4

4.6K 291 10
                                    

2 hari sudah sejak dibawanya Zeon dari kediaman Bibi Tisa. Anak itu masih tertidur pulas di ranjangnya padahal tadi ia sudah bangun untuk sarapan. Namun setelah sarapan itu Zeon kembali melanjutkan tidurnya.

Papa dan para Abangnya sudah pergi melakukan aktivitas nya masing-masing. Waktu juga sudah menunjukkan pukul 10 pagi, namun tidak ada tanda-tanda Zeon untuk setidaknya bergerak dari tidurnya.

Beberapa waktu berlalu. Zeon menggeliat pelan, cahaya matahari yang menyorot melalui jendela kamarnya itu membuat Zeon terusik. Ia mengedip-ngedipkan kedua matanya sebelum kesadarannya bangkit seketika.

"Jam berapa ini anjir? Ah, gila, gue tidur nyenyak banget disini."

Kembali memejamkan matanya. Namun, selang beberapa detik ia terlonjak.

"Titan-titan itu gak ada di rumah kan? Berarti gue sendirian disini?"

Matanya berbinar, lalu tanpa mencuci wajahnya terlebih dahulu, Zeon melesat keluar kamar.

"Anjir gue beneran ditinggal sendiri dong!" Girangnya.

"HAHAHAHAHAHAH," lalu kemudian ia tertawa bak penyihir jahat sambil merentangkan kedua tangannya. Tawa yang menyeramkan.

"Tuan muda, apa yang anda lakukan disini?"

Zeon menghentikan tawanya, lalu berbalik. Dilihatnya pria seumuran Papa-nya berdiri menjulang dengan sopan.

"Lo siapa?" Tanya Zeon mengerutkan keningnya.

"Saya Josh, Tuan muda. Asisten pribadi Tuan besar Sagara," jawab Josh sopan.

Zeon menganggukan kepalanya mengerti. "Terus ngapain situ berdiri disini? Gak kerja?"

"Mulai saat ini, tugas saya adalah menjaga dan memenuhi kebutuhan anda, Tuan muda," balasnya lagi sambil menunduk.

"Memenuhi kebutuhan? Heh, ngapain? Gue masih punya si Sagara, Bapak gue buat menuhin kebutuhan. Lo gak usah repot-repot," pungkas Zeon sambil mengibas-ngibas tangannya.

"Maaf Tuan muda, maksud saya keperluan anda diluar kendali Tuan besar."

"Gue gak butuh, sana pergi, hush hush hush..." usirnya pada Josh. Namun manusia yang 11 12 seperti Sagara itu tidak bergerak sedikitpun.

Zeon yang kesal pun menghampirinya. Ia berdiri tepat didepan Josh. Berdecak kesal karena tubuhnya hanya setinggi perut lelaki itu. Mengapa ia begitu pendek?

"Lo gak ngerti bahasa manusia?" Tanya Zeon kesal. Namun Josh hanya diam saja.

"Oh, lo gak tau siapa gue, ha? Gue itu ketua geng, gue bisa bikin lo babak belur saat ini juga!"

"Ck! Batu banget lo. Jawab apa kek," kesalnya lalu ia menginjak sekuat tenaga kaki Josh lalu pergi darisana sambil menghentak-hentakkan kakinya.

Sedang Josh hanya meringis lalu mengikuti langkah Tuan muda barunya itu.

"LO NGAPAIN NGIKUTIN GUE?!" Pekik Zeon berbalik. Anak itu jika sedang kesal wajahnya akan berubah merah, hidungnya kembang kempis, juga tangannya yang berkacak pinggang.

"Maaf Tuan muda," ucap Josh menunduk.

"Aishh, sialan bikin gue kesel aja," lalu kembali melanjutkan langkahnya. Begitupun dengan Josh.

Zeon berhenti, kembali berbalik dan menatap tajam Josh yang juga ikut menghentikan langkahnya.

"Mau lo itu apa sih sebenernya?!"

Zeon menyeringai, dan Josh yang melihat itu mengerutkan keningnya bingung.

"Tangkap gue kalau lo bisa," ucapnya sebelum ia melesat lari.

ZEON ALTAIR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang