"San..."
"San..."
Samar-samar san mendengar suara seseorang memanggil namanya, ia ingin memiliki matanya namun terasa sangat berat.
Dengan perlahan san membuka matanya, rasa nyeri ia rasakan di kepalanya dengan hebat.
"San..."
San mengalihkan pandangannya pada seseorang di sampingnya, di sana berdiri seseorang dengan jas berwarna putih dan seseorang yang mengenakan kaos hitam.
San diam saja saat seseorang berjas putih menyentuhnya.
"Bagaimana keadaannya dok? Kenapa dia tidak bersuara? Jangan bilang dia bisu?"
"Diam mingi"
Ketika dokter ingin berbicara, san terlebih dahulu memotong ucapanya.
"San kau mengenalku? Syukurlah, kau tahu aku sangat khawatir padamu? Kau koma selama 3 bulan san!"
San menatap mingi kaget, lalu menatap sang dokter seakan bertanya 'benarkah?'
"Tenanglah dulu tuan, mungkin kabar ini mengejutkan anda, tetapi memang benar anda mengalami koma selama 3 bulan, kami akan menyiapkan pemeriksaan terlebih dahulu," sang dokter keluar.
Saat san masih mencerna situasi ini, tiba-tiba dia teringat sesuatu.
"Tunggu... Di mana wooyoung?"
San menatap mingi bertanya, tetapi raut wajah mingi yang san tangkap seakan kembali bertanya pada san.
"Siapa wooyoung?"
"Di mana wooyoung?!"
"Siapa itu san, aku tidak tahu!"
"Aku ingat betul terakhir kali aku bersamanya di mobil, dia ingin melihat laut mingi, saat kita akan pergi tiba-tiba... Tiba-tiba dari arah depan... Wooyoung... Mingi di mana wooyoung... Di mana dia"
"Tenanglah dulu kawan, tidak ada seseorang dengan nama seperti itu, kau tidak pernah bercerita tentang siapa itu tadi namanya? Ah wooyoung, kau tidak pernah mengucapkan nama itu"
San tercengang, mingi tidak mengenalnya? Bukankah mingi mengenal wooyoung lebih dulu daripada dirinya?
Ini tidak benar, dia tidak bodoh dengan situasi ini, tiba-tiba tubuhnya tegang, jantungnya berdetak dengan kencang, matanya melirik ke sana dan kemari tidak jelas.
"San kau ini kenapa? Apa kau mengalami semacam mimpi?"
San menatap mingi terkejut, itu hal yang tidak ingin dia percaya sedari tadi.
"Apa yang kau maksud?" San mencoba menyangkal pikirannya.
"Lupakan, di mana yunho". San kembali bertanya.
"Siapa lagi itu san? Berapa banyak lagi nama yang akan kau sebut?"
"Kau tidak mengenal yunho?"
Mingi menggelengkan kepalanya.
"Jongho?"
"Tidak"
"Yeosang?"
"Kau lupa? Dia sepupu mu bodoh, mana mungkin aku tidak tahu"
"Hongjoong, kau mengenalnya?"
"Siapa lagi itu? Wooyoung, Yunho, Jongho, dan sekarang Hongjoong"
San menelan ludahnya kasar, bukankah sudah jelas semua ini?
"Dia suami kakak mu bodoh"
Mingi membulatkan matanya. "Ya Choi San, kau jangan berbicara sembarangan, kakak ku belum menikah, kekasih pun dia tidak punya asal kau tahu"
San mengalihkan pandangannya dari mingi.
"Sudahlah, kau baru saja bangun dari koma, aku yakin ingatan mu masih belum pulih, apa terakhir kali kau sedang membaca sebuah novel? Lupakan, istirahatlah dulu, aku akan menemui dokter"
Mingi meninggalkan san yang masih terdiam.
San hanya menatap jendela yang memperlihatkan keadaan kota yang gelap, tidak lama air matanya turun tanpa permisi melewati pipinya.
San mengadahkan Kepalanya ke atas sembari menutup matanya.
"Mimpi? Jadi semuanya hanya ilusi?"
________
• Jangan lupa vote nya atiny~- END -
KAMU SEDANG MEMBACA
Illusion : Where are you? [END]
Short StorySelama 29 tahun san hidup dengan pendirian tidak akan pernah mau jatuh cinta bahkan sampai mati sekalipun, tetapi setelah bertemu dengan pemilik toko bunga pada malam hari itu membuatnya menelan ludah sendiri. dom ; Choi San sub ; Jung Wooyoung 📍...