11. Siapa?

18 2 2
                                    

"Jika memang ia yang terbaik untukmu, maka aku akan mundur meskipun sebenarnya hati ini terus menginginkanmu. Demi kebaikanmu, segalanya akan aku lakukan. Hanya untukmu."

-Baskara Emiliano Freitz

๑๑๑

"Siapa?" Tanya Keyvaro dengan wajah polosnya.

"Yang lagi kita omongin siapa?" Tanya Revan sambil menaikan nada bicaranya.

"... hehe"

"Siapa emang?" Tanya Revan.

"Khayra." Jawab Keyvaro tanpa ragu yang membuat Revan pun tak dapat mengeluarkan kata-kata dari mulutnya.

"..."

"Kenapa Van?" Tanya Keyvaro.

"Ga, gue cuma baru tau aja lo sepolos ini." Jawab Revan.

"Maksudnya?" Tanya Keyvaro.

"Nggaaa, udah-udah. Gue mau panggil bu Wyna. Bisa naik darah gue kalo masih tetep ngobrol sama lo." Ucap Revan mematikan topik pembicaraan.

"Oh, yah. Semoga bu Wyna ga masuk." Ucap Keyvaro dengan santainya.

"AAMIIN." Sahut Revan yang menyetujui perkataan Keyvaro.

๑๑๑

Setibanya Revan di ruang guru, ia langsung menghela napasnya dengan kasar. Karena apa? ya, guru yang saat ini memiliki jadwal di kelasnya yaitu bu Wyna, hadir dan terlihat dalam keadaan sehat serta tak terlihat sibuk sedikitpun. Hal tersebut menunjukkan bahwa presentasi di kelasnya nanti akan terus berlangsung tanpa adanya jam kosong akibat bu Wyna yang akan terus mengajar di kelas hari ini.

"Assalamu'alaikum bu, ada jadwal di kelas 2-2." Ucap Revan.

"Wa'alaikumussalam, iyaa sebentar ya. Eh bantuin ibu bawa proyektor ya, hari ini kita presentasi video." Jawab bu Wyna.

"Oh iya baik bu." Sahut Revan.

"Ibu ada urusan sebentar, jadi kamu sambungin dulu aja laptop ibu ke proyektor, jadi nanti pas ibu ke kelas langsung presentasi aja." Ucap bu Wyna yang membuat Revan tersenyum dengan terpaksa.

"Oke, siap bu. Nanti saya sambungin." Jawab Revan dengan senyum yang terukirkan pada wajahnya.

"Makasih ya." Ucap bu Wyna.

"Sama-sama bu." Sahut Revan

"ANJING ANJING ANJINGGGG..... GUE GAMAU PRESENTASI BANGSATTT, AH." Gumam Revan dalam batinnya.

๑๑๑

Sesampainya di kelas, Revan masih saja memasang wajahnya dengan ekspresi murung terpaksa itu.

"Varo, bantu gue pasang proyektor." Ucap Revan sedikit membentak sambil bergumam.

"Hah, gurunya masuk? ck males banget." Ucap Keyvaro yang juga ikut bergumam.

"Banyak bacot lu, cepet udah bantuin gue jir." Ucap Revan yang menaikan nada bicaranya.

"Kenapa harus gue coba?" Tanya Keyvaro yang malas.

"Banyak nanya, kerjain aja cepet." Ucap Revan.

"Aelah." Sahut Keyvaro yang menghampiri Revan dengan terpaksa.

Keyza - On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang