part 34

403 71 8
                                    

_
_
_

Cukup lama mereka tak bergerak dan tak ada yang bersuara. "Jangan membuat posisi ku makin sulit"  Bisik Jimin dengan air mata berjatuhan di pipinya.

Hati dan perasaan Jimin makin tak karuan, tak mampu menolak Yoongi, tapi akan lebih menakutkan jika menerimanya. Tapi saat ini Jimin merasa sangat lemah, perasaan seperti itu selalu muncul saat dekat Yoongi. Ingin rasanya bersandar
dan berlindung pada orang yang dari awal Jimin yakini sebagai Hyeong itu.
Jimin memutar badan, rencana ingin mengusir Yoongi dan menyudahi situasi canggung itu, tapi ketika melihat wajah Yoongi tak ada kata-kata yang keluar dari mulut Jimin. Hanya perasaan ingin menagis dan mengadukan semuanya,
semua sakit dan lelah yang Jimin tanggung selama ini.
Jimin menjatuhkan tubuh nya dalam pelukan Yoongi. Dan melepaskan tangisnya yang tertahan.

Yoongi tak sepenuh nya tau kenapa Jimin menangis seperti itu, tapi dapat merasakan tangis Jimin seperti menumpahkan beban berat yang ada di hati nya. Jimin mode menunjukkan jati dirinya seperti ini, tak bersembunyi di balik pura-pura kuatnya, membuat Yoongi makin sayang dan ingin tau Jimin lebih dalam. "Mulai sekarang kamu boleh ceritakan pada ku jika itu berat. Boleh menangis saat kamu sedih. Pura-pura tertawa tak akan membuat mu tenang" bisik Yoongi

Berusaha menghentikan tangis nya. "Kamu pasti akan menyesali ini" ucap Jimin dalam sesegukan sisa tangisnya. "Banyak penyesalan dalam hidupku, harus nya gak termasuk kamu" jawab Yoongi.
Jimin mencium Yoongi berharap penyesalannya tak akan merubah ketulusannya dan mampu meyakinkan Yoongi.

Yoongi membalas aksi Jimin, ciuman yang lembut dan menuntut, perasaan yang berubah jadi hasrat yang tak terkendali.
adegan panas dan memabukkan, Yoongi terus mendorong Jimin mundur ke posisi tempat tidur. Jimin rebah di tempat tidur dengan Yoongi yang makin liar diatasnya mengungkung tubuh Jimin yang terasa sangat kecil dalam pelukan Yoongi.
Tangan Yoongi bergerak nakal menelusup kedalam kaos Jimin. Kaos itu sudah terangkat sampai ke dada, tiba-tiba Jimin
sadar Yoongi tak boleh membuka baju nya. Jika Yoongi membuka baju Jimin maka dia akan melihat banyak bekas luka
pukulan di punggung Jimin, dan Juga tatto kupu-kupu besar yang pernah di gambar K9, Jimin benar-benar membuat
tatto permanen itu di punggung nya.

Jimin menahan tangan Yoongi, menatap Yoongi yang mapan diatas tubuh nya. Lalu Jimin menggelengkan kepala sebagai
tanda agar Yoongi menghentikan kegiatannya.

"Maaf" Bisik Jimin

Yoongi tak punya pilihan lain selain menghormati ke inginan Jimin. Merebahkan tubuhnya disamping Jimin sambil mengatur nafasnya yang memburu tak beraturan.
Jimin langsung memeluk Yoongi sebagai ganti nya. "Maaf karna membuat mu khawatir". lanjut Jimin.

"Aku belum tidur dari kemarin. Tapi harusnya kamu minta maaf bukan karna itu" Jawab Yoongi dengan senyum tertahan.

"Trus apa?" Tanya Jimin

Yoongi menjawabnya dengan mendengus dengan senyum tertahan sambil memejamkan matanya pura-pura tidur.

"Apaaaaa ?" rengek Jimin manja

"Tidur,,,, Tidurrr..." Jawab Yoongi tak ingin memperpanjangnya lagi.

Tak butuh waktu lama, Yoongi tertidur dengan nyenyak, perasaan nyaman dan plong setelah menyatakan perasaannya pada Jimin dan berbalas, Malam yang paling bahagia, perasaan berharga yang tak kan terlupakan.

Dan pagi nya pun terbangun dengan damai, bersiap berangkat kerja mereka selalu bercanda dan bermesraan, seperti
anak muda yang sedang di mabuk cinta.

Masuk ke office masing-masing, kembali pada kesibukan pekerjaan yang menguras energy dan fikiran. Sesekali tanpa sadar Yoongi senyum dan tersipu sendiri mengingat kejadian bersama Jimin semalam yang sulit di lupakan.

Berbeda dengan Jimin yang terlihat tegang dan serius di meja kerja nya. "Jika aku bukan anak Direktur Min, lalu aku anak siapa ?. Ketua Namjoon pasti tak kan dengan mudah memberitahu ku kebenarannya" gumam Jimin.

Jimin akhirnya menemui Park Jiwoon, untuk mencari informasi apapun yang dapat membawanya bertemu orang tua
kandung nya.

"Manager Park,  ada hal apa sampai membawa mu datang menemui ku. Apa ada yang bisa ku bantu ?" Tanya Park Jiwoon

"Ya, saya sangat membutuhkan bantuan anda Park Jiwoon ssi. Saya butuh penjelasan dari anda" tegas Jimin.

"Sejak lama, Park Jiwoon yang telah meninggal saya yakini adalah ibu kandung saya, tapi sejak kemunculan anda membuat pertanyaan ini terus menganggu saya". Jimin memulai percakapan

Sontak Jiwoon tertawa mendengar itu. "Manager Park, apa yang anda katakan ?, dongeng seperti apa yang anda dengar?"
Tanya Jiwoon tak henti tertawa.

"Apa anda yakin tak memiliki anak lain selain Manager Hoseok ?"  desak Jimin

"Ya, Hoseok adalah satu-satunya anak ku" tegas Park Jiwoon

"Lalu bagaimana dengan anak hasil hubungan terlarang mu dengan Direktur Min ?"

Seketika wajah perempuan itu berubah marah. "Apa kamu di utus Namjoon ?. Karna hanya dia satu-satu nya orang yang
tau tentang hubungan ku dengan Direktur Min."

"Kembali lah dan sampaikan pada Namjoon, Ancaman seperti ini bukan apa-apa untuk ku. Katakan juga padanya sebaiknya persiapkan dirinya menuju kehancuran yang sudah makin dekat. Aku akan menjadi orang no 1 di
Min Corporate. Jika Direktur Min saja bisa ku hancurkan, berarti orang Seperti Namjoon juga akan dengan gampang
ku singkir kan" Jawab Jiwoon berapi-api.

Senyum dan tatapan Park Jiwoon lebih menakutkan dari Namjoon. Ambisi dan keserakahan yang sama dengan Namjoon. "Ada apa dengan orang-orang ini.." Gumam Jimin.

Tapi Min Yoongi adalah Direktur dan pemegang saham terbesar di perusahaan, dia adalah orang yang tak mungkin bisa
anda saingi" pancing Jimin.

'Hmmm, anak ingusan itu, dia hanya akan bernasib sama dengan appa nya yang naif dan bodoh". Anak itu adalah lawan sepele yang tak perlu ku waspadai. waktu 3 bulan terlalu lama untuk menghancur kan nya"

Wajah dan intonasi Park Jiwoon menyiratkan amarah dan dendam yang dalam. Semua yang dikatakannya membuat Jimin makin mengkhawatirkan Yoongi

"Ada baiknya orang seperti ini bukan lah ibuku" batin Jimin

- to be continued -

BLIND SUSPICION [YOONMIN] || ENDМесто, где живут истории. Откройте их для себя