Bab 4

447 59 19
                                    

"Bagaimana acara pembukaan dengan pak wali kota, apa semua aman?" tanya Axel yang sedang dalam panggilan bersama Jevin.

"Aman Pak, semua rencana terealisasi dan acaranya juga berlangsung lancar sejauh ini. Kegiatan inti baru selesai, sekarang akan memasuki acara ramah tamah."

"Syukurlah," kata Axel bernapas lega.

Sebelumnya ia sempat khawatir karena tidak bisa memantau langsung acara pembukaan event di Pulau Timur. Axel berhalangan hadir dikarenakan ada kegiatan mendadak yang mengharuskannya mendampingi presiden bertemu dengan para tamu penting di istana negara.

Semula, kegiatan ini tidak ada dalam agendanya karena sesuai kesepakatan awal bahwa kehadiran Axel memang tidak begitu urgent di sana. Namun, kemarin sore, Axel dihubungi bahwa presiden mengininginkannya untuk ikut hadir, jadi dia tidak bisa menolak. Barangkali pertimbangan presiden adalah ada sesuatu yang memang membutuhkan kehadiran Axel dalam forum itu.

"Jika ada apa-apa jangan sungkan hubungi aku, kebetulan aku sedang dalam perjalanan pulang dari istana negara."

"Siap, pak Axel jangan khawatir, selama ada Jevin, semuanya pasti aman terkendali."

"Kuharap begitu, aku tutup."

"Siap, hati-hati di jalan, Pak!" kata Axel lalu percakapam mereka terputus fi sana.

Beberapa detik setelah panggilan itu berakhir, Axel menerima pesan dari Jevin. Dia lantas membukanya dan tak bisa berkata-kata usai melihat isinya.

Jevin

Malam ini cegilmu menyala sekali, Xel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam ini cegilmu menyala sekali, Xel. Dari tadi diintai banyak pria yang lapar mata, loh.

Axel
Fokus saja pada tugasmu!

Jevin
Ha ha ha, kau juga fokus ya. Jangan ditatap terus fotonya. Kalau kangen cepetan susul.

Axel mendecih, ia simpan ponselnya dan lanjut menyetir dengan fokus sampai tiba di kediaman orang tuanya sekitar pukul sembilan malam. Saat tiba di parkiran, seorang gadis menyambut kedatangan Axel dengan riangnya.

"Kau di sini, Vi?"

"Iya, tadi aku mampir untuk memberikan oleh-oleh dari mama untuk tante. Aku sengaja menunggumu setelah dapat kabar dari tante kalau kau sedang dalam perjalanan pulang."

"Oh, iya, kau mau langsung pulang?" tanya Axel yang otomatis mengubah air muka Viona.

"Kau seperti tidak ingin bertemu denganku, Xel. Kenapa, aku ganggu ya? Apa kau tidak suka aku main ke sini tanpa bilang padamu?" cecar Viona kesal, tampak sekali jika dia tersinggung dengan ucapan Axel tadi.

Antagonist, Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang