Kesepian

190 13 1
                                    

Jovaniel tampak lesu ketika Haidar meneleponnya hanya untuk memberitahukan mengenai tugas yang diberikan oleh sang dosen kepada Haidar.

Tugas yang mengharuskan Haidar untuk terus fokus dalam mengerjakannya itu sedikit membuat Jovaniel keberatan. Baru beberapa minggu mereka menjalin hubungan setelah berlibur bersama, sepertinya ini akan menjadi ujian bagi Jovaniel.

Dengan berat hati, Jovaniel memberikan izin kepada Haidar untuk fokus pada tugasnya. Jovaniel menghembuskan napasnya begitu panjang, ia hanya berharap jika Haidar akan tetap memikirkan tentangnya meskipun terhalang oleh waktu.

Tubuhnya ia rebahkan kembali di atas kasurnya, Jovaniel memejamkan matanya untuk berpikir kegiatan apa yang harus ia lakukan selama menunggu Haidar untuk kembali.

Entah tugas seperti apa yang Haidar dapatkan sehingga membuatnya tak bisa memiliki waktu penuh untuk bersama Jovaniel. Haidar hanya berkata jika ia akan pergi untuk mengerjakan tugas kelompok dan tak bisa seharian penuh untuk menghabiskan waktunya bersama Jovaniel.

Mungkin, Jovaniel akan mengajak kedua sahabatnya itu untuk pergi menghabiskan waktu bersama atau bahkan mengajak mereka hanya untuk sekedar membicarakan kegiatan kampus.

"Yaudah, kak Hesa semangat ya!"

1 kalimat yang Haidar dengar terdengar begitu semangat, namun tak seperti kenyataannya. Dibalik suara itu, ada wajah Jovaniel yang seperti tak siap untuk menerima keadaan seperti ini.

Mungkin saja Jovaniel harus menerima keadaan seperti ini terlebih dahulu disaat ia baru beberapa minggu berpacaran dengan Haidar, bisa saja setelah ini ia bisa menghabiskan waktu yang cukup banyak bersama Haidar kembali.

Tetapi rasanya seperti begitu sulit, sikap Haidar sedikit aneh saat kuliah kembali berjalan. Ia tak lagi menanyakan kabar Jovaniel, bahkan Haidar seperti biasa saja ketika sikapnya yang seolah menghiraukan Jovaniel saat di kampus.

Jovaniel benar-benar tak dapat berpikir jernih dengan apa yang terjadi, apakah memang kegiatan kuliah membuat Haidar sedikit kewalahan untuk membagi waktu dengan Jovaniel atau ada sesuatu yang sedikit mengubah Haidar.

Selang beberapa menit, Jovaniel kembali membangkitkan dirinya untuk pergi ke teras guna menenangkan pikirannya. Ia mendudukkan tubuhnya di atas Swing Chair rotan itu sambil perlahan menyenderkan kepalanya.

Angin malam memang sangat membantu untuk menenangkan pikirannya, Jovaniel sampai tak sadar sudah berapa menit ia memejamkan matanya. Rasa kantuknya perlahan datang, namun matanya kembali segar ketika mendengar suara notifikasi dari ponselnya.

Nama yang tertera di sana bukan seorang yang ia tunggu, melainkan nama Jarrel. Sudah jam 11 malam, mungkin saja Haidar tengah beristirahat setelah melakukan panggilan suara dengan Jovaniel. Mau tak mau Jovaniel membuka isi pesan dari sang sahabat, ia bangkit dan berjalan kembali menuju ke kamarnya yang begitu tenang.

Senyumnya melebar hingga menampilkan giginya, suasana hati Jovaniel membaik ketika ia sedang berbalas pesan dengan Jarrel. Di waktu yang bersamaan, ia juga sedang membalas pesan Sean hingga berakhir ke obrolan grup mereka.

Jovaniel berencana untuk memanfaatkan waktu luangnya dengan mengajak kedua sahabatnya itu untuk mencari udara segar guna untuk tak terlalu fokus dengan Haidar. Mereka sepakat akan pergi bersama, entah apa yang mereka akan lakukan tetapi itu akan sangat berguna untuk menghibur hati mereka satu sama lain.

8:45AM

Matahari sudah menampakkan dirinya sejak beberapa jam yang lalu, namun Jovaniel baru bisa membuka kedua matanya sekarang. Melihat cahaya yang masuk ke dalam kamarnya, Jovaniel segera membangkitkan dirinya dan segera membersihkan diri.

You're Mine, JovanielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang