Kalimat Yang Menyakitkan

143 15 0
                                    

Christopher sang sahabat kecilnya Jovaniel itu berniat untuk mengunjungi rumah Jovaniel saat pagi telah tiba, ia berpamitan dengan Jovaniel setelah beberapa menit melakukan panggilan suara. Ada rasa bahagia di dalam hatinya, ia tersenyum sambil menatap langit-langit kamarnya.

Matanya yang tak kunjung berkedip dan senyumnya yang tak kunjung pudar membuat isi kepalanya membayang-bayangi bagaimana pertemuannya dengan Jovaniel saat esok pagi.

Namun, tangannya menampar pelan wajahnya sendiri untuk membuyarkan lamunannya. Bibirnya tak lagi tersenyum hingga Christopher menggelengkan kepalanya beberapa kali guna untuk membuang pikiran yang ia pikirkan.

"Ah c'mon, Chris. Why do you think about that? i don't think that will happen later."

Dengan pikiran dan perasaan yang campur aduk, Christopher memutuskan untuk merebahkan tubuhnya dan segera menutup kedua matanya.

Bagaimanapun juga ia tak akan tahu apa yang akan terjadi saat ia bertemu dengan Jovaniel, namun ia berharap saat bertemu dengan Jovaniel nanti dirinya akan menghabiskan waktu yang cukup lama bersama Jovaniel. Apapun yang terjadi, Christopher tak akan membuat harinya menjadi buruk.

6:30AM

Suara alarm telah berbunyi begitu nyaring memasuki telinga Christopher, matanya perlahan terbuka. Dengan tubuhnya yang terasa lemas, Christopher langsung mematikan jam alarm dan membangkitkan dirinya untuk segera mandi.

Ketika ia baru saja melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam kamar mandi, ia mendengar suara notifikasi dari ponselnya. Tetapi ia memilih untuk melanjutkan rencananya, Christopher berpikir jika pesan yang ia terima mungkin tak begitu penting.

20 menit telah berlalu, kini tubuhnya terasa begitu segar sebab air yang membasahi tubuhnya ditambah dengan angin sejuk yang masuk dari Ventilasi udara. Merasa tak ada lagi yang harus ia lakukan, Christopher langsung mengambil ponselnya dan segera memerika pesan masuk.
ㅤㅤㅤ

[Jovaniel, B]

|hey, when will you pick me up?

soon|
maybe i will arrive at 9 am|

|wait, i'm going to college at 10 am, how about we meet tomorrow?

its ok, i'll take you to campus. when you're finished, i'll pick you up, how about it?|
and, we will have fun|

|fine, take your time, dude
ㅤㅤㅤ

Pesan terakhir yang Jovaniel kirim membuat Christopher cukup lega, ia tak perlu menunggu lama untuk bertemu dengannya.

Dirinya langsung bergegas untuk mengisi perutnya yang keroncongan, sehingga Christopher bisa langsung bersiap-siap untuk menjemput Jovaniel. Meskipun ia tahu akan ada sebuah halangan sebab Jovaniel yang harus pergi ke fakultas, lebih baik Christopher menunggu hingga Jovaniel telah selesai kuliah daripada ia harus menunggu esok hari yang tak begitu pasti untuk dirinya.

You're Mine, Jovaniel

Beberapa hari tak dapat menghabiskan waktu bersama sang kekasih rasanya terasa begitu sepi, harinya menjadi abu-abu sebab sudah berapa hari ini Haidar tak kunjung memeluk tubuh Jovaniel.

Paginya bahkan tak begitu berwarna seperti biasanya, kekasih mungilnya pun terlihat seperti tak begitu semangat ketika membalas pesannya.

Mungkin saja Jovaniel sedang dalam keadaan sulit seperti dirinya hingga tak sempat membalas pesannya dengan kata-kata yang panjang. Tanpa berpikir panjang, Haidar memilih untuk kembali menghampiri sang kekasih.

You're Mine, JovanielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang