PROLOG

186 11 0
                                    

Minggu, 2 Januari 2022

Malam ini angin bertiup sangat kencang, hujan turun dengan derasnya, dan suara petir yang menggelegar.

Di sebuah rumah yang terletak di dalam komplek, tampak seorang gadis berusia 17 tahun dengan paras yang cantik yang diketahui bernama Azalea Vyora Grizzellyn atau yang biasa dipanggil Aza. Sedari tadi, gadis itu sedang menyendiri di sebuah kamar tengah melihat rintik-rintik hujan berjatuhan dari atas langit.

Saat sedang melamun, pikiran gadis tersebut pun teringat masa lalu kelam yang tidak ingin ia ingat kembali.

Namun, di saat seperti ini lah yang membuat nya teringat atas kejadian tersebut.

๑๑๑

"AZAA! BANGUN ZAA! BANGUNN!!" Teriak seseorang yang bernama Gabrielia Lyora Arabelle atau Lia-selaku Ibunda dari Aza yang biasa dipanggil "Mama" oleh Aza.

"Kenapa, Mama? Apa sekarang udah pagi? Aza masih ngantuk, Ma." Sahut Aza yang belum mengetahui situasi yang dialaminya saat ini.

"Za, cepat bangun! Rumah kita kebakaran, nak!" Teriak Lia lagi untuk yang kedua kalinya.

"Hah? Kebakaran, Ma?!" Tanya Aza yang baru terbangun dari mimpi indahnya.

"Iyaa, cepett! sebelum apinya merambat kesinii" Ajak Lia yang panik sambil menarik tangan Aza.

"Lia! Aza udah bangun belum? Kalau udah cepat pergi keluar sebelum apinya makin besar" Ucap pria dari luar kamar Aza yang bernama Bryan Alvaro Gilbert-selaku Ayah dari Aza yang sedari tadi sedang berusaha memadamkan api yang entah dari mana asalnya.

"Ayo, Ayah juga harus keluar dari rumah ini sekarang juga!" Ajak Aza.

Saat hendak berlari keluar dari rumah tersebut, tiba-tiba lampu gantung kristal yang berada di ruang tengah mereka pun terjatuh sehingga menimpa tubuh Lia.

"MAMAA!!" Teriak Aza histeris saat mengetahui tubuh Ibundanya berdarah akibat kejatuhan lampu kristal tersebut.

"ZA, KAMU GAPERLU KHAWATIRIN MAMA, HIDUP KAMU MASIH PANJANG NAK, CEPAT KAMU PERGI DARI SINI!" Bentak Lia, berharap Aza menuruti permintaan terakhirnya.

"Tapi, Ma..." Lirih Aza pelan sambil menahan cairan bening yang hendak turun dari mata indahnya.

"Za, Mama harap kamu bisa menuruti permintaan terakhir Mama ini, hiduplah dengan baik nak, jangan pernah menyesal atas kejadian yang telah kamu alami, kamu berhak untuk bahagia, ini memang sudah takdir jika Mama ngga selamat. " Ucap Lia sambil tersenyum manis dihadapan Aza dengan wajah nya yang pucat.

"Ma..." Aza pun menangis sejadi-jadinya setelah mendengar ucapan dari Ibundanya yang terdengar sudah tidak mempunyai semangat untuk hidup.

"Aza" Lirih Lia pelan sambil mengisyaratkan Aza agar pergi menuju pintu keluar.

Aza pun segera bergegas keluar dari rumah tersebut dan meminta pertolongan kepada warga sekitar yang sudah berkerumun di luar kediaman mereka.

Di dalam rumah, sang Ayah pun sedari tadi tidak berhenti mencoba menyingkirkan lampu kristal yang ukurannya cukup besar tersebut dari tubuh sang istri.

Keyza - On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang