“ Bagaimana ini, pah? Mereka mungkin ingin membalas dendam, ” ucap Revan khawatir.
“ Ck! Dua keluarga itu masih saja mengincar Zero dan Fero. Mereka juga bekerja sama dengan wanita itu, ” geram Ryan.
“ Waktu sudah tidak seperti dulu. Kalian semua sudah memiliki keluarga. Mungkin saat kita hanya fokus untuk menyerang kembali, mereka diam-diam akan menyerang keluarga, ” jelas Roshan.
“ Terus gimana, pah? Raka nggak mau kejadian yang lalu terulang kembali, ” ucap Raka.
“ Huftt... Kita gunakan rencana Zero Black, ” ucap Ryan.
“ K-kakak serius? ” ucap Revan tak habis pikir.
“ Ya. Kita pancing mereka di Villa dekat pantai, ”
“ Kak? Lebih baik rencana ini kita laksanakan minggu depan. Xavier besok dia akan berulang tahun, ” ucap Revan.
“ Mm.. Baiklah. Tapi, kita tetap memata-matai mereka diam-diam. Aku serahkan pada Aska, ” ucap Ryan.
“ Baik, tuan, ”
***“ Papah? Ayah kapan pulang? ” ucap Xavier.
“ Ayah sebentar lagi pulang. Xavier mau apa? Hm? ” ucap Rey lembut.
“ Xavier mau bobok sama Ayah sama Papah! ” ucap Xavier senang.
“ Kalau gitu, Xavier gosok gigi dulu. Papah akan bacakan cerita seru untuk Xavier papah yang imut ini, ” ucap Rey.
Xavier mengangguk dan segera turun untuk menuju kamar mandi. Tak lama kemudian Xavier kembali dengan semangat.
“ Papah! Papah akan baca cerita apa? ” senang Xavier.
“ Papah akan baca cerita 'Bintang Kecil Yang Bersedih' ” ucap Rey sambil mengeluarkan buku.
Xavier mendengarkan dengan semangat. Rey membacanya dengan perlahan agar mudah dimengerti oleh Xavier.
“ ... Akhirnya, bintang tersebut tidak malu menampakkan dirinya lagi, ”
Rey melihat Xavier yang telah tertidur dengan jempol tangan di mulut. Rey perlahan menggeser diri dan memperbaiki posisi tidur Xavier. Setelah itu Rey melepaskan jempol dari mulutnya dan mengantikannya dengan pecifer.
“ Good night babynya, papah, ”
Rey berdiri dan segera menuju kamar mandi. Ia harus mengerjakan tugas yang diberikan dosennya hari ini.
“ Hufttt... Untung nggak banyak. Kalo nggak udah gw cekek dosennya, ” ucap Rey.
Omong-omong, Xavier tidur di kamar Revan dan juga Rey. Xavier kadang tidur sendiri di kamar. Tapi, lebih sering di kamar orang tuanya itu. Ok, back to topik.
Rey duduk dan mulai mengerjakan tugas dengan kondisi lampu utama mati dan lampu belajar menyala. Jangan lupa laptop yang bermerek mahal menyala.
“ Baby? Why haven't you slept? It's very late.. ”
Rey kaget dengan bisikan tersebut. Ia berbalik dan mendapati Revan dengan muka lelahnya.
“ Mas? Kapan pulang? ” kaget Rey.
“ Mas udah dari tadi. Baby saja yang tidak menyadarinya, ” ucap Revan.
“ Hufff... Maaf. Aku harus mengerjakan tugas agar kita bisa merayakan ulang tahun Xavier besok, ” ucap Rey tersenyum manis.
“ Jantung gw... ”
“ A-ah. Apa masih banyak tugasnya? ” ucap Revan gugup.
“ Tinggi sedikit. Mau siapin air dulu buat mas mandi, ” Rey masuk untuk menyiapkan air untuk Revan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Momy!
RomanceXavier tiba-tiba saja meminta momy. Tapi, momy laki-laki! " Xaviel mau punya momy kayak Om Ryu sama Om Rizki! " " Hah! "