12

77 3 0
                                    

Jeno tak peduli seluruh bajunya basah, yang ia pentingkan adalah hatinya, lagi, bahkan ia lupa bahwa ia tengah mengandung sekarang, katakan Jeno egois, tapi jika tak seperti ini, dia akan mengambil tindakan yang lebih parah, sempat terbesit di otaknya untuk menjatuhkan dirinya di sungai Han, namun Jeno menepis ide itu mengingat masih ada Jaemin dan keluarganya Jaemin yang menyayangi nya,

"TUHAN, KENAPA HIDUP JENO HARUS SEPERTI INI, JENO SALAH APA TUHAN" teriak Jeno dibawah guyuran air hujan yang kian makin deras turunnya, "miaw, maafin Jeno, kamu juga jadi ikut basah" tangis Jeno melihat kucing itu terbangun dan menatap Jeno, Jeno tetap menangis dan terus menangis sampai pusing dan sesak menghampiri nya secara bersamaan, Jeno mencoba bernafas perlahan namun sia-sia, Jeno masih kesulitan bernafas, mata Jeno mulai mengabur, pandangan didepan nya seolah berbayang, pusing terus menghantam nya, kepala Jeno serasa dipukuli dengan batu bata,

"Akh, s-sakit, Jeno gabisa nafas" adu Jeno pada angin yang berhembus, Jeno mencoba berdiri sambil menggendong kucing putih itu, namun saat baru berdiri, Jeno langsung jatuh tak sadarkan diri dengan darah di hidung nya dan kepala menghantam tanah dengan kucing di pelukan nya, herannya kucing pun juga tak lepas dari pelukan Jeno dan tetap di pelukan Jeno meskipun hujan terus membasahi bulu putihnya.

Hp Jeno terus berdering, panggilan dari Jaemin, yoona, dan kedua mertuanya terus bersahutan, namun Jeno tak bisa mengangkat telepon itu karena ia tak sadar kan diri, mungkin setelah ini hp Jeno akan rusak karena terus tergenang air.

#backtojaeminsamayanglainnya

"Sial, sekarang malah hujan, kenapa disaat keadaan genting gini jalanan macet sih, ah! " kesal Jaemin memukul setir mobil itu, ia terus meng klakson mobil di depan nya, "Jeno kenapa telepon ku gak kamu angkat" khawatir Jaemin, panggilan Jeno bertanda kan berdering, namun tak ada tanda Jeno mengangkat telepon dari Jaemin, begitupun dengan yang lainnya yang terus mencoba mengubungi Jeno yang hasil nya tak ada jawaban dari Jeno, Jaemin mengambil jalan pintas walaupun agak jauh namun jalan itu tak macet, Jaemin melajukan mobilnya dengan kecepatan diatas rata-rata, "na, pelanin kecepatan nya, kau sedang tidak menyetir dengan ibu saja, kita bersama orang tua Jeno" peringatan dari ibu Jaemin, Jaemin yang sadar pun menurunkan kecepatannya sedikit demi sedikit, "maaf paman, bibi, saya kelewatan" ucap Jaemin, "iya tak apa, saya tau kau khawatir" jawab ayah Mark sambil menenangkan istrinya, bagi ayah dan ibu mark, Jeno juga adalah anaknya, mereka menyayangi Jeno seperti anak mereka sendiri.

Jaemin sudah sampai di lokasi yang dituliskan oleh lokasi jeno, di taman pinggir kota Seoul, Jaemin mengambil 3 payung di bagasi dan memberikan pada ibunya dan kedua orang tua mark, Jaemin sendiri tidak ingin pakai payung, ia segera berlari arah taman untuk mencari Jeno, dari jauh, Jaemin melihat ada seseorang yang tergeletak di tanah, perasaan Jaemin tak enak dan segera menghampiri orang tersebut, dan benar saja perasaan Jaemin, orang itu adalah Jeno, Jeno pingsan dengan darah di hidungnya dan ada kucing di pelukan Jeno,

"ASTAGA JENO!" panik Jaemin makin bertambah, ia memangku kepala Jeno dan mencoba mengembalikan kesadaran Jeno, Jaemin menepuk-nepuk pipi Jeno, sangat dingin, ia memeluk tubuh Jeno mencoba memberi kehangatan agar tak sedingin ini, jika dibiarkan terus dingin bisa-bisa Jeno terkena hipotermia,

"JAEMIN, BAGAIMANA DENGAN JENO?! " tanya ibu Jaemin dari jauh sambil berlari, "bunda, Jeno pingsan, badannya dingin semua" ujar Jaemin sambil menggosok tangan Jeno agar kembali hangat, "astaga Jeno sayang, kenapa bisa gini" panik yoona, "sini biar paman angkat ke mobil, kita harus ke rumah sakit" ucap ayah Mark, ia mengangkat tubuh Jeno dan segera berlari ke arah mobil disusul dengan yang lain,

"Miaw.. "

Jaemin menoleh kebawah kearah kucing yang tertutup kemeja Jeno, "halo manis, makasih ya udah temenin Jeno tadi, sini kamu aku bawa" ujar Jaemin pada kucing putih itu dan membawanya ke mobil, ia harus cepat, ia menaruh kucing itu dibawah kaki ibunya, yoona menatap bingung arah Jaemin, namun Jaemin mengasih isyarat akan ia jelaskan nanti, Jaemin langsung duduk di kursi pengemudi nya dan langsung melesatkan mobil menuju rumah sakit terdekat, suasana di mobil itu begitu mencekam karena ibu Mark terus menangis dan terus  mencoba menghangatkan badan Jeno,

"nana.. " panggil Jeno yang sedikit sadar dan memanggil nama Jaemin, "Jeno? Jeno! Tetap jaga kesadaran mu oke? Jangan tidur lagi ya! Kita kerumah sakit sekarang" panik Jaemin saat mendengar Jeno memanggilnya, "kerumah aja.. " minta Jeno, "jangan sayang, kita kerumah sakit okey, kali ini ga ada penolakan" ucap Ibu Mark sambil terus mencoba menahan kesadaran Jeno, Jeno mencoba bernafas,"Jeno, kau bawa inhaler mu? "Tanya yoona, Jeno menggeleng, jawaban itu dilihat oleh ibu Mark, " ia menjawab tidak"ucap Ibu Mark yang kalut, "Jaemin cepat lah, bunda juga tadi tidak membawa inhaler Jeno" panik yoona, Jaemin terus melajukan mobilnya, kecepatan jaemin bisa mencapai hampir 130 km/jam membuat seluruh orang dimobil itu merapalkan doa agar bisa sampai rumah sakit dengan selamat.

Setelah hampir 10 menit Jaemin menyetir dengan kesetanan akhirnya mereka tiba di rumah sakit dengan selamat, namun Jeno kembali tak sadarkan diri dengan nafas yang sangat pelan,Mereka langsung membawa Jeno ke IGD, dan para dokter langsung mengerubuni Jeno, Jaemin, yoona dan kedua orang tua Mark disuruh menunggu di depan ruangan, mereka duduk dikursi besi di depan ruang IGD, "bunda, Jeno masuk rumah sakit lagi" tangis Jaemin pecah di pelukan ibunya, baru tadi Jeno keluar rumah sakit, dan sekarang ia sudah masuk rumah sakit, secinta itukah Jeno dengan rumah sakit,"kita do'ain yang terbaik buat Jeno ya? Cup cup jangan nangis"ucap yoona menenangkan anak semata wayangnya, Jaemin terus menangis hingga akhirnya ia tertidur di pelukan yoona dengan baju basah kuyup.

Sudah sejam penanganan Jeno, tapi dokter 1 pun tak ada yang keluar membuat seluruh orang panik kecuali jaemin yang sedang tertidur, yoona dan kedua orang tua mark terus merapalkan doa terbaik untuk Jeno, karena posisi Jeno yang juga sedang mengandung,

CKLEK

"Keluarga Lee Jeno? " panggil dokter saat keluar dari ruangan, sontak yoona dan kedua orang tua mark berdiri, Jaemin yang kaget karena bundanya berdiri pun ikut berdiri melihat situasi, saat melihat dokter keluar dari ruangan, ia langsung menghampiri dokter, "gimana keadaan Jeno dok? Dia kenapa? " tanya Jaemin, "Nana.. " panggil yoona mengisyaratkan Jaemin untuk kembali ke sampingnya,

"Baik akan langsung saya jelaskan, keadaan Lee Jeno sudah lebih stabil dari sebelum nya, hanya saja kandungan Jeno melemah karena ia kebanyakan pikiran dan ditambah dengan hipotermia berat yang dialami Jeno membuat keadaannya menurun drastis, untuk saat ini Jeno masih belum sadar dan akan sadar 1-2 jam kedepan dan ia akan dipindahkan ke ruangan rawat, jika ingin menjenguk silahkan, tapi dimohon kerja samanya untuk tidak mengganggu istirahat Jeno,saya permisi" ucap dokter itu panjang lebar, mereka semua menundukan badan tanda Terima kasih,

Brankar Jeno dibawa menuju lantai 2 untuk dipindahkan ke ruang rawat, Jaemin, yoona dan kedua orang tua mark mengikuti dari belakang dan menjaga Jeno, terutama Jaemin yang terus menjaga Jeno disamping Jeno, bahkan ia sampai tertidur di kursi penunggu di samping brankar Jeno dengan berbantalan kasur Jeno yang dimana posisi itu tidak enak dan akan bikin badan sakit saat bangun nanti, namun Jaemin tidak peduli, yang ada dipikirannya saat ini hanya Jeno.

TBCCCCC

LANJUT LAGU KE EPS SELANJUTNYA, UDAH KEPANJANGAN, TAKUT U PADA BOSEN BACANYA

END-marknoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang