Cemburu Buta

185 13 1
                                    

Senja menuju malam, hingga pagi menjelang siang, Satya tak mengetahui keberadaan Jovaniel. Tak biasanya Jovaniel pergi tanpa jejak, sejak terakhir ia menghampiri Haidar, Satya tak lagi melihat wajah seorang yang menggemaskan itu.

Pikirannya mulai kalut di dalam kepalanya, sehari tanpa Jovaniel terasa begitu hampa bagi hatinya. Aktivitas Satya menjadi tak begitu menyenangkan ketika hanya Jovaniel yang tak kunjung memunculkan wajahnya, ia ingin bertanya langsung kepada Haidar, tetapi ia gengsi.

Matanya terus bergerak dengan intens menatap ke seorang yang sebagai saingannya, ia tak dapat mengontrol pikiran negatifnya. Satya tak tahu harus bagaimana untuk mengetahui keberadaan Jovaniel, ia cukup malas untuk menimbulkan keributan.

Tindakan yang sepele akan terasa sangat fatal jika ia lakukan, Satya tak bisa menaruh harapannya kepada Jayden untuk membantunya. Dirinya juga tak begitu akrab dengan kedua sahabat Jovaniel, namun ia akan mencoba meminta bantuan kepada Ryann, berharap jika itu membantunya.

Di meja makan yang cukup besar, mereka duduk di kursinya masing-masing untuk makan siang bersama. Tanpa Jovaniel, perkumpulan mereka seperti ada sesuatu yang berkurang.

Bukan hanya Satya yang merasa kesepian, tetapi kedua sahabatnya pun tak tahu apa yang sedang Jovaniel lakukan sekarang. Mereka semua tak mengetahui apa yang terjadi pada Jovaniel selain Haidar setelah adanya sesuatu yang aneh.

"Sepi gak sih?" tanya Sean yang memulai percakapan untuk memecahkan keheningan, rasanya begitu membosankan meskipun ia bisa bersenang-senang dengan mereka tanpa Jovaniel.

Anggukan Jayden membuat Sean kembali terdiam, bahkan mereka hanya terdiam. Obrolan ringan rasanya tak begitu menyenangkan jika mereka kehilangan satu orang, Sean memilih untuk menundukkan kepalanya dan menyantap kembali makanannya yang belum habis.

"Mancing yuk." semua mata kini tertuju pada seorang yang lebih muda dari mereka. Kedua alis Ryann terangkat menandakan sebuah tanya yang membutuhkan jawaban dari mereka.

"Kapan?" tanya Jarrel

"Ntar sore, kalo mau kita bikin tantangan. Kita taruhan, yang kalah ntar bakal beresin semua piring kotor sama nyiapin makan malem, gimana?"

Tawaran Ryann membuat Jayden memiringkan senyumnya, terdengar seperti tantangan baginya, tetapi juga akan menguntungkannya.

"Deal, tapi siapapun yang kalah, jangan ngeluh. Itu cuma berlaku buat hari ini kan?" tanya Jayden

"Yoi, gimana?" Ryann menggerakkan matanya untuk menatap wajah mereka, ekspresi wajahnya terlihat seperti berharap mendapatkan jawaban yang sesuai dengan pemikirannya.

"Gas, lo semua harus ikut." ujar Haidar

Kepala mereka terus bergerak untuk memandangi satu sama lain, tak ada pilihan lain untuk menolak ide yang begitu menarik dari Ryann. Setelah beberapa detik mereka saling terdiam, akhirnya Jarrel bahkan Sean menyetujui ajakan Ryann.

"Lo keberatan?"

"Gue join, tapi Jovaniel gimana?" pertanyaan yang baru saja keluar dari mulut Satya membuat Haidar menatapnya, keduanya saling bertatapan.

"Dia lagi istirahat, kenapa?"

Mulut Satya tak mampu mengeluarkan kata-kata, ia tak bisa memberikan kalimat jawaban untuk membalas perkataan Haidar, ia menghembuskan napasnya perlahan dan menggelengkan kepalanya. Tak ada gunanya jika berdebat dengan Haidar saat ini, justru akan menimbulkan masalah baru, kepala Satya terlintas sebuah pikiran yang akan ia lakukan.

Sebenarnya, Satya tak sendirian merasakan keanehan yang terjadi pada Jovaniel sebab hanya Haidar yang mengetahui di mana Jovaniel seksrang. Terkesan aneh jika sudah 2 hari ini mereka tak melihat kehadiran Jovaniel, tetapi mereka sedikit membuang pikiran itu ketika Haidar berkata jika Jovaniel sedang beristirahat, meskipun mereka tak mengerti apa yang dimaksud Haidar.

You're Mine, JovanielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang