Si Cantik, Jovaniel

426 31 1
                                    

Satu hingga dua minggu terlah berlalu setelah kejadian Jovaniel bertemu dengan senior yang membuatnya sedikit kebingungan.

Kehidupan perkuliahan Jovaniel telah dimulai, ia mulai terbiasa dengan lingkungan kampus yang sedikit berbeda dari kehidupan sebelumnya. Pada awalnya, Jovaniel terus terlambat untuk datang ke fakultas sebab jam tidurnya yang tak teratur.

Suatu hari, Haidar menghampiri Jovaniel saat ia baru saja ingin masuk melewati pagar fakultas. Jovaniel terus mengeluh sebab Haidar terus mengomel padanya. Namun, ia justru tak lagi mengulangi kesalahannya untuk terlambat.

Ciuman kayanya cocok buat hukum kamu

Jovaniel hanya bisa pasrah dan mulai menjadi mahasiswa yang baik, ia tak lagi terlambat ke fakultas sebab takut jika saja ia mendapatkan hukuman yang Haidar maksud, teman-temannya akan mencurigainya dengan melihat bibirnya saja.

Sialnya, Jovaniel memilih jurusan yang sama dengan Haidar, itu akan memudahkan Jovaniel terus bertemu dengan senior yang menyebalkan itu. Namun, Haidar justru merasa menang sebab ia tak perlu terlalu banyak cara untuk mendekati Jovaniel.

Namun sedikit aneh, keduanya belum saling mengetahui nama mereka masing-masing. Ya, dalam dua Minggu telah berlalu, mereka hanya mengobrol santai dan membahas beberapa kegiatan kampus tanpa berkenalan nama.

Sejak mengenal Jovaniel, Haidar mampu membuat teman-teman kebingungan. Bagaimana tidak, Haidar yang biasanya sangat cuek dengan mahasiswa/i kampus itu kini berani untuk mendekati mahasiswa baru. Namun, Jayden sedikit berbeda sebab ia sangat paham mengapa Haidar berubah dari biasanya.

Jayden mengetahui bahwa ada seseorang yang sedang Jatuh Cinta, meskipun ini bukan pertama kalinya dalam hidup dia, namun kali ini sangat berbeda dari pengalamannya.

Bahkan, Haidar menjadikan Jayden sebagai tempat ceritanya. Itu sebabnya Jayden sangat paham dengan apa yang dirasakan oleh Haidar. Suatu hari, Haidar bercerita tentang Jovaniel yang tak menolak untuk ia genggam tangannya, Haidar begitu semangat untuk menceritakannya.

Waktu terus berputar, mahasiswa/i kampus kini berbondong-bondong untuk pergi ke kantin. Baru saja ingin mengantri mengambil makan, Haidar menahan tangan Jovaniel.

"Lo ngapain megang tangan temen gue?" Sean menepis tangan Haidar yang memegang tangan Jovaniel. Panik adalah kata yang cocok untuk menggambarkan perasaan Jovaniel saat ini.

"Iya, lo kenapa nahan dia bang?"

Sekumpulan geng senior itu menatapnya, mahasiswa baru yang berani berbicara lantang kepada sang senior yang terkenal itu memasang wajah serius. Ryann Medio, sang junior yang cukup terkenal sebab kepeduliannya pada siapapun.

Hatinya yang begitu hangat dan sikapnya yang begitu lembut, tak heran banyak mahasiswi bahkan mahasiswa pun ikut naksir padanya.

"Who are you? Lo kenapa belain dia?" Jawab Haidar

"Ryann. Gue setuju sama dia, lo ga ada angin ga ada ujan tiba-tiba nahan dia. Apalagi lo nahannya di depan umum gini, malu diliat sama yang lain."

Ryann berbicara tegas, semua kembali menatap satu sama lain. Ada benarnya Ryann berkata seperti itu, Haidar mengalah dan memahaminya.

"Kalo ga penting, gausah gini kak." Jovaniel menghela nafas kasar, menatap sinis mata Haidar.

"Kata siapa ga penting? Saya mau ngobrol sama kamu, ada yang mau saya omongin."

"Whatever lah, terus mau ngomongin apa?"

"Kamu ga baca surat dari saya?"

Jayden cekikikan, ia tak menyangka Haidar masih bermain surat untuk berkomunikasi. Bukan tanpa sebab, karena terlalu fokus berbagi cerita dengan Jovaniel secara tatap muka, Haidar sampai lupa untuk meminta nomor ponselnya.

You're Mine, JovanielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang