yang baca lebih dari 700 orang, hmmmm tapi itunya ga nyampe 100 hmmmmm
oke guys, ini terakhir deh, klo part ini rame, rame bngt aku usahain buat mikirin alur selanjutnya! ciyus
stop spam komen 'next' 'p' 'lanjut', soalnya itu bikin betmut dan males😗🙏
****
Beberapa waktu berlalu, semuanya berjalan baik-baik saja. Keadaan Zeon juga sudah pulih dan dapat kembali beraktivitas seperti biasanya. Hari ini, adalah hari yang Zeon nantikan setelah hari-hari sebelumnya keluarganya telah menjanjikan dirinya untuk kembali bersekolah.
Awalnya Zeon merasa senang, karena itu artinya ia akan kembali bertemu dengan teman-temannya setelah sekian lama. Namun, kebahagiaannya itu pupus seketika saat Sagara mengatakan bahwa Zeon hanya akan bersekolah di sekolah milik keluarganya.
"Gak papa, seenggaknya gue gak harus dikurung terus kayak tawanan di rumah segede ini," gumam Zeon di depan cermin seraya memperhatikan dirinya sendiri yang sudah rapi dengan seragam khas sekolah barunya itu.
Bersamanya Zeon mengambil tas sekolahnya, pintu kamar terbuka dan muncullah seorang Archer yang juga mengenakan hal yang sama seperti Zeon. Raut pemuda itu terlihat cerah dan riang dengan senyumannya yang lebar.
"Kau sudah siap?" Tanyanya menghampiri Zeon. "Tampan sekali seperti diriku," lanjut Archer seraya menangkup pipi Zeon dan meneliti wajah adiknya itu dengan pandangan kagum.
Zeon berdecih dalam hati. Pede banget anjir, eh tapi dia emang ganteng, sih.
"Ayo, kita harus sarapan, yang lain sudah menunggu di bawah," kata Archer yang segera menarik pergelangan tangan Zeon.
Di bawah, tepatnya di ruang makan, seluruh keluarga Virendra sudah berformasi lengkap menempati meja makan. Mereka menoleh dan menatap hangat pada Archer dan Zeon yang baru saja tiba.
Sagara tersenyum lebar, "Semangat sekali," katanya pada Zeon.
Zeon membalasnya dengan senyum tak kalah lebar, "Semangat, dong, kan aku mau ketemu temen-temen baru. Mereka pasti seneng punya temen kayak Zeon nantinya."
"Kau yakin?" Tiba-tiba di tempatnya Aelius bertanya dengan nada skeptis. Zeon sontak menatap pemuda itu dengan penuh tanya. "Kau yakin orang di sebelahmu itu akan membiarkan dirimu bercengkrama bersama orang lain selain keluarganya?" Kata Aelius seraya menunjuk eksistensi Archer yang sedang fokus memakan sarapannya dengan santai.
"Loh?" Kali ini Zeon menoleh pada Archer yang duduk di sampingnya. "Ya kali gak boleh."
"Memang," angguk Archer santai, lantas ia membalas tatapan Zeon dengan penuh arti. "Memangnya mereka siapa ingin berteman denganmu? Kau tidak boleh sembarangan berteman, Zeon. Hidupmu dengan orang-orang diluar sana berbeda, kau Virendra kalau kau lupa."
KAMU SEDANG MEMBACA
ZEON ALTAIR
Hài hướcZeon Altair Virendra "Ucapkan selamat tinggal pada kebebasan mu."