Sebelumnya author hanya ingin memberi tahu. Di chapter sebelumnya Xavier sudah lancar berbicara. Tidak cedel lagi. Xavier sudah diajarkan berbicara dengan benar oleh Rey, sebelum acara Ulang Tahun Kerajaan.
Yaudah cuma ngasih tau info penting tentang perubahan Xavier di chapter sebelumnya.
Selamat membaca (つ≧▽≦)つ
***
“ Maksud kakak, kita biarkan mereka menculik si kembar? ” ucap Raka tak percaya.
“ Ya. Sebelum itu kita kembali ke sana. Menurut buku yang kakak baca, pintu kegelapan berada di pegunungan Arce, di Utara, ” jelas Ryan.
“ Sebelum itu kita kirim pesan pada ayahnya Rey, ” ucap Ryan.
“ Kirim pake surat? ” ucap Revan.
Tuk!
“ Aww.. Kak! Kenapa sih mukul Revan terus, ” kesal Revan.
“ Kakak heran bagaimana Rey menerima mu? Dasar bodoh! Pake surat lah! Kita nggak boleh bawa alat elektronik di dunia vampir! ” kesal Raka pada adek bontot nya itu.
“ Nggak usah mukul juga! ” ucap Revan yang tidak terima.
Ryan? Dia sedang menikmati drama di depan. Jarang sekali ada drama di hadapan nya.
“ Terus nganter nya pake apa? ” ucap Revan.
“ Kita tulis surat. Terus panggil burung merpati! Revan Handt, ” ucap Raka.
“ Ya… mana Revan tau, ” ucap Revan yang menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
Raka hanya bisa pukul jidat, mendengar ucapan Revan.
***
Saat ini para anak-anak sedang menunggu seseorang yang dari kemarin sibuk dengan urusan yang ditinggal kan oleh Felix.
“ Kakek!! ” mereka langsung berlari menuju seorang pria paruh baya.
“ Hohoho.. kangen kakek? Hm? ” ucap pria tersebut yang ternyata Andra.
“ Kakek pergi lama! Kita tunggu kakek! ” ucap Fyan semangat.
“ Hum! Kakek pergi sangat lama! Kakek kenapa perginya lama? ”
“ Maaf, ya? Kakek sangat sibuk. Kalian udah makan? Ayo, makan bersama kakek, ” ajak Andra.
“ Ayo! Papah tunggu kakek di tempat makan! ” ucap Xavier, menarik tangan Andra.
Andra sangat bahagia dengan perhatian cucu-cucunya.
“ Dady? Udah sampai? ” Andra mengangguk.
Andra berjalan, sambil melepaskan jubahnya dan diterima langsung oleh prajurit yang berjaga.
“ Kalian? Main di taman, ya? Biarkan kakek makan dulu. Okay? ” ucap Rey lembut.
“ Oke. Ayo, kita main, ” ajak Zero.
“ Kak Zero benar. Ayo, kita main, ” ucap Fero setuju.
“ Yahhh.. padahal Xavier mau main sama kakek, ” ucap Xavier sedih.
“ Nanti kalo kakek sudah selesai makan kita ajak kakek, ” ucap Fyan memberi pengertian.
“ Mmm… oke! Ayo, kita main! ” ucap Xavier senang.
Anak-anak mengangguk lucu. Mereka pun pergi menuju taman belakang.
Rey tersenyum melihat tingkah mereka.
“ Dady mau makan apa? Biar Rey bilang ke pelayan, ” ucap Rey.
KAMU SEDANG MEMBACA
Momy!
RomanceXavier tiba-tiba saja meminta momy. Tapi, momy laki-laki! " Xaviel mau punya momy kayak Om Ryu sama Om Rizki! " " Hah! "