2. Keluarga

94 8 0
                                    

"Jangan pernah menaruh perasaan pada seseorang yang menganggapmu sebagai sahabat, jika kamu tidak ingin merasakan adanya perasaan sesak yang menyakiti hati kecil mu."

-Azalea Vyora Grizzellyn

๑๑๑

Tok tok tok!

Suara ketukan pintu terdengar dan membuat seisi kelas menoleh ke arah sumber suara itu berasal.

"Permisi, Bu. Maaf mengganggu waktu belajarnya." Ucap salah satu pengurus OSIS yang berada di ambang pintu.

"Oh iya, silahkan. " Sahut Bu Shafa mempersilahkan kedua pengurus OSIS tersebut untuk memberikan informasi.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, kami perwakilan dari pengurus OSIS ingin menyampaikan kabar duka. Innalillahi wainnailaihi raji'un."

Deg!

Lagi dan lagi jantung Aza berdetak begitu cepat ketika mendengar hal yang bersangkutan dengan kematian, ia jadi terus teringat dengan sosok kedua orangtuanya yang sudah tidak lagi berada di dunia yang sama dengannya.

"Telah berpulang ke rahmatullah, Ayah dari teman kita, Revano Zerga Arshady kelas 2-2. Mari kita sama-sama mengirimkan do'a untuk beliau agar tenang di sisi Tuhan dan keluarga yang ditinggalkan juga diberikan ketabahan. Berdo'a mulai..." Ucap salah satu pengurus OSIS tersebut dan membuat seisi kelas menunduk dan mendo'akan Ayah dari Revan.

"Alangkah baiknya, marilah kita menyisihkan rezeki kita untuk memberikan uang ta'ziah seikhlasnya." Ucap pengurus OSIS dilanjutkan dengan mengitari kelas dan meminta uang ta'ziah kepada para siswa dan siswi.

"Za, lu ga nyumbang?" Panggil Kalyana Ruby Ananta atau Ana-yang merupakan salah satu dari pengurus OSIS tersebut sekaligus teman baik Aza.

"Oh, iya. Sebentar, Na." Panggilan dari Ana menyadarkan Aza dari lamunannya dan segera mengambil uang dari tas nya.

"Ini, Na." Ucap Aza dan Ara bersamaan sambil memasukkan tangannya ke kantong tersebut dan memasukkan uang mereka kedalamnya.

Ana dan Rasya Galleo Ardiaz-selaku ketua OSIS sekaligus orang yang sedang Aza kagumi pun segera kedepan kelas lagi untuk berterimakasih kepada seisi kelas.

"Terimakasih atas perhatiannya, semoga rezeki orang-orang yang telah menyumbang akan dilipatgandakan oleh Tuhan. Aamiin aamiin ya rabbal alaamiin. Sekian dari kami, wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh." Ucap Rasya yang disahuti oleh seisi kelas dilanjutkan dengan keduanya melangkahkan kaki untuk meninggalkan ruang kelas 2-1.

๑๑๑

Waktu telah menunjukkan pukul 10.00 yang menandakan waktu pelajaran Bahasa Indonesia sudah berakhir dilanjutkan dengan waktu istirahat.

"Za, ayo ke kantin. Gue udah laper banget nih sumpah." Ajak Ara yang sama sekali tidak disahuti oleh Aza.

Sedari tadi, Aza terus melamun dan pikirannya kembali dipenuhi oleh kekhawatirannya yang berlebih itu.

"Za, ayoo." Ajak Ara lagi.

"Azalea Vyora Grizzellyn, Ayo ke kantin, Allahuakbar." Teriak Ara dan berhasil menyadarkan Aza dari lamunannya.

"Eh, iya Ra. Maaf gue ngelamun mulu dari tadi." Ucap Aza.

"Akhirnya, yaudah ayo cepet. Nanti keburu keabisan makanan." Ucap Ara sambil menarik tangan Aza.

Keyza - On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang