12. Pemenang

13 3 0
                                    

"Apakah masalalu yang akan selalu menang? ataukah takdir akan memberi kesempatan pada orang baru? Let's see later."

-Dasshara Eliana Chelsy

๑๑๑

"Lo ngasih surat itu untuk siapa?" Tanya Regan.

"Hah?.. g-gue... ngasih surat ini, untuk..."

"Ame! Regan! mau sampe kapan lo berdua berantem terus?" Sorak Ana yang pusing melihat keadaan kelasnya yang tak pernah damai sekalipun.

"Sebentar Na, ada sesuatu yang harus diselesain gue sama cowo ini." Ucap Ame.

"Regan, gue ga ngasih surat itu buat lo ataupun Baskara." Jelas Ame.

"Wah, cewe gila. Cowo mana lagi yang jadi simpenan lo-" Ucap Regan yang tak percaya.

"Daelyn." Satu kata dari Ame membuat Regan membulatkan matanya saking tak percayanya.

"Hah?" Tanya Regan yang kaget.

"Gue ngasih surat itu buat Daelyn." Ucap Ame.

"Lo lesbi?" Tanya Regan.

"Asal lo tau, Daelyn lebih baik daripada cowo manapun!" Ucap Ame dengan percaya diri.

"Duhh, maaf deh. Ternyata gue emang cuma salah paham." Ucap Regan memohon maaf agar masalah cepat terselesaikan.

"Jadi, sekarang lo itu masih cewe gue kan?" Tanya Regan dengan senyum manis.

"Ga." Ucap Ame.

"Ame.. Ame.. lo emang keras kepala banget nih?" Ucap Regan sambil menggelengkan kepalanya.

"Gue ga mau pacaran lagi Gan." Ucap Ame.

"Terima permintaan gue buat putus dari lo." Pinta Ame agar segera berakhir hubngannya dengan lelaki itu.

"Oke kalo lo mau nya begitu." Ucap Regan.

"Lagipula cowo mana yang mau sama lo selain gue." Ucap Regan dengan sombongnya.

"Udah dikasihanin malah ga tau diri."

"Lo yang ga tau diri, dasar cowo mokondo!" Ucap Ame yang tidak terima.

"Hah.. gue? cowo mokondo?" Tanya Regan dengan ekspresi smirk.

"Gue aja ga pernah ngajak lo buat ngelakuin hal 'itu'!" Ucap Regan membela diri.

"Ya emang. Tapi tetep aja, cowo ga modal kaya lo, pasti ujung-ujungnya juga cuma kebelet ngewe." Ucap Ame kesal.

"Udah cukup ngejelek-jelekin gue nya?" Tanya Regan yang muak.

"..." Tentunya Ame hanya bisa terdiam dan tak berkata apapun sedikitpun.

"Emang pada dasar nya lo yang ga pantes dicintai lelaki manapun." Ucap Regan yang langsung pergi meninggalkan Ame untuk menghentikan pertengkaran.

Keadaan kelas mendadak sepi, tak terdengar suara sedikitpun ketika mereka telah selesai beradu argumen.

Suasana yang tadinya sangat ramai dan memanas, kini menjadi sangat damai dan tentram.

Cklek!

Bunyi pintu yang terbuka membuat seluruh mata tertuju pada sumber suara.

"Maaf anak-anak. Ibu baru kembali ke kelas karena tadi ibu dipanggil sama guru bk." Jelas bu Shafa.

"Iya bu." Sahut seluruh siswa kelas 2-1.

Keyza - On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang