"Apakah cinta itu penting? Bukankah cinta hanyalah sesuatu hal yang dapat membuat seseorang seakan kecanduan dan membuang waktunya untuk mengejar cintanya? Tetapi, entah bagaimana caranya. Apakah perasaan yang sedang kurasakan adalah sebuah cinta?"—Kenzie Archio Verrell
๑๑๑
BRUK!!
Saking terburu-burunya Ara mengejar Aza, sampai-sampai ia tidak sadar bahwa dirinya telah menabrak seseorang yang berada di hadapannya itu.
"Ngapain lo?" Tanya Devan Aiden Satria—seseorang yang dulu pernah singgah di hati Ara. Namun, ia berusaha untuk melupakannya mati-matian karena Devan membuatnya kecewa dan tak ingin jatuh cinta kembali, sampai ia dipertemukan dengan Kenzie yang membuatnya kembali merasakan butterfly era nya itu.
"D-devan??" Ucap Ara terkejut.
"Ga usah kaget gitu kali, kaya ngeliat arwah gue aja." Ucap Devan dengan santainya.
"L-lama ga ketemu..." Ucap Ara yang canggung.
"Iyaa, gimana kabar lo?" Tanya Devan.
"Lo nanya gue?" Tanya balik Ara.
"Iyalah siapa lagi??" Ucap Devan.
"B-baik.." Jawab Ara.
"Masa?? tapi kayanya ga baik-baik aja karna lo abis dari sana." Ucap Devan yang sudah mengetahui kebiasaan Ara, yaitu pergi ke rooftop untuk menjernihkan pikirannya di saat ia sedang stress.
"Ga kok, gue cuma nyari angin aja." Ucap Ara.
"Ohh, nyari angin ya." Ucap Devan seperti seseorang yang sedang menginterogasi.
"I-iya hehe." Sahut Ara.
"Lo mau kemana?" Tanya Devan.
"Gue..." Ucap Ara yang bingung ingin bilang apa.
"Hm??" Tanya Devan bingung sambil memiringkan kepalanya untuk melihat wajah gadis yang sedang menunduk itu.
"AZA! IYA! GUE MAU KE AZA." Ucap Ara spontan.
"Aza di mana?" Tanya Devan.
"K-kantin kayanya." Ucap Ara yang ragu.
"Ohh, kebetulan gue juga mau ke kantin." Ucap Devan.
"Ohh gitu ya." Jawab Ara.
"Iya, mau bareng?" Tanya Devan berinisiatif mengajak.
"Bentar-bentar, kenapa lo jadi sok care gini sama gue? kesambet apa lo?" Tanya Ara yang keheranan.
"Ya ampun Ra, gue baik salah. Gue jahat apalagi. Mau lo tuh gue nya harus gimana?" Ucap Devan.
"Kayang." Entah hanya bercanda atau sungguhan, Ara berhasil membuat seorang Devan terdiam.
"....."
"???" Ara memasang ekspresi yang penuh tanya, apakah yang ia katakan salah? pikirnya.
"Ah, udah ayo." Ajak Devan.
"Eh, maen tarik aja bocah. Gue aja gatau Aza beneran di kantin atau ga." Ucap Ara.
"Emang selain di kantin dimana lagi tempat beli makan?" Tanya Devan.
"Mana gue tau, kan tuh anak belom pasti mau beli makan." Jelas Ara.
"Ya udah, gue temenin lo cari Aza." Ucap Devan.
"Woi? lo ngerti ga sih?" Tanya Ara yang menghentikan langkahnya.
"Ga." Jawab Devan.
"Gue canggung anjir, bisa ga sih tinggalin gue aja." Jelas Ara terang-terangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keyza - On Going
Teen FictionGadis sebatang kara, yang tak tau harus bagaimanakah ia menjalani hidupnya yang sudah tak berwarna itu sejak ibunda dan ayah tercintanya pergi meninggalkannya untuk selamanya. Azalea Vyora Grizzellyn atau sering di panggil dengan sebutan Aza, gadis...