlebih wooyoung menampar wajah tampannya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Maafkan aku". Wooyoung menundukkan kepalanya, ia merasa sangat bersalah dan juga malu.

"Tidak, akulah yang seharusnya meminta maaf, karena tidak tahu alasan kenapa kau marah dan tidak menemukan solusi dari permasalah kita"

Wooyoung mengangkat kepalanya menatap san yang sedang menatapnya sambil tersenyum.

"Sedari awal ini semua salahku karena berbohong padamu, tapi aku tidak berbohong ketika mengatakan akan bertemu dengan mingi, jadi tolong maafkan aku"

"Kenapa?"

"Apa?"

"Kenapa kau tidak marah? Aku membentak dan menamparmu"

San kembali tersenyum dan mengelus kedua pipi wooyoung.

"Aku pantas mendapatkannya sayang"

Wooyoung menerjang tubuh dan, memeluk pria tersebut. Tentu saja san membalas perlakuan wooyoung, dia sudah sangat merindukan wooyoung.


































































- BERSAMBUNG -

Illusion : Where are you? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang