"Esther, bagaimana perasaanmu bisa menjadi bagian dari proyek kementerian pariwisata? Setelah konten promosinya dirilis, videomu yang mendapat banyak sambutan positif dari masyarakat. Mereka menila kau berhasil meng-higlight objek wisata di setiap kontennya dengan sangat baik."
"Sejujurnya aku cukup terkejut dengan respons baik publik tentang konten promosiku. Di saat yang bersamaan aku juga merasa sangat bangga sekaligus senang karena bisa terlibat dalam proyek istimewa ini. Semua talent bekerja keras untuk proyek kementerian pariwisata ini, semoga kerja keras kami bisa menarik minat wisatawan domestik maupun mancanegara untuk berkunjung ke pulau Timur. Kalian juga jangan lupa berkunjung ke sana, banyak surga tersembunyi yang kuyakini bisa memanjakan mata kalian."
"Wah, dari ceritamu sepertinya pulau Timur memang semenarik itu, ya. Bisa ceritakan lagi hal apa saja yang membuatmu yakin bahwa pulau Timur sangat istimewa sampai pemerintah kita begitu jor-joran mempromosikannya ke dunia untuk menarik banyak investor?"
"Pulau Timur itu bukan hanya sekadar tempat wisata biasa, selain keindahan alam yang masih sangat terjaga, masyarakat di sana pun benar-benar ramah dan menyambut baik setiap pengunjung yang datang. Selayaknya masyarakat desa, budaya gotong royong di sana masih begitu kental. Aku sampai tak menyangka bahwa di negara yang terkenal dengan individualismenya ini ternyata masih ada masyarakat yang menjaga budaya gotong royong."
"... Rasanya seperti berada di negara yang berbeda kultur. Itu salah satu daya tarik dan keunggulan yang patut kita jaga dan kita tunjukkan pada dunia. Ekonomi kreatif di sana juga bisa dikembangkan lagi, banyak warga yang menghasilkan karya seni luar biasa dan bernilai jual tinggi. Sayang, karena tidak begitu terekspose maka pertumbuhan ekonomi kreatifnya sedikit lambat. Aku juga mau meminta tolong pada teman-teman wartawan, silakan kalian eksplore semua tempat yang ada di sana. Liputan kalian akan membantu upaya peningkatan kunjungan ke objek wisata pulau Timur. Penyebaran informasi yang masif tentunya akan menjadi penyokong paling efektif dari proyek promosi tempat wisata pulau Timur ini."
Esther tampak percaya diri menjawab semua pertanyaan yang diajukan wartawan terkait promosi pariwisata pulau Timur. Ia tak perlu menghafal skrip atau daftar pertanyaan, semua jawaban itu benar-benar tercurah murni dari pemikirannya. Esther memang sekagum itu pada pulau Timur. Ia juga tidak bercanda sangat mengatakan bahwa dirinya bangga menjadi bagian dari proyek kementerian pariwisata ini. Meskipun banyak insiden tak mengenakan selama proses syutingnya, namun itu tetap menjadi kenangan indah bagi Esther.
Satu bulan berlalu sejak momen itu, Esther memang kembali disibukkan dengan pekerjaan dan karier modelnya. Dia menerima beberapa job setelah bekerja sama dengan kementerian pariwisata. Kabar tentang Axelino juga tidak terdengar lagi, komunikasi mereka seperti terputus begitu saja. Esther tahu betul sepadat apa jadwal kerja laki-laki itu. Meskipun penasaran, namun ia tidak berusaha mencari tahu.
Esther kembali bertekad untuk menjernihkan perasaannya untuk tidak terpengaruh dengan sisa perasaan Estherina yang asli. Perkataan Lucy ada benarnya, Axelino itu milik Viona. Bagaimana pun perempuan itulah pemeran utamanya. Estherina tidak punya tempat untuk menjadi pemenang di cerita ini. Dia berusaha untuk sadar diri saja supaya tidak ada sakit berkepanjangan nantinya.
"Baiklah, terima kasih untuk responsnnya, Esther. Semoga semua kegiatan dan proyek barumu lancar dan sukses," kata wartawan yang sejak tadi fokus menanyakan tentang kepariwisataan.
"Iya, terima kasih juga teman-teman wartawan karena sudah mensuport penuh proyek ini," balas Estherina ramah. Pemandangan yang dulu sangat langka didapatkan namun akhir-akhir ini, para wartasan seperti sudah terbiasa dengan sosok baru Estherina yang ramah.
"Esther, maaf, pertanyaan terakhir. Menurut info yang saya dengar, saat proses syuting promosi pulau timur sempat ada beberapa insiden tak mengenakan yang melibatkanmu dengan pak menteri Axelino. Kemudian, benarkah kalian berdua menjalin hubungan spesial setelah proyek itu berakhir?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Antagonist, Me?
General FictionKisah seorang gadis yang terlempar ke dunia lain dan harus menjalani takdir keduanya sebagai antagonis yang dibenci semua orang, termasuk Axelino Callandra.