BAD NIGHT
.
.
.
.
.
.
.San tidak menyangka jika mengajak seseorang berkencan itu gampang-gampang susah. Perlu strategi, pikiran matang, dan persiapan. Ya, persis seperti di reality show yang di tampilkan di tv. Kalau tidak, bisa-bisa yang kita aja berkencan keburu kabur duluan sebelum aksi di mulai. Atau, yang lebih tragis, orang tersebut lebih dahulu di ambil oleh pejuang lainnya.
Wooyoung adalah pemuda pertama yang berhasil mencuri hatinya. Kenalan pertama tanpa sengaja, yakni lewat teman satu fakultas. Mereka tidak pernah bertemu, hanya melalui obrolan group.
Wooyoung bahkan tidak pernah menanyakan tentang san, ia tidak pernah mempermasalahkan itu. Walaupun wooyoung sering bercerita pada san, begitupun sebaliknya, tetapi mereka belum pernah bertemu sama sekali.
Saat itu san tidak merasakan perasaan apapun terhadap wooyoung. Namun lama-kelamaan, setelah saling mengenal dan hubungan semakin akrab perasaan pun semakin mengalir.
Wooyoung... Akankah kau menolak cintaku?
Waktu terus bergulir. Wooyoung memanggilnya Hyung, ah sungguh menyenangkan ketika mendengarnya.
San ingin menjadi hyung yang spesial, lebih tepatnya sebagai kekasihnya. Ingin membahagiakannya, menyayanginya.
"Hyung, wooyo lagi ada masalah, bisa bantu gak? Maaf ya, aku ganggu hyung. Wooyoung ada di depan toko bunga sebrang jalan, nungguin hyung"
San tersenyum membaca pesan tersebut, inilah saat yang san tunggu-tunggu. Siapa sih yang tidak mau membantu orang yang disayanginya? Tapi, berarti... Sekarang san harus menemuinya.
Dia akan tahu siapa san, bagaimana rupanya san, usia san. San takut ketika bertemu, wooyoung tidak menyukainya.
Ah, biarlah... Mungkin sudah saatnya san harus berterus-terang, hidup ini memang penuh resiko.
"Apa yang harus aku kenakan ya, oh tidak aku belum bercukur, sial ini akan memakan waktu lama"
San segera mencukur beberapa janggut yang tumbuh di dagunya, walaupun tidak panjang namun itu mungkin akan membuat wooyoung risih.
---
"Wooyoung!"
Dengan detak jantung yang tak karuan, san memberanikan dirinya menyapa wooyoung terlebih dahulu.
"Hyung"
Ah suara itu, aku mendengarnya langsung.
Suara yang indah di mana dia hanya bisa mendengarkannya lewat telfon.
"Maaf membuatmu menunggu lama"
Wooyoung melirikku sejenak, kemudian kulihat ia kembung muka. Malu. Atau, jangan-jangan dia merasa muak melihat rupa seorang Choi san?
Ya tuhan... Kaki san terasa kesemutan. Ia berusaha menahan perasaannya yang tak karuan. Setelah dirasa sedikit tenang, san mencoba membuka suara.
"Kau punya masalah apa? Apa yang bisa hyung bantu?"
Tanya san sangat berhati-hati, wooyoung hanya menggelengkan kepalanya pelan.
"Ayo cerita" bujuk san pelan.
Belum lagi ada jawaban, tiba-tiba ada seorang wanita datang menghampiri mereka.
"Ayo pulang!" Bentaknya keras.
Ha, san begitu kaget. Baru saja menenangkan perasaannya muncul lagi masalah baru.
Dalam hitungan detik, wanita tersebut segera membawa wooyoung pergi.
"Wooyoung," san ingin sekali berteriak memanggilnya. Tapi seolah-olah mulutnya terkunci.
San memandangi mobil itu yang mulai menjauh daripandngannya, oh sial sekali.
"Hyung... Wooyoung minta maaf, aku dan mamah sedang bertengkar. Tapi biarlah, dengan kejadian ini wooyo bisa tahu siapa hyung, ayo kita sering-sering bertemu hyung"
San tidak melunturkan senyumannya ketika membaca pesan tersebut, seneng sekali rasanya wooyoung mengajaknya bertemu lagi. Di lain waktu, san pastikan perasaannya akan ia ungkapkan secara langsung.
San pasti bisa.
BAD NIGHT (END)
KAMU SEDANG MEMBACA
Illusion : Where are you? [END]
Short StorySelama 29 tahun san hidup dengan pendirian tidak akan pernah mau jatuh cinta bahkan sampai mati sekalipun, tetapi setelah bertemu dengan pemilik toko bunga pada malam hari itu membuatnya menelan ludah sendiri. dom ; Choi San sub ; Jung Wooyoung 📍...