Saat Zee, Kitty, Muthe, dan Jessi sedang berjalan melewati gerbang sekolah, mereka melihat Marsha, Ashel dan Kathrina yang sudah menunggu Zee di sana.
Muthe yang amarahnya masih tinggi sejak dia tahu Fiony dikeroyok oleh Taraksu, kini makin emosi lagi setelah melihat wajah mereka bertiga, Jessi langsung menahan Muthe agar tidak mulai menyerang lebih dulu.
"Kitty, kamu duluan aja sama Jessi Muthe, kayanya mereka ini punya urusan sama aku" -ucap Zee sambil menarik Muthe yang berada di depannya hingga berpindah ke hadapan Kitty
"oke Zee, cepet nyusul ya" -jawab Kitty sambil menaik Jessi dan Muthe menjauh dari Zee
"buset segampang itu kah, bocah polos satu ini bisa narik gua sama Muthe?" -gumam Jessi
...
Sebenarnya Zee sangat ingin menghajar mereka bertiga, tapi niat itu di urungkan setelah Zee tau kalau mereka membawa sangat banyak pasukan yang berada di sekitar seratus meter dari tempat mereka berdiri, terlebih lagi mereka semua dalam kondisi siap perang, dan mereka hanya tinggal menunggu perintah untuk bergerak.
"gua tau, lu yang ngelakuin hal itu" -ucap Marsha membuka obrolan
Zee tau maksud dari ucapan Marsha mengarah ke 10 kepala yang dia gantung di depan markas Taraksu langsung tersenyum tipis sebelum menjawab ucapan Marsha.
"udah gua kasih peringatan kan?" -ucap Zee
"terus kalian mau apa? sampe bawa ratusan anggota gitu? mau balas dendam sama gua?" -lanjut Zee sambil melihat ke arah lapangan yang sebenarnya tidak terlihat dari posisi mereka karena terhalang bangunan lain
"GAYA LU GA USAH SOK JAG-" -teriakan Kathrina terpotong
Saat Kathrina berteriak mengancam Zee tiba tiba muncul orang bertopeng dari belakang sambil menempelkan jari telunjuk ke kepala bagian samping Kathrina, Ashel, dan Marsha, selayaknya orang yang sedang mengancam menggunakan pistol.
Tentu saja itu membuat Ashel dan Kathrina sangat terkejut, tapi Marsha masih dengan muka yang santai mencoba menengok ke belakang untuk melihat siapa yang melakukan hal itu padanya, namun hal itu sia sia, leher Marsha tidak bisa bergerak karena ditahan oleh bawahan Zee itu.
"jaga tingkah laku lu, apa yang lu ucapin bisa jadi senjata yang membunuh lu kapan pun" -ucap orang yang di belakang Kathrina
Zee mengangkat tangannya sebagai kode untuk melepaskan mereka bertiga, ketiga orang bertopeng itu langsung melepaskan Marsha, Ashel, dan Kathrina.
Marsha langsung mengecek ke belakang dan benar saja, sudah tidak ada orang di sana, kejadian barusan membuat niat mereka yang ingin balas dendam atas kematian sepuluh anggotanya itu dibatalkan.
"setidaknya kasih tau gua alesan lu ngelakuin hal itu" -ucap Marsha
"harusnya kalian bisa mikir kenapa gua lakuin hal itu setelah gua kasih peringatan beberapa hari yang lalu" -jawab Zee yang semakin jengkel karena mereka masih tidak paham apa kesalahan mereka
"monyet monyet kalian itu ngelukain sahabat gua sampe bikin dia masuk rumah sakit" -lanjut Zee
"maksudnya? Fiony?" -tanya Marsha yang terheran heran mendengar jawaban Zee
"Freya Nashifa!" -jawab Zee
"Freya? sumpah gua ga tau apa pun kalo itu, gua ga ngasih perintah apa pun buat nyerang sahabat lu" -Marsha mencoba membela agar hubungan gengnya dengan Zee tidak semakin renggang, karena dia masih berniat untuk mengajak Zee bergabung ke Taraksu.
"kalo gitu gua mau ketemu Freya, biar gua sendiri yang minta maaf atas ketidaksengajaan ini" -ucap Marsha
"boleh aja, tapi monyet monyet yang lain suruh pulang, terutama ratusan orang yang lu kumpulin di lapangan itu" -ucap Zee
KAMU SEDANG MEMBACA
Light Amidst the Urban Darkness
ActionCerita ini menceritakan perjalanan seorang gadis mungil bernama Freya Nashifa yang mengejar mimpinya di kota yang sangat kejam. Apakah Freya mampu mewujudkan mimpinya? atau dia akan gagal dan harus mengubur mimpinya?